Islam itu Agama yang Mudah

Islam itu Agama yang Mudah

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الدِّيْنَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّيْنَ إِلاَّ غَلَبَهُ، فَسَدِّدُوْا وَقَارِبُوْا، وَأَبْشِرُوْا، وَاسْتَعِيْنُوْا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ

“Sesungguhnya agama (Islam) itu mudah. Tidaklah seseorang mempersulit (berlebih-lebihan) dalam agamanya kecuali akan terkalahkan (tidak dapat melaksanakannya dengan sempurna). Oleh karena itu, berlaku luruslah, sederhana (tidak melampaui batas), dan bergembiralah (karena memperoleh pahala) serta memohon pertolongan (kepada Allah) dengan ibadah pada waktu pagi, petang dan sebagian malam.” (HR. al-Bukhari)

Orang yang menganggap Islam itu berat, keras, dan sulit, kemungkinan mereka itu:
1. Belum mendalami Islam dengan baik, maka baginya wajib belajar ilmu agama dengan benar sesuai dengan al-Quran dan as-Sunnah dan pemahaman para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
2. Lebih mengikuti hawa nafsu, karena orang yang mengikuti hawa nafsu itu hanya akan menganggap mudah apa-apa yang sesuai dengan hawa nafsunya.
3. Banyak berbuat dosa dan maksiat, sebab dosa dan maksiat menghalangi seseorang untuk berbuat kebajikan dan selalu merasa berat untuk melakukannya.
4. Mengikuti agama dan tradisi nenek moyang, serta kebiasaan hanya ikut-ikuitan apa kata kebanyakan orang. Jika ia mengikuti al-Quran dan as-Sunnah, niscaya ia akan mendapat hidayah dan Allah ‘azza wa jalla akan memudahkan ia dalam menjalankan agamanya.

Semoga kita bukan termasuk yang demikian, dan semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua, sehingga kita bisa mudah dalam menjalankan agama ini. Aamiin.

Oleh: Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafizhahullahu
Khutbah Iblis yang Sangat Menyentuh Hati

Khutbah Iblis yang Sangat Menyentuh Hati

“Tatkala hari kiamat Iblis berdiri di atas sebuah mimbar dari api lalu berkhutbah seraya berkata, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya…” (Tafsir At-Thabari 16/563)

Iblis berkhutbah…??? benar…ia berkhutbah…bahkan khutbah yang paling menyentuh hati…tidak ada khutbah yang menyentuh hati sebagaimana khutbah Iblis ini.

Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata :

إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ ، قَامَ إِبْلِيْسُ خَطِيْبًا عَلَى مِنْبَرٍ مِنْ نَارٍ ، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ

“Tatkala hari kiamat Iblis berdiri di atas sebuah mimbar dari api lalu berkhutbah seraya berkata, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya…” (Tafsir At-Thabari 16/563)

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata :

يُخْبِرُ تَعَالَى عَمَّا خَطَبَ بِهِ إِبْلِيْسُ أَتْبَاعَهُ، بَعْدَمَا قَضَى اللهُ بَيْنَ عِبَادَهُ، فَأدخل المؤمنين الجنات، وأسكن الكافرين الدركات، فقام فيهم إبليس -لعنه الله -حينئذ خطيبا ليزيدهم حزنا إلى حزنهم (4) وغَبنا إلى غبْنهم، وحسرة إلى حسرتهم

“Allah mengabarkan tentang khutbah yang disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya, yaitu setelah Allah memutuskan/menghisab para hambaNya, lalu Allah memasukan kaum mukminin ke surga, dan Allah menempatkan orang-orang kafir ke dalam neraka jahannam. Maka Iblispun tatkala itu berdiri dan berkhutbah kepada para pengikutnya agar semakin menambah kesedihan di atas kesedihan mereka, kerugian di atas kerugian, serta penyesalan di atas penyesalan.” (Tafsir Al-Qur'an Al-‘Azhiim 4/489)

Khutbah tersebut disampaikan oleh Iblis kepada para pengikutnya pada saat yang sangat menegangkan…tatkala mereka pertama kali dimasukkan ke dalam neraka jahannam…tatkala mereka telah melihat api yang menyala-nyala yang siap membakar mereka…!!!

Khutbah tersebut…Benar-benar masuk ke dalam hati para pengikut Iblis…,Khutbah yang mengalirkan air mata mereka…khutbah yang benar-benar telah menyadarkan mereka akan kesalahan-kesalahan mereka…

Khutbah yang menyadarkan mereka bahwasanya selama ini mereka hanya terpedaya oleh sang pemimpin…sang khotib…Iblis la’natullah ‘alaihi.

