“Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku
khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah dari padanya.”
(QS. Yusuf [12] : 13)
Nabi Yusuf ‘alaihis salam adalah salah satu dari 12 putra Nabi
Yaqub ‘alaihis salam dengan Rahel. Beliau hidup sekitar tahun 1745 SM
hingga 1635 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1715 SM. Beliau berdakwah
kepada bangsa Kana’an dan Hyksos di Mesir. Silsilah Nabi Yusuf ‘alaihis
salam adalah Yusuf bin Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim bin
Tarikh bin Nahur bin Sarugh bin Argu bin Faligh bin Amir bin Syalakh bin Qainan
bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh. Nabi Yaqub ‘alaihis salam sangat
menyayangi beliau melebihi rasa sayangnya kepada anak-anaknya yang lain,
sehingga saudara-saudaranya dengki kepada Nabi Yusuf ‘alaihis salam.
Pada suatu malam
ketika Nabi Yusuf ‘alaihis salam masih kecil, ia bermimpi dengan mimpi yang menakjubkan. Ia
bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan bersujud kepadanya.
Ketika ia bangun, maka ia langsung mendatangi ayahnya, Nabi Yaqub ‘alaihis salam menceritakan
mimpinya itu. Ayahnya pun langsung memahami takwilnya, dan bahwa akan terjadi
pada anaknya suatu urusan yang besar. Maka ayahnya segera mengingatkan Nabi Yusuf
‘alaihis salam agar tidak menceritakan mimpinya itu kepada saudara-saudaranya yang
nantinya setan akan merusak hubungan mereka dan berhasad kepadanya atas
pemberian Allah subhanahu wa ta’ala itu. Nabi Yusuf ‘alaihis salam pun menaati saran ayahnya.
Suatu hari, karena
kedengkian saudara-saudaranya terhadap Nabi Yusuf ‘alaihis salam yang lebih disayang oleh ayah mereka dibandingkan mereka. Mereka
pun berkumpul untuk membuat makar kepadanya agar Nabi Yusuf ‘alaihis salam dijauhkan dari ayahnya dan kasih sayang itu beralih kepada
mereka.
Salah seorang di
antara mereka mengusulkan untuk membunuh Nabi Yusuf ‘alaihis salam atau membuangnya ke tempat yang jauh agar perhatian ayahnya
hanya tertumpah kepada mereka saja, setelah itu mereka bertobat kepada Allah subhanahu
wa ta’ala, akan tetapi di antara mereka ada yang menolak usulan dibunuhnya Nabi
Yusuf ‘alaihis salam, ia adalah Yahuza, ia mengusulkan agar Nabi Yusuf ‘alaihis salam dimasukkan ke dalam
sumur yang berada jauh agar nanti ditemukan oleh kafilah yang lewat, lalu
mereka mengambil dan menjualnya. Ternyata usulan inilah yang dipandang baik dan
diterima mereka. Dengan demikian, kesimpulan kesepakatan mereka adalah
hendaknya Nabi Yusuf ‘alaihis salam diasingkan dan dijauhkan dari tengah-tengah mereka.
Mulailah mereka
berpikir bagaimana caranya agar rencana mereka itu dapat terlaksana dengan
baik. Setelah itu, mereka pun menemukan caranya. Mereka pun datang kepada ayah
mereka dan berkata:
يَا أَبَانَا مَا لَكَ لا
تَأْمَنَّا عَلَى يُوسُفَ وَإِنَّا لَهُ لَنَاصِحُونَ أَرْسِلْهُ مَعَنَا غَدًا
يَرْتَعْ وَيَلْعَبْ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami
terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingini
kebaikan baginya. Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat)
bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti
menjaganya.” (QS. Yusuf [12] : 11-12)
Maka Nabi Yaqub ‘alaihis
salam berkata:
إِنِّي لَيَحْزُنُنِي
أَنْ تَذْهَبُوا بِهِ وَأَخَافُ أَنْ يَأْكُلَهُ الذِّئْبُ وَأَنْتُمْ عَنْهُ غَافِلُونَ
“Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku
dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah dari
padanya.” (QS. Yusuf [12] : 13)
Maka mereka berkata:
لَئِنْ أَكَلَهُ
الذِّئْبُ وَنَحْنُ عُصْبَةٌ إِنَّا إِذًا لَخَاسِرُونَ
“Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan
(yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi.” (QS. Yusuf [12] : 14)
Maka pada pagi hari,
mereka keluar membawa Nabi Yusuf ‘alaihis salam ke gurun sambil menggembala kambing-kambing mereka. Setelah
mereka berada jauh dari ayah mereka, maka mulailah mereka melakukan rencana
itu, mereka berjalan hingga tiba di sumur, lalu mereka melepas baju Nabi Yusuf ‘alaihis salam dan melempar Nabi Yusuf
‘alaihis salam ke dalamnya. Ketika itu, Allah subhanahu wa ta’ala mewahyukan kepada Nabi
Yusuf ‘alaihis salam:
لَتُنَبِّئَنَّهُمْ
بِأَمْرِهِمْ هَذَا وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ
“Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan
mereka ini, sedang mereka tidak ingat lagi.” (QS. Yusuf [12] : 15)
Setelah mereka
berhasil memasukkan Nabi Yusuf ‘alaihis salam ke sumur, maka mereka berpikir kembali tentang apa yang akan
mereka katakan nanti di hadapan ayah mereka ketika ayahnya bertanya tentang Nabi
Yusuf ‘alaihis salam, hingga akhirnya mereka sepakat untuk mengatakan bahwa seekor serigala
memakannya, dan untuk menguatkan pernyataan mereka itu, mereka sembelih seekor
kambing lalu darahnya mereka lumuri ke baju Nabi Yusuf ‘alaihis salam.
