Pemberontakan PKI Madiun 1948: Pembantaian Ulama dan Santri

“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (al-Qur'an) bagi mereka, tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.” (QS. al-Mu’minun [23] : 71)


Menjelang 30 September, muncul gerakan ‘nonton bareng’ film peristiwa pemberontakan G30S/PKI. Bahkan yang menjadi salah satu pioneernya adalah para petinggi TNI seperti panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo حَفِظَهُ اللهُ. Mereka memiliki alasan yang sangat baik, karena dengan pemutaran film ini kembali di layar kaca maka akan kembali mengingatkan masyarakat Indonesia mengenai bahaya pemahaman komunis yang anti agama dan anti Tuhan. Film yang biasa diputar setiap tanggal 30 September ini memang sudah lama tidak ditayangkan kembali sejak lengsernya Presiden Soeharto رَحِمَهُ اللهُ dari tampuk kepemimpinan NKRI. Selain itu, muculnya gerakan ‘nonton bareng’ film peristiwa G30S/PKI ini sebagai wujud perlawanan dari masyarakat kepada antek-antek PKI yang sekarang sudah mulai berani muncul ke permukaan demi membangkitkan faham yang sudah dilarang oleh pemerintah dan diharamkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Faham yang dibawa PKI (Komunisme) merupakan faham yang sangat berbahaya. Sepanjang sejarah, faham ini menjadi salah satu sumber kerusakan terbesar di muka bumi pada era modern ini termasuk di bumi Nusantara. Di Indonesia saja, PKI sudah berkali-kali melakukan pemberontakan seperti kejadian Madiun tahun 1948 dengan melakukan pembantaian kepada para ulama dan santri kala itu atau kejadian 30 September 1965 di Lubang Buaya dimana mereka melakukan pembunuhan kepada para Jenderal.

            Berikut ini penulis sajikan mengenai bagaimana kekejaman PKI yang mereka lakukan kepada para Ulama dan Santri pada kejadian Madiun 1948 yang penulis kutip dari situs jejakislam.net, tulisan dibawah merupakan tulisan dari Andy Ryansyah – Pegiat Jejak Islam untuk Bangsa (JIB).

Seorang antropolog Amerika, Robert Jay, yang mulai tahun 1953, turun ke Jawa Tengah menggambarkan kekejaman PKI. “Mereka menggunakan kekuatan mereka untuk melenyapkan bukan saja para pejabat pemerintah pusat, tapi juga penduduk biasa yang merasa dendam. Mereka itu terutama ulama-ulama tradisionalis, santri dan lain-lain yang dikenal karena kesalihan mereka kepada Islam. Mereka ini ditembak, dibakar sampai mati, atau dicincang-cincang, kadang-kadang ketiga-tiganya sekaligus. Masjid dan madrasah dibakar, rumah-rumah pemeluknya dirampok dan dirusak.”

Seorang narasumbernya bercerita kepada Robert Jay: “Soalnya begini Mas. Kami mulai mendengar kabar itu dari Madiun. Ulama-ulama dan santri-santri mereka dikunci di dalam madrasah, lalu madrasah-madrasah itu dibakar. Mereka itu tidak berbuat apa-apa, orang-orang tua yang sudah ubanan, orang-orang dan anak-anak laki-laki yang baik. Hanya karena mereka itu muslim saja. Orang dibawa ke alun-alun kota, di depan masjid, kemudian kepala mereka dipancung. Parit-parit di sepanjang jalan itu digenangi darah setinggi tiga sentimeter, Mas.”

Di Madiun, Sin Po menulis laporan dari saksi mata. Sesudah perebutan kekuasaan menyusul tindakan pembersihan: “Semoea pemimpin Masjoemi dan PNI ditangkep atawa diboenoeh dengan tida dipreksa poela. Kekedjaman di Kota Madiun djadi memoentjak, koetika barisan ‘warok’ ponorogo masoek kota dengen bersendjata revolver dan klewang. Di mana ada terdapat orang-orang Masjoemi, PNI atawa jang ditjoerigakan, zonder banjak tjingtjong lagi lantas ditembak. Belon poeas dengan ini tjara, korban itoe laloe disamperi dan klwangnja dikasi bekerdja oentoek pisahken kepalanja sang korban dari toeboehnja. Kedjadian atawa pemboenoehan stjara ini dilakoekan di berbagai bagian dari kota dan sakiternja, hingga dalam tempo beberapa hari sadja darah manoesia telah membandjiri kota Madioen. Soenggoe keadahan sangat mengerihkan teroetama djika orang melihat dengen mata sendiri, orang-orang jang diboenoeh pating gletak di sepandjang djalan sampe bebrapa hari tida ada jang mengangkat.”

