Terjemah Matan Safinah an-Najah (Kitab Haji)

“Barangsiapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga ia kembali.” (HR. at-Tirmidzi no. 2647)


Kitab Matan Safinah an-Najah (متن سفينة النجاة) atau yang lebih sering disebut kitab Safinah merupakan sebuah kitab yang sangat ringkas yang berisi kesimpulan-kesimpulan pembahasan mengenai aqidah dan fiqih. Judul asli kitab ini adalah Safinah an-Najah fii maa Yajibu ‘ala al-‘Abdi lii Maulah (سفينة النجاة فيما يجب على العبد لمولاه) yang berarti bahtera keselamatan dalam mempelajari kewajiban seorang hamba terhadap Tuhannya. Kitab ini merupakan kitab paling dasar untuk mempelajari fiqih Madzhab asy-Syafi’i.

Berikut ini adalah terjemah Kitab Matan Safinah an-Najah yang penulis ambil dari kitab Matan Safinah an-Najah terbitan Dar al-Minhaj, Beirut, Lebanon cetakan 1430 H yang kemudian penulis terjemahkan. Pada kesempatan kali ini, penulis akan menerjemahkan mengenai kitab haji yang terdiri dari 12 pasal dimana redaksi asli ditulis oleh asy-Syaikh Muhammad bin Ali Ba’athiyyah hafizhahullah yang sebelumnya beliau tulis redaksi ini di kitab Ghayah al-Muna.

asy-Syaikh Muhammad bin Ali Ba’athiyyah hafizhahullah berkata:

(فصل) والحج والعمرة واجبان في العمر مرة واحدة ، ولا يجبان إلا على مسلم ، حر ، مكلف ، مستطيع ، مع إمكان المسير ، وتحلية الطريق .

(فصل) أركان الحج والعمرة ستة :
الإحرام ، والوقوف بعرفة ، وطواف الإفاضة ، والسعي ، والحلق أو التقصير ، والترتيب في معظم الأركان .

وأركان العمرة أركان الحج إلا الوقوف .

(فصل) وواجبات الحج سبعة :
الإحرام من الميقات ، والمبيت بمزدلفة ويحصل بلحظة بعد منتصف الليل ، ورمي جمرة العقبة سبعا يوم النحر ، ورمي الجمرات الثلاث أيام التشريق ، والمبيت بمنى ليالي التشريق ، والتحرز عن محرمات الإحرام ، وطواف الوداع .

وواجبات العمرة اثنان :
الإحرام من الميقات ، والتحرز عن محرمات الإحرام .

(فصل) وسنن الحج كثيرة ؛ منها : الإتيان بالتلبية ، وتقديم الحج على العمرة ، وطواف القدوم ، وركعتا الطواف ، ولبس إزار ورداء أبيضين .

(فصل) وللحج والعمرة مواقيت زمانية ومكانية .
فالميقات الزماني للعمرة : في كل وقت ، وللحج : في أشهره ؛ فلا يحرم به إلا فيها ، وهي : شوال ، وذوالقعدة ، وعشر ليال من ذي الحجة .
وأما المكاني : فمن كان بمكة من مكة للحج ؛ وأدنى الحل للعمرة ، وغير المكي يحرم بالحج والعمرة من الميقات الخاص به .
وهو لتهامة اليمن : يلملم ، ولنجد : قرن ، ولأهل العراق وخراسان وأهل المشرف : ذات عرق ، ولأهل الشام ومصر والمغرب : الجحفة ، ولأهل المدينة : ذو الحليفة .
ومن مسكنه بين الميقات ومكة.. فميقاته مسكنه ، ومن تجاوز الميقات غير مريد للنسك ، ثم أراد الإحرام به.. فميقاته من حيث أنشأ .

(فصل) ويجوز أن يحرم مفردا ، أو متمتعا ، أو قارنا ، أو مطلقا ويصرفه إلى ما شاء .
وأفضلها : الإفراد ، فالتمتع ، فالقران .
ويجب على المتمتع ، ومثله القارن دم ، ومثلهما في وجوب الدم من ترك واجبا من الواجبات .
فإن عجز عن الدم فصيام عشرو أيام ؛ ثلاثة في الحج ، وسبعة إذا رجع إلى أهله .

