“Kami jadikan negeri kaum Luth itu
yang di atas ke bawah (kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari
tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.” (QS. Hud [11] : 82)
Sodom adalah salah suatu kumpulan dari
lima kota besar yang disebut dengan Pentapolis yang terdiri dari Sodom, Gomorrah,
Adma, Zeboim, dan Bela yang juga disebut Zoar (Taurat, Kitab Kejadian [19] : 22).
Daerah Pentapolis secara kolektif juga disebut sebagai kota-kota Lembah Yordan
(Taurat, Kitab Kejadian [13] : 12) karena mereka semua terletak di tepi Sungai
Yordan, di daerah yang merupakan batas selatan tanah Kana’an, Syam, Palestina. (Taurat,
Kitab Kejadian [10] : 19)
Bangsa Sodom adalah bangsa yang sangat
kufur kepada nikmat Allah subhanahu wa ta’ala, Allah subhanahu wa
ta’ala telah mengutus Rasul-Nya yaitu Nabi Luth ‘alaihis salam
kepada mereka, namun mereka bukannya mengikuti Rasul-Nya akan tetapi justru
mengingkarinya bahkan mengancam akan mengusirnya.
Ditengah cobaan yang berat dalam
dakwahnya, Nabi Luth ‘alaihis salam berdoa:
رَبِّ انْصُرْنِي عَلَى الْقَوْمِ
الْمُفْسِدِينَ
“Ya
Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat
kerusakan itu.” (QS. Al-‘Ankabut [29] : 30)
Doa Nabi Luth ‘alaihis salam
dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala
mengutus tiga orang malaikat dalam bentuk manusia yang rupawan, mereka diutus
untuk menemui Nabi Luth ‘alaihis salam, akan tetapi sebelum mereka
menemui Nabi Luth ‘alaihis salam, mereka mampir terlebih dahulu menemui
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Nabi Ibrahim ‘alaihis salam mengira
bahwa mereka adalah manusia, maka Nabi Ibrahim ‘alaihis salam segera
menjamu mereka dengan menyembelih seekor anak sapi yang gemuk, tetapi mereka
tidak mau makan.
Para malaikat juga memberikan kabar
gembira kepada Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, bahwa Allah subhanahu wa
ta’ala akan mengaruniakan kepadanya anak dari istrinya, yaitu Sarah bernama
Ishaq. Para malaikat kemudian memberitahukan kepada Nabi Ibrahim ‘alaihis salam,
bahwa mereka akan berangkat menuju negeri Sodom untuk mengazab penduduknya
karena kekafiran dan kemaksiatan mereka.
Lalu Nabi Ibrahim ‘alaihis salam
memberitahukan, bahwa di sana terdapat Luth, maka para malaikat pun
menenangkannya dengan memberitahukan, bahwa Allah subhanahu wa ta’ala akan
menyelamatkan dia dan keluarganya selain istrinya yang kafir.
Para malaikat pun keluar dari rumah
Ibrahim dan pergi menuju negeri Sodom, hingga mereka sampai di rumah Luth dan
mereka datang sebagai para pemuda yang tampan. Saat Nabi Luth ‘alaihis salam
melihat mereka, maka Nabi Luth ‘alaihis salam mengkhawatirkan keadaan
mereka, dan tidak ada yang mengetahui kedatangan mereka selain istri Nabi Luth ‘alaihis
salam, hingga akhirnya istrinya keluar dari rumahnya dan memberitahukan kaumnya
tentang kedatangan tamu-tamu Nabi Luth ‘alaihis salam yang rupawan.
Maka kaumnya pun datang dengan
bergegas menuju rumah Nabi Luth ‘alaihis salam dengan maksud untuk
melakukan perbuatan keji dengan para tamunya itu. Mereka berkumpul sambil
berdesakan di dekat pintu rumahnya sambil memanggil Nabi Luth ‘alaihis salam
dengan suara keras meminta Nabi Luth ‘alaihis salam mengeluarkan
tamu-tamunya itu kepada mereka.
