“Sesungguhnya
kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung. Dan kami jadikan
mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al-Waqi'ah :
35-37)
Salah satu kenikmatan yang akan
diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada hamba-Nya yang beriman
ketika di surga adalah akan dijodohkan dengan bidadari-bidadari surga. Lalu
bagaimana sifat bidadari surga ini, berikut ulasannya yang penulis kutip dari Kitab
Hadil Arwah Ila Biladil Afrah, halaman 359-360)
Sifat Bidadari Surga
Allah subhanahu wa ta'ala
berfirman:
إِنَّ
لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا حَدَائِقَ وَأَعْنَابًا وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat
kemenangan, (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang
sebaya.” (QS An-Naba' : 31-33)
كَذَلِكَ
وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ
“Demikianlah, dan Kami berikan kepada mereka
bidadari.” (QS. Ad-Dhukhan : 54)
مُتَّكِئِينَ
عَلَى سُرُرٍ مَصْفُوفَةٍ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ
“Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan
dan kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.”
(QS. At-Thur : 20)
حُورٌ
مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ
“(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih,
dipingit dalam rumah.” (QS. Ar-Rahman : 72)
فِيهِنَّ
خَيْرَاتٌ حِسَانٌ
“Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik
lagi cantik-cantik.” (QS. Ar-Rahman : 70)
إِنَّا
أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا عُرُبًا أَتْرَابًا
“Sesungguhnya kami menciptakan mereka
(bidadari-bidadari) dengan langsung. Dan kami jadikan mereka gadis-gadis
perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al-Waqi'ah : 35-37)
Ibnu Abid Dunya meriwayatkan
dari Abul Hawari, dia berkata: Bidadari itu diciptakan langsung (kun fayakun).
Apabila telah sempurna peciptaan mereka maka dipasanglah kemah-kemah atas
mereka. Oleh karena itu Ibnul Qayyim berkata bahwa kemah-kemah ini bukanlah
ghuraf (kamar-kamar) atau qushur (istana-istana), melainkan ia adalah tenda di
taman-taman dan di atas sungai-sungai.
Nabi shalallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
1. Hadits Abu Sa’id al-Khudri radhiallahu
'anhu:
« إِنَّ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً رَجُلٌ صَرَفَ
اللّهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ قِبَلَ الْجَنَّةِ وَمَثَّلَ لَهُ شَجَرَةً ذَاتَ
ظِلٍّ فَقَالَ: أَيْ رَبِّ قَرِّبْنِي مِنْ هذِهِ الشَّجَرَةِ أَكُونُ فِي ظِلِّهَا
». فَذَكَرَ الْحَدِيْثَ فِيْ دُخُوْلِهِ الْجَنَّةَ وَتًمًنٍّيْهِ إِلىَ أَنْ
قَالَ فِيْ آخِرِهِ.
“Sesungguhnya ahli surga yang paling rendah
tingkatannya adalah seseorang yang Allah palingkan wajahnya dari neraka kearah
surga, dan ditampakkan padanya satu pohon surga yang rindang. Lalu orang itu
berkata: Ya Allah dekatkanlah aku ke pohon itu agar aku bisa berteduh di
bawahnya.” Lalu Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam terus menyebutkan angan-angan
orang itu hingga akhirnya beliau bersabda:
« إِذَا انْقَطَعَتْ بِهِ الأَمَانِيُّ قَالَ اللّهُ: هُوَ لَكَ
وَعَشْرَةُ أَمْثَالِهِ. قالَ: ثُمَّ
يَدْخُلُ بَيْتَهُ فَتَدْخُلُ عَلَيْهِ زَوْجَتَاهُ مِنَ الحُورِ الْعِينِ فَيَقُولاَنِ
: الْحَمْدُ للّهِ الَّذِي أَحْيَاكَ لَنَا وَأَحْيَانَا لَكَ. قَالَ:
فَيَقُولُ: مَا أُعْطِيَ أَحَدٌ مِثْلَ مَا أُعْطِيتُ
».
“Apabila telah habis angan-angannya maka Allah
berfirman kepadanya: “Dia itu milikmu dan ditambah lagi sepuluh kali lipatnya.”