Sin Po 1 Oktober 1948, memberitakan: “pembrontakan communist itoe ditoedjoekan kerna kaoem FDR-PKI merasa tida soeka pada Masjoemi dan banjak sekali orang-orang jang Masjoemi di daerah jang didoedoekin oleh communist telah diboenoe dengen kekedjaman.”

Seorang narasumbernya cerita kepada Robert Jay: “Soalnya begini Mas. Kami mulai mendengar kabar itu dari Madiun. Ulama-ulama dan santri-santri mereka dikunci di dalam madrasah, lalu madrasah-madrasah itu dibakar. Mereka itu tidak berbuat apa-apa, orang-orang tua yang sudah ubanan, orang-orang dan anak-anak laki-laki yang baik. Hanya karena mereka itu muslim saja. Orang dibawa ke alun-alun kota, di depan masjid, kemudian kepala mereka dipancung. Parit-parit di sepanjang jalan itu digenangi darah setinggi tiga sentimeter, Mas.”

Di Madiun, Sin Po menulis laporan dari saksi mata. Sesudah perebutan kekuasaan menyusul tindakan pembersihan: “Semoea pemimpin Masjoemi dan PNI ditangkep atawa diboenoeh dengan tida dipreksa poela. Kekedjaman di Kota Madiun djadi memoentjak, koetika barisan ‘warok’ ponorogo masoek kota dengen bersendjata revolver dan klewang. Di mana ada terdapat orang-orang Masjoemi, PNI atawa jang ditjoerigakan, zonder banjak tjingtjong lagi lantas ditembak. Belon poeas dengan ini tjara, korban itoe laloe disamperi dan klwangnja dikasi bekerdja oentoek pisahken kepalanja sang korban dari toeboehnja. Kedjadian atawa pemboenoehan stjara ini dilakoekan di berbagai bagian dari kota dan sakiternja, hingga dalam tempo beberapa hari sadja darah manoesia telah membandjiri kota Madioen. Soenggoe keadahan sangat mengerihkan teroetama djika orang melihat dengen mata sendiri, orang-orang jang diboenoeh pating gletak di sepandjang djalan sampe bebrapa hari tida ada jang mengangkat.”

Sin Po 1 Oktober 1948, memberitakan: “pembrontakan communist itoe ditoedjoekan kerna kaoem FDR-PKI merasa tida soeka pada Masjoemi dan banjak sekali orang-orang jang Masjoemi di daerah jang didoedoekin oleh communist telah diboenoe dengen kekedjaman.”

Serangan ke Pesantren Sabilul Muttaqien

Belakangan tim koran Jawa Pos yang terdiri atas Maksum, Sunyoto, dan Zainuddin, mewawancarai saksi-saksi hidup, baik tokoh-tokoh yang turut dalam operasi penumpasan, maupun para korban yang luput dari aksi pembantaian oleh kaum komunis. Hasil wawancaranya mengungkap PKI memakan korban, khususnya kiai. Salah satu yang menjadi sasaran adalah Pesantren Sabilul Muttaqien atau yang lebih dikenal dengan Pesantren Takeran.

Bersamaan dengan kudeta terhadap pemerintah, pendukung PKI mengincar tokoh-tokoh dari Pesantren Takeran yang dianggap sebagai musuh utama mereka. Sebab, Pesantren Takeran pimpinan Kiai Imam Mursjid Muttaqien yang masih berusia 28 tahun itu adalah pesantren yang paling berwibawa di kawasan Magetan..

Pada tanggal 17 September 1948, tepatnya hari Jumat Pon, Kiai Hamzah dan Kiai Nurun yang berasal dari Tulungagung dan Tegal Rejo berpamitan kepada Kiai Imam Mursjid. Kepergian Kiai Hamzah dan Kiai Nurun ke Burikan itu ternyata untuk yang terakhir kalinya. Sebab pada hari Sabtu Wage, 18 September 1948, Pesantren Burikan diserbu oleh PKI, dan tokoh-tokoh pesantren serta para santri, termasuk Kiai Hamzah dan Kiai Nurun yang masih ada di pesantren tersebut, diseret ke Desa Batokan yang letaknya hanya 500 meter dari Pesantren Burikan. Kiai Hamzah dan Kiai Nurun termasuk diantara para korban yang dibantai oleh PKI di lubang pembantaian Batokan.

Seusai shalat Jumat tanggal 17 September 1948, Kiai Imam Mursjid didatangi oleh tokoh-tokoh PKI. Muhammad Kamil kenal dengan beberapa orang di antara tokoh PK yang datang itu, seperti Suhud dan Ilyas alias Sipit. “Sipit sebenarnya santri Mas Imam Mursjid. Tapi entah mengapa dia bisa menjadi PKI,” ujar Kamil,salah seorang saksi mata.