(فصل) و من جاوز الميقات مريدا للنسك.. لزمه العود ، فإن لم يعد قبل تلبسه بنسك.. أثم ولزمه دم .

(فصل) وواجبات السعي ستة :
أن يبدأ بالصفا ويختم بالمروة ، وكونه سبعا يقينا يحسب الذهاب مرة والعودة أخرى ، وقطع جميع المسافة بين الصفا والمروة ، وكونه من بطن الوادي ، وعدم الصارف عنه ، وأن يقع بعد طواف صحيح .

(فصل) وواجب الوقوف بعرفة واحد ، وهو وجود المحرم بها لحظة بعد زوال يوم عرفة إلى طلوع فجر يوم النحر ، مع كونه أهلا للعبادة .

(فصل) ويحرم على المحرم بالإحرام عشرة أشياء :
أولها : لبس المخيط للذكر . وثانيها : ستر رأسه أو بعضه . وثالثها : ستر وجه المرأة أو بعضه ، ويحرم عليها لبس القفازين في يديها. ورابعها : التطيب على كل من الرجل والمرأة في بدنه أو ثوبه أو فراشه بما يعد طيبا . وخامسها : دهن شعر الرأس واللخية . وسادسها : الجماع على كل منهما . وسابعها : إزالة شيء من الشعر أو أظفار . وثامنها : التعرض لكل صيد بري وحشي مأكول في الحل على المحرم فقط ، وفي الحرم عليه وعلى الحلال . وتاسعها : قطع نبات الحرم إلا الإذخر و نحوه عليهما . وعاشرها : عقد النكاح على كل منهما .

(فصل) ويستحب زيارة قبره صلى الله عليه وآله وسلم في جميع الأوفات ، وبعد الحج آكد ؛ لاستحباب العلماء لها ، ولورود ما يدل على ذلك من الأحاديث .

والله أسأل أن ينفع به ، وأن يجعله خالصا لوجهه الكريم ، والحمد لله رب العالمين ، و صلى الله وسلم على سيدنا محمد خاتم النبيين وآله وأصحابه والتابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين .

(Pasal) Haji dan umrah itu keduanya diwajibkan dalam seumur hidup 1 kali, dan keduanya tidak diwajibkan kecuali atas muslim, merdeka, mukallaf, orang yang mampu, memungkinkan dalam perjalanan, dan aman dalam perjalanan.

(Pasal) Rukun haji dan umrah itu ada 6: Ihram, wukuf di Arafah, thawaf ifadhah, sa'i, menggundul atau mencukur sebagian rambut, dan tertib dalam menunaikan rukun.

Dan rukun umrah itu sama dengan rukun haji kecuali wuquf.

(Pasal) Wajib haji itu ada 7: Ihram dari miqat, mabit (bermalam) di Muzdalifah yang dilakukan setelah pertengahan malam, melempar jumrah ‘aqabah sebanyak 7 kali pada hari penyembelihan, melempar jumrah sebanyak 3 kali pada hari tasyriq, mabit (bermalam) di Mina pada malam di hari tsayriq, meninggalkan sesuatu yang diharamkan saat ihram dan thawaf wada.

Wajib umrah itu ada dua: Ihram dari miqat, dan meninggalkan sesuatu yang diharamkan saat ihram.

(Pasal) Sunnah haji itu banyak; diantaranya: datang dengan bertalbiyah, mendahulukan haji diatas umrah, thawaf qudum, dua rakaat shalat sunnah thawaf, dan menggunakan pakaian izar dan rida' berwarna putih.

(Pasal) Haji dan umrah itu memiliki miqat zamani (waktu) dan makani (tempat).
Miqat zamani untuk umrah: di setiap waktu, dan miqat zamani untuk haji pada bulan-bulannya; maka janganlah berihram kecuali dalam bulan-bulan tersebut, dan bulan tersebut: Syawwal, Dzulqa'dah dan 10 malam pertama dari Dzulhijjah.