Di malam hari, mereka
pulang menemui ayahnya dalam keadaan pura-pura menangis. Nabi Yaqub ‘alaihis salam pun melihat mereka
dan ternyata Nabi Yusuf ‘alaihis
salam tidak ada di tengah-tengah mereka, lalu mereka
memberitahukan secara dusta, bahwa ketika mereka pergi untuk pergi
berlomba-lomba dan mereka tinggalkan Nabi Yusuf ‘alaihis salam di dekat
barang-barangnya, lalu Yusuf dimakan serigala. Selanjutnya mereka mengeluarkan
gamisnya yang berlumuran darah untuk menguatkan pernyataan mereka.
Tetapi Nabi Yaqub ‘alaihis salam melihat gamisnya
dalam keadaan tidak robek, karena mereka lupa merobeknya, lalu Nabi Yaqub ‘alaihis salam berkata kepada
mereka: “Sungguh aneh serigala ini, mengapa ia bersikap sayang kepada Yusuf, ia
memakannya tanpa merobek pakaiannya.” Maka Nabi Yaqub ‘alaihis salam berkata
kepada mereka menerangkan kedustaan mereka:
بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ
أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا فَصَبْرٌ جَمِيلٌ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَى مَا
تَصِفُونَ
“Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan
(yang buruk) itu, maka kesabaran yang baik Itulah (kesabaranku). Dan Allah
sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.” (QS.
Yusuf [12] : 18)
Adapun Nabi Yusuf ‘alaihis salam, maka ia tetap berada dalam
sumur menunggu adanya orang yang mau menolongnya. Ketika ia dalam keadaan
demikian, tiba-tiba datang sebuah kafilah yang hendak menuju Mesir, lalu mereka
ingin menambahkan persediaan mereka, kemudian mereka mengutus salah seorang
dari mereka ke sumur untuk membawakan air. Ketika ia menurunkan timbanya, maka Nabi
Yusuf ‘alaihis salam bergantung kepadanya, lalu orang itu melihat ke isi
sumur, ternyata dilihatnya seorang anak muda yang tampan berpegangan dengannya.
Orang ini pun merasa senang dan memberitahukan kepada kawan-kawannya yang lain,
lalu mereka mengeluarkan Nabi Yusuf ‘alaihis salam dan membawanya bersama mereka
menuju Mesir untuk dijual.
Pada suatu hari, seorang pembesar Mesir bernama Qithfir bin Rawhib yang bekerja
sebagai bendaharawan Mesir bergelar Al-Aziz berkeliling di pasar untuk membeli
seorang anak buat dirinya, karena ia tidak punya anak. Kemudian kafilah itu
menawarkan Nabi Yusuf ‘alaihis salam kepadanya, lalu Al-Aziz membelinya dengan harga
beberapa dirham saja. Beberapa riwayat mengatakan hanya 40 dirham.
Kemudian Al-Aziz pulang ke istrinya dalam keadaan senang karena membeli
seorang anak. Ia juga menyuruh istrinya memuliakan anak tersebut dan berbuat
baik kepadanya, mungkin saja ia dapat bermanfaat bagi keduanya atau dijadikan
sebagai anak angkat. Demikianlah Allah subhanahu wa ta’ala memberikan
kekuasaan kepada Nabi Yusuf ‘alaihis salam di bumi sehingga ia hidup di
bawah kasih sayang Al-Aziz dan pengurusannya.
0 Comment for "Mimpi Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam"