Orang yang Pertama Masuk Surga

“Pada hari kiamat, aku mendatangi pintu surga, lalu aku minta agar dibukakan. Sang penjaga pintu bertanya, “Siapa kamu?” Aku jawab, “Muhammad.” Kemudian penjaga ini menyatakan, “Aku diperintahkan untuk membuka karenamu. Tidak akan aku buka pintu surga bagi siapapun sebelum kamu.” (HR. Muslim no. 197)


Beriman kepada adanya surga adalah salah satu pokok aqidah Islam. Surga adalah tempat yang disediakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala bagi hamba-Nya sebagai balasan atas segala amal keta’atan seorang hamba yang telah dilakukannya ketika di dunia. Dalam bahasa Arab, surga disebut dengan al-Jannah (الجنة) yang berarti taman atau kebun, karena di surga terdapat taman yang sangat indah dengan sungai-sungai yang mengalir di dalamnya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ ۖ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا ۚ تِلْكَ عُقْبَى الَّذِينَ اتَّقَوْا ۖ وَعُقْبَى الْكَافِرِينَ النَّارُ

“Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.”[1]

مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ ۖ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى ۖ وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ ۖ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ

“(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?”[2]

Manusia yang pertama masuk surga

Banyak sekali ayat atau hadits yang menjelaskan mengenai surga serta kenikmatan yang ada di dalamnya. Lalu siapakah orang pertama yang diberikan kehormatan untuk masuk ke dalam surga ini? Orang yang pertama kali menginjakan kakinya di surga adalah Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalil mengenai hal ini sangat banyak, diantaranya adalah hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتفْتِحُ ، فَيَقُولُ الْخَازِنُ : مَنْ أَنْتَ؟ فَأَقُولُ : مُحَمَّدٌ ، فَيَقُولُ: بِكَ أُمِرْتُ لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ

“Pada hari kiamat, aku mendatangi pintu surga, lalu aku minta agar dibukakan. Sang penjaga pintu bertanya: “Siapa kamu?” Aku jawab: “Muhammad.” Kemudian penjaga ini menyatakan: “Aku diperintahkan untuk membuka karenamu. Tidak akan aku buka pintu surga bagi siapapun sebelum kamu.”[3]

Juga dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَنَا أَكْثَرُ الْأَنْبِيَاءِ تَبَعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ يَقْرَعُ بَابَ الْجَنَّةِ

“Saya adalah nabi yang paling banyak pengikutnya pada hari kiamat. Dan saya adalah manusia yang pertama kali mengetuk pintu surga.”[4]

Dan juga dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا فَخْرَ

“Saya orang yang pertama masuk surga di hari kiamat. Dan bukan untuk sombong.”[5]

Manusia yang pertama masuk surga dari kalangan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam

Dari kalangan umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang pertama kali masuk surga adalah Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, sebagaimana riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu:

أَمَا إِنَّكَ يَا أَبَا بَكْرٍ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِى

“Engkau wahai Abu Bakar, adalah orang yang pertama masuk surga di antara umatku.”[6]

Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu sangat pantas mndapatkan keistimewaan ini, karena beliau adalah laki-laki dewasa pertama yang mengimani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau pula yang selalu membenarkan setiap perkataan dan perbuatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau pula orang yang paling gigih dalam perjuangan dakwah dan senantiasa menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sejak di Makkah hingga wafatnya beliau, bahkan beliaulah yang menginfakan seluruh hartanya untuk dakwah Islam, beliau adalah mertua Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau adalah laki-laki yang paling dicintai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliaulah yang menjadi imam shalat berjama’ah ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sakit dan beliaulah yang menjadi khalifah dan menggantikan tampuk kepemimpinan umat Islam setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat.

Wanita yang pertama masuk surga

Banyak beredar di masyarakat mengenai kisah Muthi’ah yang diklaim sebagai wanita pertama yang masuk surga, namun hal tersebut tidaklah benar karena tidak terdapat riwayat yang shahih mengenai hal tersebut. Namun terdapat sebuah hadits yang menjelaskan mengenai para wanita pemuka ahli surga, yaitu sebuah riwayat dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

سَيِّدَاتُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَرْبَعٌ مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ وَفَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ وَآسِيَةُ

“Pemuka wanita ahli surga ada empat, yaitu Maryam binti ‘Imran, Fathimah binti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Khadijah binti Khuwailid, dan Asiyah (istri Fir’aun).”[7]

Jika seandainya Muthi’ah adalah wanita pertama yang masuk surga, maka pasti nama dia masuk kedalam nama-nama pemuka wanita ahli surga, namun ternyata tidak. Maka hal ini menunjukan bahwa Muthi’ah bukanlah wanita pertama yang masuk surga dan riwayat mengenainya adalah lemah. Selain itu tidak ada satupun riwayat yang shahih menjelaskan mengenai siapa wanita pertama yang masuk surga.

Demikian penjelasan ringkas mengenai orang yang pertama masuk surga, dia adalah Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dari umatnya yang pertama masuk surga adalah Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ


[1] QS. ar-Ra’d [13] : 35
[2] QS. Muhammad [47] : 15
[3] HR. Muslim no. 197
[4] HR. Muslim no. 196
[5] HR. Ahmad no. 12408
[6] HR. Abu Dawud no. 4652
[7] HR. al-Hakim no. 4919


Referensi

  • al-Qur’an al-Kariim
  • al-Imam Abu ‘Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal. al-Musnad. 1416 H. Dar al-Hadits Kairo.
  • al-Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin ‘Abdillah al-Hakim an-Naisaburi. al-Mustadrak ‘alaa ash-Shahihain. 1417 H. Dar al-Haramain Kairo.
  • al-Imam Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi. Shahih Muslim. 1419 H. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • al-Imam Abu Dawud Sulaiman bin al-Asyats as-Sijistani. Sunan Abu Dawud. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top