Sedangkan miqat makani: Barangsiapa yang berasal dari Mekkah dan ingin berhaji maka miqatnya di Mekkah; dan untuk umrah miqatnya di tanah halal, dan yang berasal dari selain Mekkah maka ihram untuk haji dan umrahnya dari miqat-miqat yang khusus.

Dan miqat bagi jama'ah dari Yaman: Yalamlam, dari Nejd: Qarn, dari Iraq, Khurasan dan Masyriq: Dzatu Iraq, dari Syam, Mesir dan Maghrib: Juhafah, dari Madinah: Dzul Hulaifah.

Dan barangsiapa yang tempat tinggalnya antara miqat dan Mekkah.. Maka miqatnya adalah tempat tinggalnya, dan barangsiapa yang melewati miqat namun dia tidak berkehendak untuk beribadah haji atau umrah sebelumnya, kemudian dia berkehendak ihram disitu.. Maka miqatnya dari tempat dimana dia mulai berkehendak untuk berihram.

(Pasal) Diperbolehkan berihram dengan cara ifrad, tamattu', qiran atau secara mutlak menunaikannya sesuai dengan apa yang dikehendaki (bisa ifrad, tamattu' atau qiran).

Cara yang paling utama: ifrad, lalu tamattu', lalu qiran.

Dan diwajibkan atas seseorang yang melakukan dengan cara tamattu' dan semisal itu yaitu seorang yang melakukan dengan cara qiran untuk membayar dam, dan semisal keduanya dalam kewajiban membayar dam bagi siapa yang meninggalkan salah satu kewajiban (haji dan umrah) dari kewajiban-kewajiban (haji dan umrah).

Jika tidak bisa menemukan (hewan semelihan) untuk membayar dam maka berpuasa 10 hari; 3 hari di dalam haji dan 7 hari jika dia telah pulang kepada keluarganya.

(Pasal) Seseorang yang melebihi miqat sedangkan orang tersebut berkeinginan untuk ibadah haji dan umrah.. Wajib baginya untuk kembali ke miqat, maka jika dia tidak kembali ke miqat sebelum melaksanakan ihram untuk ibadah haji dan umrah.. Maka dia berdosa dan wajib membayar dam.

(Pasal) Wajib Sa'i itu ada 6: Memulai sa'i di Shafa dan mengakhirinya di Marwah, sa'i dilakukan 7 kali dengan yakin dan hitungan dimulai sejak melangkah (dari Shafa ke Marwah) dan ketika kembali (dari Marwah ke Shafa) dihitung perjalanan yang lain lagi, menempuh semua jarak antara Shafa dan Marwah, sa'i dilakukan dari tengah lembah, tidak meninggalkannya dan jika sa'i dilakukan setelah thawaf maka hukumnya sah.

(Pasal) Wajib wuquf di Arafah itu ada 1, yaitu orang yang berihram berada di Arafah sesaat setelah tergelincirnya matahari pada hari Arafah hingga terbit fajar pada hari penyembelihan, pada saat itu dipersilahkan untuk beribadah.

(Pasal) Diharamkan atas orang yang sedang berihram 10 perkara: Pertama: menggunakan pakaian berjahit bagi laki-laki. Kedua: menutup seluruh atau sebagian kepala. Ketiga: menutup seluruh atau sebagian wajah bagi perempuan. Keempat: memakai wewangian bagi setiap laki-laki dan perempuan pada tubuh, pakaian dan tempat tidurnya. Kelima: meminyaki rambut kepala dan jenggot. Keenam: berjima'. Ketujuh: menggunting sesuatu dari rambut atau kuku. Kedelapan: berburu binatang buruan dan binatang liar yang dimakan saat ihram saja, dan pada saat itu haram (dimakan) walaupun halal (dagingnya). Kesembilan: menebang tumbuhan di tanah haram kecuali al-idzkhir dan sejenisnya. Kesepuluh: akad nikah.

(Pasal) Disunnahkan berziarah ke makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam setiap waktu, dan juga ditekankan setelah haji; para ulama menyunnahkannya, dan terdapat dalil yang menunjukan mengenai hal tersebut dari berbagai hadits.

