“Seseorang
akan bersama dengan orang yang ia cintai. Dan engkau akan bersama orang yang
engkau cintai.” (HR. At-Tirmidzi no. 2385)
Cinta bisa jadi merupakan kata
yang paling banyak dibicarakan manusia, sampai kapan pun. Kita sering mendengar
kata yang terdiri dari lima huruf ini : “C-I-N-T-A”. Setiap orang bahkan telah
merasakannya, namun sulit untuk mendefinisikannya.
Definisi Cinta
Untuk mendefinisikan cinta
sangatlah sulit karena tidak bisa dijangkau dengan kalimat dan sulit diraba
dengan kata-kata. Ibnul Qayyim Al-Jauziah rahimahullah berkata: “Cinta
tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan tidak
menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan tidak jelas, (berarti)
definisinya adalah adanya cinta itu sendiri.” (Madarijus Salikin, Jilid 3 hal. 9)
Cinta Tabiat Anak Manusia
Inilah tabiat dan fitrah kita
sebagai anak Adam. Anak cinta orang tua, orang tua cinta anak, kita cinta pada
uang, kaum hawa cinta pada perhiasan dll, dsb, dst. Begitu pula cinta pada
lawan jenis, semua diantara kita yang laki-laki mencintai wanita dan yang
wanita cinta laki-laki, barangsiapa yang tidak memilikinya maka dipertanyakan
kejantanan dan kefemininannya. Setuju nggak???
Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman:
زُيِّنَ
لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ
مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأنْعَامِ وَالْحَرْثِ
ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
“Dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan
pada apa-apa yang dia ingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak
dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup didunia. Dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik.” (QS.
Ali Imran [3] : 14)
Bila Si Cinta Dengan Gaun Merah
Jambu Itu Hadir !!!
Saya tidak tahu persis sejak
kapan warna merah jambu dan daun waru dinobatkan sebagai lambang cinta, apapun
jawabannya, itu tidak terlalu penting bagi kita. Namun yang sangat penting
adalah bahwasannya bila masa kanak-kanak itu telah beranjak pergi meninggalkan
kehidupan kita, lalu kita pun menyandang predikat baru sebagai remaja untuk
menyongsong kehidupan manusia dewasa yang mandiri.
Ada sesuatu yang terasa hadir
mengisi indahnya hidup ini. Itulah cinta. Yang jelas cinta ini bukan lagi cinta
pada mainan atau jajan bungkusan anak-anak, namun cinta pada sesuatu yang belum
pernah ada sebelumnya. Saat itu tersenyumlah seraya berucap: “Selamat datang
cinta.”
Kasihan Si Cinta: Sering
Dijadikan Kambing Hitam !!!
Cinta adalah sesuatu yang
agung, dengan cinta seorang yang pengecut menjadi pemberani, orang yang bakhil
menjadi dermawan, yang bodoh menjadi pintar, menjadikan orang pandai merangkai
kata dan tulisan. Begitulah kira-kira yang diungkapkan para dokter cinta. Oleh
karena itu jangan salahkan cinta, kasihan dia. Bukankah karena cinta seseorang
bisa masuk surga?
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam: “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah? “Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata: “Apa yang telah engkau persiapkan untuk
menghadapinya?” Orang tersebut menjawab: “Aku tidaklah mempersiapkan untuk
menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah.
Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.” Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata:
أَنْتَ
مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang
yang engkau cintai.” (HR. Al-Bukhari no. 6171 dan Muslim no. 2639)
Dalam riwayat lain, Anas bin
Malik radhiyallahu ‘anhu mengatakan: “Kami tidaklah pernah merasa
gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam: أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ (Engkau
akan bersama dengan orang yang engkau cintai). Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu
pun mengatakan: “Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, Abu Bakar, dan Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena
kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan
mereka.” (HR. Al-Bukhari no. 3688)
Dalam riwayat Imam At-Tirmidzi rahimahullah
disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْمَرْءُ
مَعَ مَنْ أَحَبَّ وَأَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
“Seseorang akan bersama dengan orang yang ia
cintai. Dan engkau akan bersama orang yang engkau cintai.” (HR. At-Tirmidzi no.
2385)
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani
rahimahullah berkata: “Maksud ‘sesungguhnya engkau akan bersama dengan
orang yang engkau cintai’ adalah engkau akan didekatkan dengan mereka, begitu
pula hal ini termasuk dalam golongan yang ia cintai. Bagaimana jika kedudukan
di surga di antara mereka bertingkat-tingkat derajat? Apakah masih tetap
dikatakan bersama? Jawabnya, tetap masih disebut bersama. Selama masih ada
kesamaan, seperti sama-sama masuk surga, maka itu pun disebut bersama. Jadi
tidak mesti bersama dalam segala sisi. Jika semuanya tadi masuk surga, itu
sudah disebut bersama walau berbeda-beda derajat.” (Fathul Bari, Jilid 10 hal.