Nabi bersabda: “Kemudian ia masuk rumahnya dan masuklah menemuinya dua
biadadari surga, lalu keduanya berkata: Segala puji bagi Allah yang telah
menghidupkanmu untuk kami dan yang menghidupkan kami untukmu. Lalu laki-laki
itu berkata: “Tidak ada seorangpun yang dianugerahi seperti yang dianugerahkan
kepadaku.” (HR. Muslim no. 417)
2. Hadits Anas radhiallahu
'anhu:
« إِنَّ الْحُورَ الْعِينَ لَتُغَنينَ فِي الْجَنَّةِ يَقُلْنَ:
نَحْنُ الْحُورُ الْحِسَانِ خُبئْنَا لأَزْوَاجٍ كِرَامٍ »
“Sesungguhnya bidadari nanti akan bernyanyi di
surga: Kami para bidadari cantik disembuyikan khusus untuk suami-suami yang
mulia.” (Shahih Al-Jami’: 1602)
3. Hadits Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu:
« إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ
الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ. وَالَّذِينَ يَلُونَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ
دُرِّيَ، فِي السَّمَاءِ، إِضَاءةً. لاَ يَبُولُونَ، وَلاَ يَتَغَوَّطُونَ وَلاَ
يَمْتَخِطُونَ وَلاَ يَتْفِلُونَ. أَمْشَاطُهُمُ الذَّهَبُ. وَرَشْحُهُمُ الْمِسْكُ.
وَمَجَامِرُهُمُ الألُوَّةُ. وَأَزْوَاجُهُمُ الْحُورُ الْعِينُ. أَخْلاَقُهُمْ عَلَى
خُلُقِ رَجُلٍ وَاحِدٍ. عَلَى صُورَةِ أَبِيهِمْ آدَمَ. سِتُّونَ ذِرَاعاً، فِي السَّمَاءِ
».
“Sesungguhnya kelompok pertama yang masuk surga
adalah seperti rupa bulan di malam purnama. Berikutnya adalah seperti binang
yang paling terang sinarnya di langit. Mereka tidak buang air kecil, tidak
buang air besar, dan tidak meludah. Sisir mereka dari emas, minyak mereka
adalah misik, asapannya adalah kayu gaharu, pasangan mereka adalah bidadari,
akhlak mereka seperti akhlak satu orang. Bentuk (postur tubuh) mereka seperti
Nabi Adam as; 60 lengan di langit.” (Al-Jami’ Ash-Shaghir: 3778)
4. Hadits Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu
'anhu:
« أَوَّلُ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ
ضَوْءُ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ، وَالْزُّمْرَةُ الثَّانِيَةُ عَلَى لَوْنِ
أَحْسَنِ كَوْكَبٍ دُريَ فِي السَّمَاءِ، لِكُل رَجُلٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ مِنَ
الْحُورِ الْعِينِ، عَلَى كُل زَوْجَةٍ سَبْعُونَ حُلَّةً، يُرَىٰ مُخُّ
سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ لُحُومِهِمَا وَحُلَلِهِمَا، كَمَا يُرَىٰ الشَّرَابُ
الأَحْمَرُ فِي الزُّجَاجَةِ الْبَيْضَاءِ »
“Kelompok pertama kali yang masuk surga, seolah
wajah mereka cahaya rembulan di malam purnama. Kelompok kedua seperti bintang
kejora yang terbaik di langit. Bagi setiap orang dari ahli surga itu dua
bidadari surga. Pada setiap bidadari ada 70 perhiasan. Sumsum kakinya dapat
terlihat dari balik daging dan perhiasannya, sebagaimana minuman merah dapat
dilihat di gelas putih.” (HR. Ath-Thabrani)
Dalam lafazh At-Tirmidzi:
« وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُّ
سُوْقِهِمَا منْ وَرَاءِ الَّلحْمِ مِنَ الْحُسْنِ، لاَ اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ
وَلاَ تَبَاغُضَ قُلُوبُهُمْ قَلْبُ رَجُلٍ وَاحِدٍ يُسَبِّحونَ الله بُكْرَةً
وَعَشِيَّا » .