Dan saya meminta kepada Allah agar Dia memberikan manfaat dengan kitab ini, dan Dia menjadikannya ikhlas demi meraih wajah-Nya Yang Mulia, dan segala puji milik Allah Rabb semesta alam, dan shalawat serta salam atas junjungan kami Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam penutup para nabi dan keluarganya dan para sahabatnya dan para tabi'in, bagi mereka kebaikan hingga hari kiamat.

وكتبه محمد علي باعطية .

Dituliskan oleh asy-Syaikh Muhammad Ali Ba'athiyyah hafizhahullah.


Referensi

  • al-Imam Muhammad bin Isa bin Saurah at-Tirmidzi. Jami’ at-Tirmidzi. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami. Matnu Safinah an-Najah fii Maa Yajibu ‘alaa al-‘Abdi lii Maulah. 1430 H. Dar al-Minhaj Beirut.

Terjemah Matan Safinah an-Najah (Kitab Puasa)

“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim no. 2699)


Kitab Matan Safinah an-Najah (متن سفينة النجاة) atau yang lebih sering disebut kitab Safinah merupakan sebuah kitab yang sangat ringkas yang berisi kesimpulan-kesimpulan pembahasan mengenai aqidah dan fiqih. Judul asli kitab ini adalah Safinah an-Najah fii maa Yajibu ‘ala al-‘Abdi lii Maulah (سفينة النجاة فيما يجب على العبد لمولاه) yang berarti bahtera keselamatan dalam mempelajari kewajiban seorang hamba terhadap Tuhannya. Kitab ini merupakan kitab paling dasar untuk mempelajari fiqih Madzhab asy-Syafi’i.

Berikut ini adalah terjemah Kitab Matan Safinah an-Najah yang penulis ambil dari kitab Matan Safinah an-Najah terbitan Dar al-Minhaj, Beirut, Lebanon cetakan 1430 H yang kemudian penulis terjemahkan. Pada kesempatan kali ini, penulis akan menerjemahkan mengenai kitab puasa yang terdiri dari 8 pasal dimana redaksi asli ditulis oleh asy-Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani rahimahullah yang sebelumnya beliau tulis redaksi ini di kitab Kasyifah as-Saja’.

asy-Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani rahimahullah berkata:

(فصل) يجب صوم رمضان بأحد أمور خمسة :
أحدها : بكمال شعبان ثلاثين يوما . وثانيها : برؤية الهلال في حق من رآه وان كان فاسقا . وثالثا : بثبوته في حق من لم يره بعدل شهادة . ورابعا : بإخبار عدل رواية موثوق به ، سواء وقع في القلب صدق أم لا ، أوغيره موثوق به إن وقع في القلب صدقه . وخامسها : بظن دخول رمضان بالإجتهاد فيمن اشتبه عليه ذلك .

(فصل) شروط صحته أربعة أشياء :
إسلام ، وعقل ، ونقاء من نحو حيض ، وعلم بكون الوقت قبلا للصوم .

(فصل) شروط وجوبه خمسة اشياء :
إسلام ، وتكليف ، وإطاقة ، وصحة ، وإقامة .

(فصل) أركانه ثلاثة أشياء :
نية ليلا لكل يوم في الفرض ، وترك مفطر ذاكرا مختارا غير جاهل معذور ، وصائم .

(فصل) ويجب مع القضاء للصوم الكفارة العظمى والتعزير على من أفسد صومه في رمضان يوما كاملا بجماع تام آثم به للصوم .

ويجب مع القضاء الإمساك للصوم في ستة مواضع : الأول : في رمضان لافي غيره على متعد بفطره . والثاني : على تارك النية ليلا في الفرض . والثالث : على من تسحر ظانا بقاء الليل فبان خلافة أيضا . والرابع : على من افطر ظانا الغروب فبان خلافه ايضا . والخامس : على من بان له يوم ثلاثين من شعبان أنه من رمضان . والسادس : على من سبقه ماء المبالغة من مضمضة واستنشاق .

(فصل) يبطل الصوم بردة ، وحيض ، ونفاس ، أو ولادة ، وجنون ولو لحظة ، وبإغماء ، وسكر تعدى به إن عمَّا جميع النهار .

