“Maka Kami selamatkan Hud beserta
orang-orang yang bersamanya dengan rahmat yang besar dari Kami, dan Kami tumpas
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan mereka bukanlah orang-orang
yang beriman.” (QS. Al-A’raf [7] : 72)
Kaum Aad memang benar-benar
keterlaluan. Mereka mengingkari apa yang di dakwahkan oleh Nabi Hud ‘alaihis
salam, mereka tidak mau berhenti dari berbuat durjana, mereka hanya berbuat
sesuai dengan apa yang mereka kehendaki dengan tidak menghiraukan siapa saja. Sifat
sombong mereka sudah demikian hebatnya, sehingga tidak dapat diubah oleh
siapapun juga.
Karena begitu hebat kekafiran mereka
terhadap ajaran Nabi Hud ‘alaihis salam. Maka mulailah adzab Allah subhanahu
wa ta’ala datang kepada mereka. Allah subhanahu wa ta’ala
mengirimkan kepada mereka hawa yang panas yang membuat sumur-sumur dan
sungai-sungai menjadi kering, tanaman dan buah-buahan menjadi mati, hujan pun
berhenti turun dalam waktu yang cukup lama, lantas kemudian datang awan yang
besar. Ketika mereka melihatnya, mereka bergembira dan mengira bahwa mereka
akan diberikan curahan hujan, mereka berkata, “Inilah awan yang akan menurunkan
hujan kepada kami.”
Mereka mengira bahwa awan itu akan
datang membawa kebaikan untuk mereka, menghilangkan haus dahaga mereka, memberi
minum hewan-hewan mereka dan menyirami kebun dan tanaman-tanaman mereka.
Padahal awan itu datang membawa adzab bagi mereka. Mereka pun ditimpa angin
yang kencang yang terus menimpa mereka selama tujuh malam delapan hari tanpa
henti, yang membinasakan segala sesuatu yang ada di hadapannya sehingga mereka
semua binasa. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
فَلَمَّا رَأَوْهُ عَارِضًا
مُسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ قَالُوا هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا بَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ
بِهِ رِيحٌ فِيهَا عَذَابٌ أَلِيمٌ تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا
لا يُرَى إِلا مَسَاكِنُهُمْ كَذَلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ
“Maka
ketika mereka melihat adzab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah
mereka, berkatalah mereka, “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada
kami.” (Bukan!) bahkan itulah adzab yang kamu minta agar datang dengan segera
(yaitu) angin yang mengandung adzab yang pedih,” Yang menghancurkan segala
sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan
lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi
balasan kepada kaum yang berdosa.” (QS. Al-Ahqaf [46] : 24-25)
Dan
Allah subhanahu wa ta’ala menyelamatkan Nabi Hud ‘alaihis salam
dan orang-orang yang beriman bersamanya. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman:
فَأَنْجَيْنَاهُ وَالَّذِينَ مَعَهُ بِرَحْمَةٍ
مِنَّا وَقَطَعْنَا دَابِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَمَا كَانُوا مُؤْمِنِينَ
“Maka
Kami selamatkan Hud beserta orang-orang yang bersamanya dengan rahmat yang
besar dari Kami, dan Kami tumpas orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami,
dan mereka bukanlah orang-orang yang beriman.” (QS. Al-A’raf [7] : 72)
Nabi Hud ‘alaihis salam dan
orang-orang yang beriman tetap saja di rumah mereka, tanpa sedikit juga akan
bahaya angina rebut yang dahsyat. Setelah kejadian itu, Nabi Hud ‘alaihis
salam pun pergi bersama orang-orang yang beriman ke tempat yang lain yang
di sana mereka beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Menurut beberapa
riwayat bahwa Nabi Hud ‘alaihis salam berpindah ke Hadramaut Yaman
dimana beliau menghabiskan usia beliau disana.
0 Comment for "Awan Siksa Menggantung di Langit Kaum Aad"