“Masing-masing mendapat dua bidadari, sumsum
kakinya dapat dilihat dari balik daging karena begitu cantiknya, tidak ada
perselisihan di antara mereka, dan tidak ada saling benci di hati mereka. Hati
mereka seperti hati satu orang, mereka semua bertasbih kepada Allah pagi dan
sore.” (HR. At-Tirmidzi)
5. Hadits al-Miqdam Ibn Ma’di
Karib radhiyallahu 'anhu:
« لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللَّهِ سَبْعُ خِصَالٍ: يُغْفَرُ لَهُ فِي
أَوَّلِ دَفْعَةٍ مِنْ دَمِهِ، وَيَرَىٰ مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَيُحَلَّىٰ
حُلَّةَ الإِيمَانِ، وَيُزَوجُ اثْنَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً مِنَ الْحُورِ
الْعِينِ، وَيُجَارُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَيَأْمَنُ مِنَ الْفَزَعِ
الأَكْبَرِ، وَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ تَاجُ الْوَقَارِ، الْيَاقُوتَةُ مِنْهُ
خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا، وَيَشْفَعُ فِي سَبْعِينَ إِنْسَاناً مِنْ
أَهْلِ بَيْتِهِ »
“Orang yang mati syahid memiliki 7 [yang benar 8]
keistimewaan di sisi Allah: (1) diampuni dosanya di awal kucuran darahnya, (2)
melihat tempat duduknya dari surga, (3) dihiasi dengan perhiasan iman, (4)
dinikahkan dengan 72 bidadari surga, (5) diamankan dari adzab kubur, (6) aman
dari goncangan dahsyat di hari qiamat, (7) diletakkan di atas kepalanya mahkota
kewibawaan; satu permata dari padanya lebih baik dari pada dunia seisinya, (8)
memberi syafaat kepada 70 orang dari kerabatnya.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Al-Baihaqi)
6. Hadits Mu’adz ibn Anas radhiyallahu
'anhu:
« مَنْ كَظَمَ غَيْظاً وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ
دَعَاهُ اللَّه سُبْحَانَهُ عَلَى رُؤُوسِ الْخَلائِقِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِنَ
الْحُورِ الْعينِ مَا شَاءَ ».
“Barangsiapa mampu menahan amarah padahal ia mampu
untuk melampiaskannya, maka Allah memanggilnya di hadapan para makhluk hingga
Dia memberikan hak untuk memilih yang ia suka dari bidadari.” (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi
dan Ibnu Majah)
7. Hadits Mu’adz bin jabbal:
« لاَ تُؤْذِي امْرَأةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا. إِلاَّ
قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ: لاَ تُؤْذِيهِ، قَاتَلَكِ الله،
فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَك دَخِيلٌ يُوشِكَ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا »
“Tidak ada seorang isteri yang menyakiti suaminya
di dunia melainkan bidadari yang menjadi pasangannya berkata: "Jangan
engkau sakiti dia -semoga Allah melaknatmu- sesungguhnya ia hanyalah bertamu
(di rumahmu), hampir saja ia berpisah meninggalkanmu menuju kami.” (Shahih Al-Jami’
no. 7192)
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Jika anda bertanya tentang mempelai wanita dan istri-istri penduduk surga,
maka mereka adalah gadis-gadis remaja yang montok dan sebaya. Pada diri mereka
mengalir darah muda, pipi mereka halus dan segar bagaikan bunga dan apel, dada
mereka kencang dan bundar bagai delima, gigi mereka bagaikan intan mutu
manikam, keindahan dan kelembutan mereka selalu menjadi kerubutan.”
Elok wajahnya bagaikan
terangnya matahari, kilauan cahaya terpancar dari gigi-giginya dikala
tersenyum. Jika anda dapatkan cintanya, maka katakan semau anda tentang dua
cinta yang bertaut. Jika anda mengajaknya berbincang (tentu anda begitu
berbunga), bagaimana pula rasanya jika pembicaraan itu antara dua kekasih (yang
penuh rayu, canda dan pujian). Keindahan wajahnya terlihat sepenuh pipi,
seakan-akan anda melihat ke cermin yang bersih mengkilat (maksudnya,
menggambarkan persamaan antara keindahan paras bidadari dengan cermin yang
bersih berkilau setelah dicuci dan dibersihkan, sehingga tampak jelas keindahan
dan kecantikan). Bagian dalam betisnya bisa terlihat dari luar, seakan tidak
terhalangi oleh kulit, tulang maupun perhiasannya.