(فصل) الإفطار في رمضان أربعة أنواع :
واجب ؛ كما في الحائض والنفساء . وجائز ؛ كما في المسافر والمريض . ولاولاكما في المجنون . ومحرم ؛ كمن أخر قضاء رمضان تمكنه حتى ضاق الوقت عنه .

وأقسام الإفطار أربعة أيضا :
[أولها] : ما يلزم فيه القضاء والفدية وهو اثنان : الأول : الإفطار لخوف على غيره . والثاني : الإفطار مع تأخير قضاء مع إمكانه حتى يأتي رمضان آخر . وثانيها : مايلزم فيه القضاء دون الفدية ، وهو يكثر ؛ كمغمى عليه . وثالثها : ما يلزم فيه الفدية دون القضاء ، وهو شيخ كبير . ورابعها : لا ولا ، وهو المجنون الذي لم يتعد بجنونه .

(فصل) الذي لا يفطِر مما يصل إلى الجوف سبعة أفراد :
مايصل إلى الجوف بنسيان ، أو جهل ، أو إكراة ، وبجريان ريق بما بين أسنانه وقد عجز عن مجه لعذره ، وما وصل إلى الجوف وكان غبار طريق ، وما وصل إلية وكان غربلة دقيق ، أو ذبابا طائرا أو نحوه ، والله أعلم بالصواب .

نسأل الله الكريم بجاه نبيه الوسيم أن يخرجني من الدنيا مسلما ، ووالدي وأحبائي ومن إلي انتمي ، وان يغفر لي ولهم مقحمات ولمما ، وصلى الله على سيدنا محمد بن عبد الله بن عبد المطلب بن هاشم بن عبد مناف رسول الله إلى كافة الخلق ، رسول الملاحم ، حبيب الله الفاتح الخاتم ، وآله وصحبه أجمعين ، والحمد لله رب العالمين .

(Pasal) Puasa Ramadhan wajib dengan sebab salah satu dari 5 hal: Pertama: sempurnanya bilangan bulan Sya’ban 30 hari. Kedua: rukyatul hilal (melihat hilal) dengan kejujuran yang melihatnya meskipun orang fasik. Ketiga: menetapkannya dengan kejujuran orang yang tidak melihatnya tetapi persaksiannya adil (jujur). Keempat: khabar dari riwayat orang adil yang terpercaya baik hatinya membenarkan atau tidak, atau tidak terpercaya tetapi hatinya membenarkannya. Lima: dugaan masuknya Ramadhan dengan ijtihad bagi yang tersamar akan hal tersebut (di atas)

(Pasal) Syarat sah puasa itu ada 4: Islam, berakal, suci dari semisal haidh, dan mengerti waktu puasa.

(Pasal) Syarat wajib puasa itu ada 5: Islam, taklif (baligh dan berakal), mampu, sehat, dan mukim.

(Pasal) Rukun puasa itu ada 3: Niat di malam hari setiap hari untuk puasa Ramadhan, meninggalkan pembatal-pembatal saat ingat dan keinginan sendiri tanpa jahil dan uzur, dan orang yang berpuasa.

(Pasal) Wajib disertai mengqadha puasa, membayar kaffarat besar dan tazir (peringatan) atas orang yang merusak puasanya di bulan Ramadhan sehari penuh dengan jima, juga dia berdosa karena hal tersebut.

Wajib menahan diri (dari makan, minum dan jima) disertai mengqadhanya dalam 6 tempat: Pertama: di Ramadhan tidak di selainnya bagi orang yang sengaja membatalkannya. Kedua: orang yang tidak niat di malam hari untuk Ramadhan. Ketiga: atas orang yang sahur dengan dugaan masih malam padahal bukan. Keempat: atas orang yang berbuka dengan dugaan Maghrib padahal belum. Kelima: atas orang yang jelas baginya hari ke-30 bulan Sya’ban, ternyata masih Ramadhan. Keenam: atas orang yang terlanjur minum air bekas madhmadhah (memasukkan air ke hidung saat berwudhu) dan instinsyaq (mengeluarkan air dari hidung).