Sipit sendiri, menurut Kamil, ketika itu dikenal sebagai kepala Takeran yang kemana-mana selalu membawa senapan. Tetapi sejak jauh hari, Kiai Imam Mursjid sudah mulai meragukan kesetiaan Sipit. Hal itu terungkap dari pernyataan Kiai Imam Mursjid kepada Kamil tentang iktikad baik Sipit. “Waktu itu saya sudah mengatakan bahwa Sipit tak bisa dipercaya lagi, sebab Sipit sudah tak sembahyang lagi,” ujar Kamil mengingat-ingat.

Waktu didatangi oleh tokoh-tokoh PKI, Kiai Imam Mursjid diajak keluar dari mushalla kecil di sisi rumah Kamil. Menurut Kamil, Kiai Imam Mursjid akan diajak bermusyawarah mengenai Republik Soviet Indonesia dengan PKI-nya. Keberangkatan Kiai Imam Mursjid bersama orang-orang PKI itu tentu saja merisaukan warga pesantren, sebab warga pesantren tak menduga bahwa Kiai Imam Mursjid akan menurut begitu saja diajak berunding oleh PKI.

Kiai Zakaria, salah seorang saksi yang diwawancarai Tim Jurnalis Islam Bersatu (JITU), yang saat kejadian masih jadi santri (13 tahun) di pesantren Sabilil Muttaqin, bercerita: “Salah satu pendiri pesantren Sabilil Muttaqin, Kiai imam mursyid didatangi oleh Suhud. Suhud adalah seorang camat PKI. Mobilnya hitam. Di sisinya, berdiri dua orang yang satu membawa standgun dan satu lagi membawa karaben. Di hadapan santri-santri, Suhud membaca, ‘innallaha laa yughoyyiruma bi koumin hatta laa yughoyyiruma bin anfusihim’. Jadi dia itu mau melakukan perubahan di Indonesia. Lalu Kiai Imam Mursyid diculik olehnya. Kata Suhud, pak Kiai mau diajak berunding. Pak Kiai dibawa ke sana (sambil menunjuk arah Gorang Gareng). Tapi sampai sekarang tidak ada datanya dimana beliau disedani (dibunuh).”

Waktu itu para santri di Takeran berkumpul dengan perasaan was-was terhadap rencana kepergian kiai mereka bersama PKI. Setelah Suhud menenangkan suasana dngan dalilnya, di depan pendapa pesantren Kiai Imam Mursjid dinaikkan ke mobil. Tetapi sebelum mobil berangkat, Imam Faham, saudara sepupu Kiai Imam Mursjid sekaligus santri yang setia, meminta kepada PKI agar diperkenankan ikut naik mobil mendampingi pemimpinnya. Permohonan Imam Faham itu dikabulkan oleh PKI dan mereka pun meluncur keluar kawasan pesantren.

Iskan, salah seorang saksi mata, juga menyatakan bahwa Pesantren Takeran sudah dikepung oleh ratusan orang PKI. “Setelah Mas Imam Mursjid dibawa dengan mobil, saya melihat orang-orang PKI sudah berdiri melingkari pesantren. Mereka rata-rata berpakaian hitam dengan memakai ikat kepala merah dan bersenjata,” ujar Iskan sambil menitikkan air mata mengenang gurunya yang sangat dipatuhi itu.

Menurut Iskan, sebelum itu pihak PKI memang sudah mengancam, jika Kiai Imam Mursjid tak mau menyerah dan mendukung mereka, maka pesantren akan dibumihanguskan. Mungkin, menurut Iskan, apabila Jumat itu Kiai Imam Mursjid tak berhasil dibawa PKI, bisa dipastikan pesantren akan dibakar dan dengan demikian korban akan sangat besar. Iskan menduga, Kiai Imam Mursjid mau ikut PKI untuk menghindari terjadinya korban yang lebih besar di antara para pengikutnya.

Pada hari Minggu Kliwon, 19 September 1948, kurir PKI yang lain datang lagi menyampaikan pesan bahwa Kiai Imam Mursjid belum bisa pulang. Malah mereka mengatakan perundingan tersebut membutuhkan kehadiran Kiai Muhammad Noer, sepupu Kiai Imam Mursjid yang selama itu ikut memimpin Pesantren Takeran. “Waktu itu mereka mengatakan bahwa Mas Imam Nursjid baru bisa pulang kalau Kiai Muhammad Noer datang menjemput,” kata Kamil.

Kiai Muhammad Noer, begitu mendengar pesan dari kurir tersebut, diam-diam mendatangi markas PKI di Gorang Gareng, 6 kilometer di sebelah barat Takeran. Tapi di tengah jalan, ia ditangkap PKI dan sempat ditawan di sebuah tempat di Takeran. Kurir PKI berulang kali datang lagi ke pesantren setelah Kiai Muhammad Noer dibawa ke Gorang Gareng. Dia mengatakan bahwa Kiai Imam Mursjid dan Kiai Muhammad Noer baru bisa kembali setelah Ustadz Muhammad Tarmudji, adik Kiai Imam Mursjid yang juga sebagai tokoh pemuda, datang menjemput ke Gorang Gareng.