Andaikan ia tampil (muncul) di
dunia, niscaya seisi bumi dari barat hingga timur akan mencium wanginya, dan
setiap lisan makhluk hidup akan mengucapkan tahlil, tasbih, dan takbir karena
terperangah dan terpesona. Dan niscaya antara dua ufuk akan menjadi indah
berseri berhias dengannya. Setiap mata akan menjadi buta, sinar mentari akan
pudar sebagaimana matahari mengalahkan sinar bintang. Pasti semua yang
melihatnya di seluruh muka bumi akan beriman kepada Allah Yang Maha hidup lagi
Maha Qayyum (Tegak lagi Menegakkan). Kerudung di kepalanya lebih baik daripada
dunia seisinya. Hasratnya terhadap suami melebihi semua keinginan dan
cita-citanya. Tiada hari berlalu melainkan akan semakin menambah keindahan dan
kecantikan dirinya.
Tiada jarak yang ditempuh
melainkan semakin menambah rasa cinta dan hasratnya. Bidadari adalah gadis yang
dibebaskan dari kehamilan, melahirkan, haidh dan nifas, disucikan dari ingus,
ludah, air seni, dan air tinja, serta semua kotoran.
Masa remajanya tidak akan
sirna, keindahan pakaiannya tidak akan usang, kecantikannya tidak akan memudar,
hasrat dan nafsunya tidak akan melemah, pandangan matanya hanya tertuju kepada
suami, sekali-kali tidak menginginkan yang lain. Begitu pula suami akan selalu
tertuju padanya. Bidadarinya adalah puncak dari angan-angan dan nafsunya. Jika
ia melihat kepadanya, maka bidadarinya akan membahagiakan dirinya. Jika ia
minta kepadanya pasti akan dituruti. Apabila ia tidak di tempat, maka ia akan
menjaganya. Suaminya senantiasa dalam dirinya, di manapun berada. Suaminya
adalah puncak dari angan-angan dan rasa damainya.
Di samping itu, bidadari ini
tidak pernah dijamah sebelumnya, baik oleh bangsa manusia maupun bangsa jin.
Setiap kali suami memandangnya maka rasa senang dan suka cita akan memenuhi
rongga dadanya. Setiap kali ia ajak bicara maka keindahan intan mutu manikam
akan memenuhi pendengarannya. Jika ia muncul maka seisi istana dan tiap kamar
di dalamnya akan dipenuhi cahaya.
Jika anda bertanya tentang
usianya, maka mereka adalah gadis-gadis remaja yang sebaya dan sedang
ranum-ranumnya. Jika anda bertanya tentang keelokan wajahnya, maka apakah anda
telah melihat eloknya matahari dan bulan?! Jika anda bertanya tentang hitam
matanya, maka ia adalah sebaik-baik yang anda saksikan, mata yang putih bersih
dengan bulatan hitam bola mata yang begitu pekat menawan.
Jika anda bertanya tentang
bentuk fisiknya, maka apakah anda pernah melihat ranting pohon yang paling
indah yang pernah anda temukan? Jika anda bertanya tentang warna kulitnya, maka
cerahnya bagaikan batu rubi dan marjan.
Jika anda bertanya tentang elok
budinya, maka mereka adalah gadis-gadis yang sangat baik penuh kebajikan, yang
menggabungkan antara keindahan wajah dan kesopanan. Maka merekapun dianugerahi
kecantikan luar dan dalam. Mereka adalah kebahagiaan jiwa dan penghias mata.
Jika anda bertanya tentang
baiknya pergaulan dan pelayanan mereka, maka tidak ada lagi kelezatan selainnya.
Mereka adalah gadis-gadis yang sangat dicintai suami karena kebaktian dan
pelayanannya yang paripurna, yang hidup seirama dengan suami penuh pesona
harmoni dan asmara .
Apa yang anda katakan apabila
seorang gadis tertawa di depan suaminya maka sorga yang indah itu menjadi
bersinar? Apabila ia berpindah dari satu istana ke istana lainnya, anda akan
mengatakan: "Ini matahari yang berpindah-pindah di antara garis
edarnya." Apabila ia bercanda, kejar mengejar dengan suami, duhai…
alangkah indahnya…!!