(Pasal) Puasa batal karena murtad, haidh, nifas, melahirkan, gila meski sebentar, pingsan dan mabuk jika terjadi di siang hari.

 (Pasal) Berbuka (membatalkan puasa) di Ramadhan ada 4 jenis: Wajib; seperti wanita haidh dan nifas. Boleh; seperti orang musafir dan orang sakit, harus seperti orang gila. Haram; seperti orang yang mengakhirkan qadha Ramadhan hingga mepet waktunya padahal mampu melakukannya (di waktu longgar).

Pembagian ifthar itu ada 4: Pertama: berbuka yang mengharuskan qadha dan fidyah ada 2: Pertama: berbuka karena takut orang lain. Kedua: berbuka dengan mengakhirkan qadha hingga datang Ramadhan berikutnya padahal mampu. Kedua: berbuka yang mengharuskan qadha tetapi tidak fidyah dan ini banyak terjadi seperti orang pingsan. Ketiga: berbuka yang mengharuskan fidyah tanpa qadha yakni orang tua renta. Keempat: tidak qadha dan fidyah yaitu orang gila yang tidak sengaja gila.

(Pasal) Perkara yang masuk ke rongga mulut tetapi tidak perlu membatalkan puasa itu ada 7: Apa yang masuk ke rongga mulut karena lupa, kebodohan, dipaksa, ludah yang mengalir di antara sela gigi-gigi tanpa kesanggupan mencengahnya sebagai uzur, apa yang masuk ke rongga mulut berupa debu jalan, apa yang masuk ke dalamnya berupa ayakan tepung atau lalat atau semisalnya (yang masuk ke mulut), wallahu a'lam bis shawab.

Kami meminta kepada Allah yang Maha Mulia dengan kedudukan Nabi-Nya yang mulia agar mengeluarkanku dari dunia dalam keadaan Muslim, kedua orang tuaku, kekasih-kekasihku, dan orang-orang yang  berbuat baik kepadaku. Juga semoga Dia mengampuniku dan kesalahan-kesalahan mereka. Semoga shalawat serta salam dari Allah tercurah kepada Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muththalib bin Hasyim bin Abdimanaf, utusan Allah kepada seluruh makhluk, Rasul akhir zaman, kekasih Allah, sang Pembuka dan sang Penutup, beserta keluarga dan sahabatnya semua. Segala puji milik Allah Rabb semesta alam.

إلى هنا انتهى ما كتبه الشيخ محمد نووي جاوي رحمه الله تعالى .

Sampai sini selesai apa yang dituliskan oleh asy-Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi rahimahullah ta'ala.


Referensi

  • al-Imam Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi. Shahih Muslim. 1419 H. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami. Matnu Safinah an-Najah fii maa Yajibu ‘alaa al-‘Abdi lii Maulah. 1430 H. Dar al-Minhaj Beirut.

Terjemah Matan Safinah an-Najah (Kitab Zakat)

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya adalah prang-orang yang berilmu.” (QS. Fathir [35] : 28)


Kitab Matan Safinah an-Najah (متن سفينة النجاة) atau yang lebih sering disebut kitab Safinah merupakan sebuah kitab yang sangat ringkas yang berisi kesimpulan-kesimpulan pembahasan mengenai aqidah dan fiqih. Judul asli kitab ini adalah Safinah an-Najah fii maa Yajibu ‘ala al-‘Abdi lii Maulah (سفينة النجاة فيما يجب على العبد لمولاه) yang berarti bahtera keselamatan dalam mempelajari kewajiban seorang hamba terhadap Tuhannya. Kitab ini merupakan kitab paling dasar untuk mempelajari fiqih Madzhab asy-Syafi’i. Matan Safinah an-Najah ini ditulis oleh seorang ulama besar berkebangsaan Yaman, beliau adalah asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami rahimahullah. Beliau menulis kitab ini namun tidak menyelesaikannya. Beliau hanya menulis 5 kitab yang terdiri dari 56 pasal. Kitab tersebut adalah pembahasan mengenai kitab aqidah, kitab thaharah, kitab shalat, kitab jenazah dan kitab zakat. Kemudian untuk menyempurnakan kitab Matan Safinah an-Najah, ulama berkebangsaan Nusantara yaitu asy-Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani rahimahullah melanjutkan dengan menuliskan kitab puasa yang terdiri dari 8 pasal. Dan pada kemudian hari semakin disempurnakan kembali oleh ulama berkebangsaan Yaman yaitu asy-Syaikh Muhammad bin Ali Ba’athiyyah hafizhahullah dengan menambahkan kitab haji yang terdiri dari 12 pasal.