PKI mengatakan bahwa Kiai Imam Mursjid dan Kiai Muhammad Noer baru bisa kembali setelah Ustadz Muhammad Tarmudji, adik Kiai Imam Mursjid yang juga sebagai tokoh pemuda, datang menjemput ke Gorang Gareng.

Mendapat informasi seperti itu, Tarmudji secepatnya menyelamatkan diri. Apalagi dia juga diberi tahu bahwa dialah yang mendapat giliran dicari PKI. Meskipun tak menemukan Tarmudji, PKI terus menangkapi tokoh-tokoh pesantren seperti Ustadz Ahmad Baidawy, Muhammad Maidjo, Rofi’i, Tjiptomartono, Kadimin, Reksosiswojo, Husein, Hartono, dan Hadi Addaba’. Yang terakhir ini adalah guru pesantren yang didatangkan dari Al-Azhar, Kairo (Mesir). Saat itu, Pesantren Takeran memang sangat terkenal dan muridnya datang dari berbagai daerah termasuk dari luar Jawa.

Mereka itu akhirnya memang tak pernah kembali. Bahkan sebagian besar ditemukan sudah menjadi mayat di lubang-lubang pembantaian PKI yang tersebar di berbagai tempat di Magetan. Bahkan hingga tahun 1990, mayat Kiai Imam Mursjid tak kunjung ditemukan. Dari daftar korban yang dibuat PKI sendiri -daftar ini ditemukan oleh pasukan Siliwangi-, nama Kiai Imam Mursjid tak ada.

Pembantaian di sumur tua Cigrok

Di Desa Cigrok, sebelah selatan Takeran, terdapat sumur tua yang digunakan PKI sebagai tempat pembuangan korban-korbannya. Sumur tua Cigrok ini terletak di belakang rumah To Teruno, seorang warga yang sebenarnya bukan orang PKI. Justru dialah yang melaporkan kegiatan PKI di sumurnya itu kepada Kepala Desanya. Di dekat rumah To Teruno, tinggal pula Muslim, seorang santri yang menjadi saksi kebiadaban PKI dalam melakukan pembantaian di sumur tua itu tahun 1948.

Muslim menceritakan pada malam terjadinya penjagalan itu, semua orang tak berani keluar rumah. Malam itu, dia mendengar suara bentakan Surat, pimpinan PKI yang berasal dari Desa Petungredjo. Dia juga mendengar suara orang menjerit histeris karena dianiaya. Muslim, yang diam-diam mengintip melalui lubang dari rumahnya, melihat gerak-gerik orang-orang PKI itu dalam keremangan malam. Muslim dapat mengenali salah satu korban yang mengumandangkan adzan dari dalam sumur. Suara itu, menurutnya adalah suara K.H. Imam Sofwan dari Pesantren Kebonsari.

Achmad Idris, tokoh Masyumi di Desa Cigrok yang ketika itu sudah ditawan PKI, menyaksikan penjagalan biadab PKI dari kejauhan. Meskipun sayup-sayup, dia sangat mengenal suara adzan K.H. Imam Sofwan yang mengumandang dari dalam sumur itu, sebab Idris sering mendengarkan pengajian-pengajian K.H. Imam Sofwan.

Menurut Idris, pembantaian oleh PKI di sumur Cigrok itu tak dilakukan dengan senapan atau Klewang, akan tetapi dengan pentungan. Idris mengungkapkan para tawanan dengan tangan terikat dihadapkan ke arah timur sumur satu demi satu. Kemudian, seorang algojo PKI menghantamkan pentungan ke bagian belakang tiap tawanan tersebut.

Waktu itu, Idris mengenang, ada tawanan yang segera setelah dihantam langsung menjerit dan roboh ke dalam sumur. Tetapi ada pula yang setelah dihantam, masih kuat merangkak sambil melolong-lolong kesakitan. Tangan mereka menggapai-gapai mencari pegangan. Melihat para korban merangkak seperti itu, orang-orang PKI kemudian menyeret begitu saja dan memasukkan mereka hidup-hidup ke dalam sumur. K.H. Imam Sofwan, menurut Idris, termasuk yang tak meninggal setelah dihantam. Hal serupa juga dialami oleh kedua putra beliau, yakni Kiai Zubair dan Kiai Bawani, yang dibantai di sumur tua Desa Kepuh Rejo, tak jauh dari sumur Cigrok.