Allah menyebutkan khutbah Iblis yang sangat menyentuh tersebut:

وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الأمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِي عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِي مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (٢٢)وَأُدْخِلَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ (٢٣)

“Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepada kalian tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan (sekedar) aku menyeru kalian lalu kalian mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kalian mencerca aku akan tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian yang mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih. Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka.” (QS Ibrahim [14] : 22-23)

Demikianlah khutbah Iblis tersebut….setelah ia menggoda manusia…setelah menipu mereka…setelah menjerumuskan mereka dalam neraka…setelah tercapai cita-citanya…lalu…Iapun berlepas diri dari para pengikutnya.

Ia sama sekali tidak mau bertanggung jawab atas godaan-godaannya…

Bahkan ia sama sekali tidak mau disalahkan dan dicela…akan tetapi ia menyuruh mereka (para pengikutnya) untuk mencela diri mereka sendiri…

Bahkan ia mengaku sejak dulu kufur/ingkar terhadap kesyirikan yang dilakukan oleh pengikutnya…

Yang lebih menjadikan para pengikutnya tersentuh, Iblis menutup khutbahnya dengan menyatakan bahwa “Sesungguhnya orang-orang zalim mendapatkan siksaan yang pedih”…lalu Iblis menyebutkan tentang kenikmatan penduduk surga, yaitu orang-orang yang tidak mau menjadi pengikut Iblis…!!!

Sungguh kehinaan dan kesedihan yang tidak bisa terbayangkan dalam hati para penghuni neraka tatkala mendengar khutbah dari sang pemimpin…

Semoga Allah menjaga kita dari rayuan Iblis…jangan sampai kita termasuk dari orang-orang yang tersentuh karena khutbah Iblis ini….orang-orang yang tatkala di dunia tidak tersentuh oleh nasehat-nasehat, tidak tergerak hati mereka tatkala mendengar pengajian-pengajian dan khutbah-khutbah…hati mereka hanyalah tergerak dan tersentuh tatkala mendengar khutbah Iblis….wal ‘iyyaadzu billah. 

Oleh: Ustadz Firanda Andirja hafizhahullah
Rontok Satu Persatu

Rontok Satu Persatu

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” (QS. al-Furqan [25] : 43)

Di antara dampak maksiat yang disegerakan terhadap seorang Muslim adalah ia akan merasa berat untuk melakukan ketaatan yang biasanya ringan dia lakukan.

Jika ia lawan perasaan berat Itu, ia tambah dengan amal kebaikan-kebaikan lainnya, maka hilanglah rasa berat dalam menjalankan ketaatan yang biasa ia lakukan. 

Jika ia tidak melawan perasaan berat tersebut, maka ketaatan yang biasa ia lakukan akan ia tinggalkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya ia tidak melakukannya sama sekali.

Mulai dari rontoknya ibadah-ibadah sunnah yang rutin ia lakukan, satu persatu, sehingga tidak adalagi Ibadah sunnah yang ia kerjakan.

Ataupun mulai terbiasa untuk melakukan hal-hal yang makruh.

Kemudian, melemahnya ketaatan wajib yang ia lakukan.  Meskipun ia tetap melakukan Ibadah wajib, namun ia mulai meninggalkan keutamaan-keutamaan atau bahkan mulai menyepelekan, lebih mementingkan dunia daripada Ibadah wajib tersebut. 

Disusul pula dengan semakin enteng ia melakukan kemaksiatan-kemaksiatan lainnya. Yang dulunya ia begitu bersemangat di atas Sunnah, ia pun menjadi kendor. 

Jika ia seorang ahli ilmu, maka ia mulai memilih-milih pendapat yang marjuh, tidak lain & tidak bukan hal tersebut dikarenakan ia terkalahkan oleh hawa nafsunya.

Yang lebih mengerikan lagi, ia tidak merasa bahwa dirinya sudah jauh dari Sunnah, Ia menganggap dirinya masih di atas Sunnah.

Ia beranggapan yang penting masih di atas tauhid, padahal ia sudah menyimpang dari tauhid.

Ia lupa kalau Allah pernah berfirman:

أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” (QS. al-Furqan [25] : 43)

Oleh: al-Ustadz Boris Tanesia hafizhahullah

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top