Berikut ini adalah terjemah Kitab Matan Safinah an-Najah yang penulis ambil dari kitab Matan Safinah an-Najah terbitan Dar al-Minhaj, Beirut, Lebanon cetakan 1430 H yang kemudian penulis terjemahkan.

asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami rahimahullah berkata:

(فصل) الأموال التي تلزم فيها الزكاة ستة أنواع :
النعم ، والنقدان ، والمعشرات ، وأموال التجارة .
وواجبها : ربع عشر قيمة عروض التجارة ، والركاز ، والمعدن .

(Pasal) Harta yang wajib dizakati itu ada 6 jenis: Binatang ternak, naqdain (emas dan perak), muasyarat (buah-buahan dan makanan pokok), harta perniagaan yang kadar wajibnya (zakat perniagaan) adalah empat per sepuluh (4/10) dari jumlah harta peniagaan, barang simpanan, dan barang logam.

إلى هنا انتهى ما كتبه مؤلف << سفينة النجاه >> رحمه الله تعالى .

Sampai sini selesai apa yang dituliskan oleh penulis Safinah an-Najah yaitu asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami rahimahullah.


Referensi

  • al-Qur’an al-Karim
  • asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami. Matan Safinah an-Najah fii maa Yajibu ‘alaa al-‘Abdi lii Maulah. 1430 H. Dar al-Minhaj Beirut.

Terjemah Matan Safinah an-Najah (Kitab Jenazah)

“Barangsiapa mendatangi masjid kami untuk mempelajari kebaikan atau mengajarkannya, maka dia seperti orang yang berjihad di jalan Allah.” (HR. al-Hakim no. 309)


Kitab Matan Safinah an-Najah (متن سفينة النجاة) atau yang lebih sering disebut kitab Safinah merupakan sebuah kitab yang sangat ringkas yang berisi kesimpulan-kesimpulan pembahasan mengenai aqidah dan fiqih. Judul asli kitab ini adalah Safinah an-Najah fii maa Yajibu ‘ala al-‘Abdi lii Maulah (سفينة النجاة فيما يجب على العبد لمولاه) yang berarti bahtera keselamatan dalam mempelajari kewajiban seorang hamba terhadap Tuhannya. Kitab ini merupakan kitab paling dasar untuk mempelajari fiqih Madzhab asy-Syafi’i. Matan Safinah an-Najah ini ditulis oleh seorang ulama besar berkebangsaan Yaman, beliau adalah asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami rahimahullah. Beliau menulis kitab ini namun tidak menyelesaikannya. Beliau hanya menulis 5 kitab yang terdiri dari 56 pasal. Kitab tersebut adalah pembahasan mengenai kitab aqidah, kitab thaharah, kitab shalat, kitab jenazah dan kitab zakat. Kemudian untuk menyempurnakan kitab Matan Safinah an-Najah, ulama berkebangsaan Nusantara yaitu asy-Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani rahimahullah melanjutkan dengan menuliskan kitab puasa yang terdiri dari 8 pasal. Dan pada kemudian hari semakin disempurnakan kembali oleh ulama berkebangsaan Yaman yaitu asy-Syaikh Muhammad bin Ali Ba’athiyyah hafizhahullah dengan menambahkan kitab haji yang terdiri dari 12 pasal.

Berikut ini adalah terjemah Kitab Matan Safinah an-Najah yang penulis ambil dari kitab Matan Safinah an-Najah terbitan Dar al-Minhaj, Beirut, Lebanon cetakan 1430 H yang kemudian penulis terjemahkan.

asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami rahimahullah berkata:

(فصل) الذي يلزم للميت أربع خصال :
غسله ، وتكفينه ، والصلاة عليه ، ودفنه .