Orang-orang PKI yang melihat bahwa ternyata ada korban yang masih hidup di dalam sumur, sama sekali tak peduli. Mereka lantas langsung menimbuni sumur tersebut dengan jerami, batu, dan tanah. Karena itu, ada pernyataan yang menyebutkan bahwa korban pemberontakan PKI tahun 1948 sebenarnya dikubur hidup-hidup. Muslim mengatakan, pada pagi hari seusai pembantaian dia mendapati lanjaran (rambatan) kacang dan jerami di kebunnya sudah habis. “Rupanya orang-orang PKI membabat semua itu untuk menimbuni sumur,” tutur Muslim yang diancam oleh PKI agar tutup mulut.

Yang dimasukkan ke lubang pembantaian Cigrok paling sedikit berjumlah 22 orang. Di antara para korban itu, ada K.H. Imam Sofwan, Hadi Addaba’ dan Imam Faham. Hadi Addaba’ sendiri adalah guru dari Mesir yang ditugaskan mengajar di Pesantren Takeran. Sementara Imam Faham adalah santrinya K.H. Imam Mursjid yang ikut mengiringi K.H. Imam Mursjid ketika dibawa mobil PKI. Tetapi rupanya di tengah jalan kiai dan pengawalnya itu dipisah. Imam Faham diturunkan di tengah jalan dan akhirnya ditemukan di dalam lubang pembantaian Cigrok.

Kisah lainnya, pada hari Senin Legi, 20 September 1948, tiba-tiba datang sebuah truk yang berisi orang-orang PKI baik laki-laki, maupun perempuan. Seorang perempuan sekonyong-konyong berteriak keras kepada seluruh penduduk Kauman. Dia mengatakan bahwa salah seorang anggota PKI telah mati terbunuh di Kampung Kauman.

“Di atas truk memang ada mayat yang dibungkus kain dan hanya kelihatan kakinya saja,” kata Parto Mandojo, yang ketika itu menjadi pengusaha mebel makanan di Kauman. Dia menceritakan bahwa perempuan yang berteriak tadi menginginkan ada penduduk Kauman yang mengakui telah membunuh salah seorang anggota PKI. Namun tak satu pun penduduk Kauman yang mengakuinya karena mereka memang tak merasa pernah membunuh satu orang pun. Akhirnya rombongan PKI pergi meninggalkan ancaman akan membumihanguskan Kampung Kauman. Ini adalah taktik licik ‘mencari pembunuh’ ala PKI, karena sebenarnya, ingin menjebak lawan-lawan yang akan menghalangi pemberontakan mereka.

Pada hari Jumat Kliwon, 24 September 1948, PKI seperti kerumunan lebah yang menyerbu Kampung Kauman. Rumah-rumah dibakar sehingga seluruh penghuni keluar dari persembunyiannya. “Waktu itu seluruh warga laki-laki Kauman ditawan dan digiring ke Masopati setelah tangan mereka ditelikung dan diikat dengan tali bambu,” tutur Parto Mandojo.

Dalam aksi pembumihangusan Kampung Kauman itu, tak kurang dari 72 rumah terbakar, dan sekitar 149 laki-laki digiring ke Maospati. Dari Maospati seluruh tawanan dimasukkan ke dalam gudang pabrik rokok, kemudian diangkut dengan lori milik pabrik gula ke kawasan Glodok. “Dari glodok kami dipindahkan ke Geneng dan Keniten. Tetapi sebelum disembelih, kami berhasil diselamatkan oleh tentara Siliwangi,” ujar Parto Mandojo tentang peristiwa mencekam itu.

Pembakaran Kampung Kauman pada dasarnya merupakan bagian dari aksi PKI untuk memberangus pengaruh agama Islam di tengah masyarakat. Sebab, sebelum aksi pembakaran itu, Madrasah Pesantren Takeran juga telah dibakar, beberapa saat setelah Kiai Imam Mursjid tertawan. Pesantren Burikan pun tak luput dari serbuan PKI. Kemudian para tokoh-tokoh pesantren seperti Kiai Kenang, Kiai Malik, dan Muljono dibantai di Batokan. Korban lain dari kalangan ulama yang dibantai oleh PKI adalah keluarga Pesantren Kebonsari, Madiun.

Achmad Daenuri, putra K.H. Sulaiman Zuhdi Affandi dari pesantren Mojopurno, menceritakan bahwa ayahnya adalah putra sulung Kiai Kebonsari. Menurut Daenuri, ayahnya ditangkap oleh PKI, bersamaan dengan ditangkapnya bupati Magetan. Sementara adik kandung ayahnya, K.H. Imam Sofwan yang menjadi pimpinan Pesantren Kebonsari, ditangkap PKI bersama dengan dua putranya yakni Kiai Zubair dan Kiai Bawani. “Jadi setelah pemberontakan itu meletus, pesantren-pesantren sudah benar-benar kehilangan pimpinan,” simpul Daenur.