Masing-masing
dari mereka berharap dapat bersenang-senang dan menyalurkan syahwatnya kepada
tamu-tamunya itu, lalu Nabi Luth ‘alaihis salam menghalangi mereka masuk
ke rumahnya dan menghalangi mereka dari mengganggu para tamunya, ia berkata kepada
mereka:
إِنَّ هَؤُلاءِ ضَيْفِي فَلا
تَفْضَحُونِ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَلا تُخْزُونِ
“Sesungguhnya
mereka adalah tamuku, maka janganlah kamu membuatku malu, Dan bertakwalah
kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina.” (QS. Al-Hijr [15] : 68-69)
Nabi Luth ‘alaihis salam juga
mengingatkan mereka, bahwa Allah subhanahu wa ta’ala telah menciptakan
wanita untuk mereka agar mereka dapat menyalurkan syahwatnya, akan tetapi kaum
Luth tetap ingin masuk ke rumahnya. Ketika itu, Nabi Luth ‘alaihis salam
tidak mendapati seorang yang berakal dari kalangan mereka yang dapat
menerangkan kesalahan mereka dan akhirnya Nabi Luth ‘alaihis salam merasakan
kelemahan menghadapi mereka sambil berkata:
لَوْ أَنَّ لِي بِكُمْ قُوَّةً أَوْ
آوِي إِلَىٰ رُكْنٍ شَدِيدٍ
“Seandainya
aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada
keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).” (QS. Hud [1] : 80)
Saat itulah, para tamu Nabi Luth ‘alaihis
salam memberitahukan siapa mereka kepada Nabi Luth ‘alaihis salam
bahwa mereka bukan manusia tetapi malaikat yang datang untuk menimpakan azab
kepada kaumnya yang fasik itu.
Tidak berapa lama, kaum Luth mendobrak
pintu rumahnya dan menemui para malaikat itu, lalu salah seorang malaikat
membuat buta mata mereka dan mereka kembali dalam keadaan sempoyongan di antara
dinding-dinding rumah. Kemudian para malaikat meminta Nabi Luth ‘alaihis
salam untuk pergi bersama keluarganya pada malam hari, karena azab akan
menimpa mereka di pagi hari. Mereka juga menasihatinya agar ia dan keluarganya
tidak menoleh ke belakang saat azab itu turun, agar tidak menimpa mereka.
Di malam hari, Nabi Luth ‘alaihis
salam dan keluarganya pergi meninggalkan negeri Sodom. Setelah mereka pergi
meninggalkannya dan tiba waktu Shubuh, maka Allah subhanahu wa ta’ala mengirimkan
kepada mereka azab yang pedih yang menimpa negeri itu.
Saat itu, negeri tersebut bergoncang
dengan goncangan yang keras, seorang malaikat mencabut negeri itu dengan ujung
sayapnya dan mengangkat ke atas langit, lalu dibalikkan negeri itu; bagian atas
menjadi bawah dan bagian bawah menjadi atas, kemudian mereka dihujani dengan
batu yang panas secara bertubi-tubi. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman:
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا
عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ
مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَ وَمَا هِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Maka
ketika datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke
bawah (kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang
terbakar dengan bertubi-tubi. Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu
tidaklah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Hud [11] : 82-83)
Allah subhanahu wa ta’ala
menyelamatkan Nabi Luth ‘alaihis salam dan keluarganya selain istrinya
dengan rahmat dari Allah subhanahu wa ta’ala, karena mereka menjaga
pesan itu, bersyukur atas nikmat Allah dan beribadah kepada-Nya. Beberapa
riwayat menyatakan bahwa istri Nabi Luth ‘alaihis salam tidak ikut pergi
bersama Nabi Luth ‘alaihis salam dan ikut merasakan azab yang sangat
pedih yang ditimpakan kepada kaum Sodom. Akan tetapi riwayat yang lebih rajih
adalah bahwa istri Nabi Luth ‘alaihis salam ikut pergi bersama Nabi Luth
‘alaihis salam akan tetapi tidak mentaati pesan dari malaikat yaitu agar
tidak menoleh ke belakang saat azab itu turun, istri Nabi Luth ‘alaihis
salam yang dalam hatinya ada kekafiran akhirnya menoleh dan saat itu juga
dia terkena azab, tubuhnya tersambar azab itu dan berubah menjadi batu.
0 Comment for "Musnahnya Kaum Sodom"