(فصل) أقل الغسل : تعميم بدنه بالماء ، وأكمله : أن يغسل سوأتيه ، وأن يزيل القذر من أنفه ، وأن يوضئه ، وأن يدلك بدنه بالسدر ، وأن يصب الماء عليه ثلاثا .

(فصل) أقل الكفن : ثوب يعمه ، وأكمله للرجال : ثلاث لفائف ، وللمرأة : قميص وخمار وإزار ولفافتان .

(فصل) أركان صلاة الجنازة سبعة :
الأول : النية الثاني : أربع تكبيرات . الثالث : القيام على القادر . الرابع : قراءة الفاتحة . الخامس : الصلاة على النبي صلى الله علية وسلم بعد الثانية . السادس : الدعاء للميت بعد الثالثة . السابع :  السلام .

(فصل) أقل الدفن : حفرة تكتم رائحته وتحرسه من السباع . وأكمله : قامة وبسطة ، ويوضع خده على التراب ، ويجب توجيهه إلى القبلة .

(فصل) ينبش الميت لأربع خصال :
للغسل إذا لم يتغير ، ولتوجيهه إلى القبلة ، وللمال إذا دفن معه ، والمرأة إذا دفن جنينها وأمكنت حياته .

(Pasal) Perkara yang harus dilakukan kepada mayat (orang mati) itu ada 4 hal: Memandikannya, mengkafaninya, menyalatinya, dan menguburnya.

(Pasal) Cara memandikan minimal adalah meratakan air ke seluruh tubuhnya, dan yang sempurna adalah mencuci dua auratnya, menghilangkan kotoran dari hidungnya, mewudhukannya, dimandikan dengan daun bidara, dan disiram 3 kali dengan air.

(Pasal) Kafan minimalis adalah pakaian yang menutupi semua badannya, yang sempurna bagi jenazah lelaki adalah 3 lapis kain dan untuk wanita adalah gamis, khimar (penutup kepala), izar (sarung), dan 2 lapis kain.

(Pasal) Rukun shalat jenazah itu ada 7: Pertama: niat. Kedua: empat takbir. Ketiga: berdiri bagi yang mampu. Keempat: membaca al-Fatihah. Kelima: membaca shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah takbir kedua. Keenam: mendoakan mayit setelah takbir ketiga. Ketujuh: salam.

(Pasal) Mengubur minimal: lubang yang menutup aromanya dan melindunginya dari binatang buas. Yang paling sempurna: qamah (lubang seukuran manusia) dan basthah (sedikit terhampar), pipinya diletakkan di atas tanah, dan wajib dihadapkan ke arah kiblat.

(Pasal) Mayat dibongkar jika memiliki 4 sebab: Untuk dimandikan apabila mayat belum berubah, untuk dihadapkan ke arah kiblat, untuk mengambil harta jika terkubur bersamanya, dan untuk wanita jika janinnya terkubur bersamanya selagi ada kemungkinan janin masih hidup.

*******

(فصل) الإستعانات أربع خصال :
مباحة ، وخلاف الأولى ، ومكروهة ، وواجبة .
فالمباحة : هي تقريب الماء ، وخلاف الأولى : هي صب الماء على نحو المتوضئ ، والمكروهة : هي لمن يغسل أعضاءه ، والواجبة : هي للمريض عند العجز .

(Pasal) Meminta tolong (dalam bersuci) itu ada 4 keadaan: Mubah, khilaful aula (menyelisihi yang lebih utama), makruh, dan wajib. Mubah: yaitu mendekatkan air, khilaful aula: yaitu menuangkan air ke arah anggota wudhu, makruh: yaitu bagi orang yang meminta dimandikan oleh orang lain, dan wajib: yaitu bagi orang sakit yang lemah.


Referensi

  • al-Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin ‘Abdullah al-Hakim an-Naisaburi. al-Mustadrak ‘ala ash-Shahihain. Dar al-Kutub al-Ilmiyyah Beirut.
  • asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami. Matan Safinah an-Najah fii maa Yajibu ‘alaa al-‘Abdi lii Maulah. 1430 H. Dar al-Minhaj Beirut.

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top