Pak Kafrawi, saksi penyerbuan PKI di Ponpes Gontor.

Di Pondok Pesantren Gontor, PKI juga menyebarkan terornya, Seperti dituturkan oleh Kafrawi, saksi hidup yang diwawancarai Tim Jurnalis Islam Bersatu (JITU), yang saat kejadian, masih jadi santri di Pesantren Gontor, Ponorogo. Ketika itu pesantren Gontor dikuasai dan diancam oleh PKI. Banyak orang PKI berpakaian hitam-hitam datang ke Gontor, lalu mengancam. “Kalau tidak mau menyerah, kita akan habiskan besok dan akan kita duduki,” katanya. Oleh kiai, Kafrawi dan anak-anak kecil lainnya disuruh mengosongkan Gontor dan pindah ke timur Tulung Agung. Di Gontor hanya tersisa ibu-ibu. Ia dan enam orang beserta anaknya yang masih kecil-kecil, lalu berjalan menuju timur. Di perjalanan, mereka ketahuan PKI. Ditawanlah mereka. “Akhirnya ditawan di tulung, anak gontor itu sekitar 50, dan digiring lagi ke gontor setelah di pulung berapa minggu menjadi tawanan. Pak Jahal (pengajar pesantren gontor) dan terutama yang senior dibawa ke Ponogoro lebih dulu, dan dimasukan ke penjara dekat masjid Muhammadiyah. Semua dibunuh kecuali Pak Jahal,” cerita Kafrawi.

Berbagai peristiwa biadab tersebut, sebetulnya menjelaskan bahwa pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948, bukanlah membela diri seperti yang digaung-gaungkan Aidit. Jika hanya membela diri mengapa mereka membantai para kiyai dan santrinya yang tak bersalah dan tak ikut dalam konflik, secara sistematis?

Khasiat Telur dan Daging Ayam, Cerdas dan Sehat dengan Telur dan Daging Ayam


“Aku pernah melihat Rasulullah صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memakan daging ayam.” (HR. al-Bukhari no. 5518 dan Muslim no. 1649)


Ayam peliharaan (Gallus gallus domesticus) adalah hewan unggas yang umumnya dipelihara untuk dimanfaatkan daging serta telurnya. Ayam sendiri merupakan hewan yang terdomestikasi yaitu hewan yang dijinakan kemudian dikembangbiakan untuk tujuan komersil. Ayam sendiri merupakan hewan yang termasuk kedalam famili Phasianidae. Secara rinci, klasifikasi ilmiah (taksonomi) ayam adalah sebagai berikut:

Klasifikasi Ilmiah[1]
Kingdom:
Animalia
Subkingdom:
Bilateria
Infrakingdom:
Deuterostomia
Filum:
Chordata
Subfilum:
Vertebrata
Infrafilum:
Gnathostomata
Superkelas:
Tetrapoda
Kelas:
Aves
Ordo:
Galliformes
Famili:
Phasianidae
Subfamili:
Phasianiae
Genus:
Gallus
Spesies:
Gallus gallus
Subspesies:
Gallus gallus domesticus

            Begitu akrabnya kita dengan hewan ini, hingga tiap daerah di Indonesia mempunyai sebutan sendiri-sendiri bagi ayam. Di Jawa ayam disebut “pitik”, di Sunda dikenal dengan “hayam” atau “kotok”. Masyarakat Madura menamainya “ajem” dan di Aceh, Lampung, Lombok dan Sumbawa disebut “manuk” atau “manok”, orang Dayak dan Alor menyebut ayam dengan “manu”. Sementara di Makassar sebutannya adalah “Jangang”.

Ayam merupakan keturunan langsung dari salah satu subspesies ayam hutan yang dikenal sebagai ayam hutan merah (Gallus gallus) atau ayam bangkiwa (Bankiva fowl). Kawin silang antar ras ayam telah menghasilkan ratusan galur unggul atau galur murni dengan bermacam-macam fungsi; yang paling umum adalah ayam potong (untuk dipotong) dan ayam petelur (untuk diambil telurnya). Ayam biasa dapat pula dikawin silang dengan kerabat dekatnya, ayam hutan hijau, yang menghasilkan hibrida mandul yang jantannya dikenal sebagai ayam bekisar. Dengan populasi lebih dari 24 miliar pada tahun 2003, Firefly's Bird Encyclopaedia menyatakan ada lebih banyak ayam di dunia ini daripada burung lainnya. Ayam memasok dua sumber protein dalam pangan: daging ayam dan telur.[2]

Dalam ajaran Islam, ayam termasuk dalam golongan hewan yang dilarang untuk dicela, diriwayatkan dari Zaid bin Khalid al-Juhhani رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ, ia berkata, bahwasanya Rasulullah صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:

لَا تَسُبُّوا الدِّيكَ فَإِنَّهُ يَدْعُو إِلَى الصَّلَاةِ

“Janganlah kalian mencela ayam, karena ia menyeru kepada shalat.”[3]

Selain itu, Rasulullah صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ juga memberitakan kepada kita bahwa ayam memiliki kemampuan untuk melihat malaikat sehingga ketika seekor ayam jantan berkokok disunnahkan bagi kita untuk berdo’a. Diriwayatkan dari Abu Hurairah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ, bahwasannya Rasulullah صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ فَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا

“Apabila kalian mendengar kokok ayam jantan, maka memohonlah kemurahan kepada Allah, karena ia melihat malaikat.”[4]

            Sebagaimana disebutkan sebelumnya, ayam merupakan hewan yang terdomestikasi yaitu hewan yang dijinakan kemudian dikembangbiakan untuk tujuan komersil. Komersil yang dimaksud disini adalah jual beli daging serta telurnya, walaupun ada beberapa orang yang memperjualbelikan ayam dengan tujuan sebagai binatang hias bahkan untuk perkara yang diharamkan seperti dijadikan judi sabung ayam. Namun pada umumnya dipasaran, ayam diperjualbelikan daging serta telurnya karena daging serta telur ayam memiliki manfaat yang sangat banyak.

            Dalam syari’at Islam, hukum telur dan daging ayam adalah halal. Bahkan ada riwayat yang menjelaskan bahwa Rasulullah صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pun mengkonsumsi daging ayam. Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy’ari رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ, beliau berkata:

رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْكُلُ لَحْمَ دَجَاجٍ

“Aku pernah melihat Rasulullah صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memakan daging ayam.”[5]

Akan tetapi dalam keadaan tertentu, daging ayam hukumnya menjadi haram dimakan jika ayam tersebut termasuk golongan hewan jalalah yaitu hewan yang memakan kotoran, dan baru menjadi halal kembali jika ayam tersebut disterilkan dengan cara dikurung dan diberi makanan yang baik (selain kotoran) selama kurun waktu tertentu dengan tujuan mengeluarkan kotoran yang ada dalam perutnya. Dalil yang melandasi akan hal ini adalah sebuah riwayat dari dari Ibnu ‘Umar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا:

أَنَّهُ كَانَ يَحْبِسُ الدَّجَاجَةَ الْجَلَّالَةَ ثَلَاثًا

“Bahwasannya ia mengurung ayam yang sering memakan kotoran selama tiga hari (sebelum disembelih).”[6]

            Ketika Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى menghalalkan sesuatu, pasti sesuatu hal tersebut memiliki manfaat yang sangat banyak, begitupula sebaliknya. Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfiman:

وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ

“Dia menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.”[7]

Begitupula telur dan daging ayam. Karena telur dan daging ayam adalah makanan yang dihalalkan oleh Allah dan Rasul-Nya, maka jelaslah terdapat manfaat yang banyak dari dua makanan halal ini. Berikut ini adalah beberapa manfaat mengkonsumsi telur dan daging ayam yang penulis himpun dari berbagai sumber:

Manfaat Mengkonsumsi Telur Ayam

Telur ayam memiliki kandungan protein yang tinggi, juga mengandung asam amino, antioksidan dan zat besi. Selain itu, pada kuning telurnya juga terdapat kolin yang merupakan nutrisi penghancur lemak tubuh. Manfaat mengkonsumsi telur ayam antara lain:

1.       Meningkatkan kolesterol baik

Kolesterol terdiri dari dua jenis, yaitu kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Satu butir telur ayam ukuran besar setidaknya mengandung 212 mg kolesterol. Namun hal tersebut tidak mengindikasikan bahwa telur memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan. Karena telur meningkatkan kolesterol baik (HDL) walaupun juga meningkatkan ukuran partikel kolesterol jahat (LDL).

2.       Mengurangi resiko penyakit jantung

Partikel kolesterol jahat (LDL) mengirimkan molekul lemak ke dalam dinding arteri. Sedangkan kolesterol baik (HDL) justru dapat menghapus molekul lemak jahat (LDL) tersebut dari dinding arteri. Maka, jika kita mengkonsumsi telur ayam yang mengandung kolesterol baik (HDL), maka hal tersebut akan mengurangi resiko penyakit jantung.

3.       Menjaga kesehatan kulit, rambut, mata dan hati.

Telur ayam mengandung vitamin B kompleks yang berfungsi untuk menjaga kesehatan kulit, rambut, mata, dan hati, juga membantu untuk memastikan fungsi yang tepat dari sistem saraf.

4.       Membantu pembentukan otot

Mengkonsumsi telur ayam mentah juga diketahui bisa membantu pembentukan otot dan jaringan dalam tubuh. Namun tentu saja otot yang baik tak hanya bisa didapatkan dengan makan telur ayam, tetapi juga dengan berolahraga teratur.

5.       Meningkatkan imunitas tubuh

Telur ayam dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena mengandung nutrisi yang membantu mendukung sistem kekebalan tubuh. Selain itu, telur ayam pun mampu untuk mengatur hormon tiroid pada tubuh kita.

6.       Melindungi funsgi otak

Di dalam telur ayam terdapat nutrisi yang disebut kolin. Kolin merupakan nutrisi penting terutama untuk kesehatan otak, untuk kecerdasan dan plastisitas sinaptik. Otak membutuhkan kolin untuk digunakannya sebagai prekursor untuk asetilkolin yaitu neurotransmitter penting terutama untuk memori. Selain itu, kolin juga merupakan salah satu komponen untuk menjaga membran sel supaya senantiasa sehat

Manfaat Daging Ayam

Daging Ayam mempunyai kandungan protein yang tinggi. Protein yang terdapat di dalam daging ayam berupa asam amino. Asam amino berperan penting karena membantu pembentukan protein sebagai bahan dasar pembentuk sel, otot, serta sistem kekebalan tubuh. Selain itu, di dalam 100 gram daging ayam terdapat kandungan 18 gram protein. Selain itu, daging ayam juga memiliki kandungan vitamin dan mineral yang sangat banyak. Kandungan tersebut dapat melengkapi asupan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Manfaat mengkonsumsi daging ayam antara lain:

1.       Menyehatkan tulang

Daging ayam mampu meningkatkan ketebalan tulang dan mencegah penyakit tulang seperti osteoporosis dan osteoarthritis.

2.       Mengandung zat besi

Daging ayam mengandung zat besi yang cukup tinggi sehingga menjaga kita agar terhindar dari anemia. Selain itu, akan sangat bagus pula jika seorang wanita yang sedang haidh mengkonsumsi daging ayam karena dapat membantu mengatasi kurang darah dengan membantu pembentukan sel darah merah.

3.       Membantu pembentukan otot

Mengkonsumsi daging ayam juga dapat membantu pembentukan otot dan jaringan dalam tubuh. Hal tersebut karena daging ayam mengandung protein yang cukup tinggi sebagaimana telurnya. Namun tentu saja otot yang baik tak hanya bisa didapatkan dengan makan daging ayam, tetapi juga dengan berolahraga teratur sebagaima yang dijelaskan sebelumnya.

4.       Membantu pertumbuhan anak

Tingginya protein pada daging ayam mampu membantu pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Selain itu, daging ayam juga menguatkan tulang anak dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak. Selain itu, kandungan fosfor dan kalsiumnya juga sangat berguna bagi tubuh kita terutama bagi pertumbuhan anak. Kenapa? Karena dua zat penting ini dapat membantu pertumbuhan tulang dan memperkuatnya, sehingga tidak hanya baik untuk anak tapi juga untuk orang dewasa. Dalam hubungannya dengan pria dan organ reproduksinya, daging ayam juga baik dikonsumsi pria untuk meningkatkan salah satu hormonnya yaitu hormone testosterone.

5.       Meningkatkan jumlah protein

Penelitian mengungkap bahwa daging ayam mengandung asam amino dan protein yang diperlukan tubuh untuk berkembang dan berfungsi dengan baik.

6.       Mencegah penyakit berbahaya

Daging ayam memiliki kandungan vitamin dan mineral yang sangat banyak. Kandungan tersebut dapat melengkapi asupan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh sehingga mampu mencegah penyakit berbahaya seperti penyakit jantung, penyakit pernapasan dan depresi. Daging ayam juga dianggap lebih sehat dibandingkan dengan daging merah. Daging ayam juga ternyata dapat menjadi sumber niacin, salah satu bagian dari vitamin B yang dapat membantu membasmi kanker dan menghindari kerusakan sel DNA penyebab kanker.

7.       Membuat pikiran aktif dan tenang

Penelitian mengungkap bahwa orang yang mengkonsumsi daging ayam akan memiliki otak yang aktif. Namun daging ayam memiliki kandungan vitamin B5 atau asam pantotenat, zat yang dapat memberikan efek tenang pada syaraf manusia.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai manfaat dan khasiat mengonsumsi telur dan daging ayam. Wallahu a’lam. Semoga Bermanfaat.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Abu Abdillah Supriyanto al-Indunisiy
Masjid Jami’ al-Marhamah Cibinong, 29 Dzulhijjah 1438 H


[1] https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=176086
[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Ayam
[3] HR. Abu Dawud no. 5101
[4] HR. al-Bukhari no. 3303
[5] HR. al-Bukhari no. 5518 dan Muslim no. 1649
[6] HR. Ibnu Abi Syaibah no. 25083
[7] QS. al-A’raf [7] : 157


Referensi

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top