555)
Nah kita akan dibangkitkan
dengan orang yang kita cintai. Jika kita mencintai orang-orang kafir maka?? Cinta
itu akan menjadi sangat agung kalau diletakkan pada tempatnya, namun bisa
menjadi bencana kalau disalah gunakan. Oleh karena itu berhati-hatilah.
Cinta Karena Allah
“Akhi, Ukhti, saya mencintaimu
karena Allah.” Begitulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengajarkan umatnya untuk cinta ada orang lain karena Allah dalam artian kalau
orang itu semakin membuat kita dekat pada-Nya maka cintailah dia, dan begitu
pula sebaliknya kalau ada orang yang semakin menjauhkan kita dari-Nya, maka
jauhilah dia.
Bukankah orang yang
melakukannya akan merasakan manisnya iman dan akan mendapatkan mimbar cahaya
yang diingingkan oleh para Nabi dan Syuhada?
Tapi perlu diingat, kita harus berhati-hati
tatkala mengatakan: “Akhi atau Ukhti, saya mencintaimu karena Allah.” Karena
ucapan tersebut bisa menjadi FITNAH yang sangat besar tatkala disampaikan
kepada lawan jenis khususnya bagi para ikhwan maupun akhwat yang masih
nge-Jomblo (Belum Nikah). Inget tuch.....!!!
Itulah Agungnya Cinta: Jangan Di
Perkosa !!!
“Pemerkosaan arti cinta” -maaf
kalau kalimat ini kedengaran kasar- namun itulah kenyataannya. Betapa banyak
wanita yang menyerahkan mahkota hidupnya kepada orang yang belum berhak lalu
dia berucap ini sebagai tanda cintaku padanya, sebaliknya betapa banyak kaum
laki-laki yang harus melakukan kemaksiatan atas nama cinta.
Subhanallah...!!! Akankah cinta
kita pada Allah Dzat yang Maha Agung dikalahkan oleh cinta pada seseorang yang berasal
dari air mani yang kotor, saat hidupnya selalu membawa kotoran, dan saat
meninggal pun akan berubah menjadi sesuatu yang sangat menjijikkan?
Malulah pada Nabi Yusuf ‘alaihis
salam, yang mampu mempertahankan kehormatannya dihadapan seorang wanita cantik,
kaya raya, bangsawan lagi. Jangan engkau berkata: “Diakan seorang Nabi.” karena
kisah serupa pun dialami oleh Abdurrahman bin Abu Bakr, Muhammad Al-Miski dan
lainnya.
Cinta Dalam Pacaran?
Kata sebagian orang: “Sulit
untuk menjelaskan sesuatu yang sudah jelas”. Istilah pacaran adalah sebuah
istilah yang sudah sangat akrab ditelinga serta lengket dalam pandangan mata.
Namun saya masih agak kesulitan untuk mendefinisikannya.
Mudahan-mudahan tidak salah
kalau saya katakan bahwa setiap kali istilah ini disebut maka yang terlintas
dibenak kita adalah sepasang anak manusia –tertama kawula muda dan para remaja-
yang tengah dilanda cinta dan dimabuk asmara, saling mengungkapkan rasa sayang,
cinta dan rindu, yang kemudian akhirnya biduk ini akan menuju pada pantai
pernikahan.
Inilah paling tidak anggapan
dan harapan sebagian pelakunya. Namun ada satu hal yang banyak luput dari
banyak kalangan bahwa segala sesuatu itu ada etika dan aturannya, kalau masuk
terminal saja ada aturannya, akankah masalah cinta yang kata sebagian orang
“suci” ini tanpa aturan?
Istilah pacaran itu tidak
pernah dikenal dalam sejarah islam, bahkan islam sangat melarang keras yang
namanya pacaran. Karena pacaran adalah salah satu sarana menuju perzinahan.
Jangan ada yang berfikir
bahwasannya yang terlarang dalam islam hanyalah zina dalam pengertian masuknya
timba dalam sumur sebagaimana bahasa hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Namun yang terlarang adalah semua hal yang mendekati pada
perzinaan tersebut. Jangan hal ini dianggap keras.....!!! Karena sesungguhnya
Allah dan rasul-Nya telah memerintahkan seperti itu, jadi kita harus sami’na
wa atha’na, kita dengar dan kita taat.
Perhatikanlah firman Allah subhanahu
wa ta’ala berikut:
وَلَا
تَقْرَبُوا الزِّنَا
“Janganlah kalian mendekati zina.” (QS. Al-Isra’
[17] : 32)
Juga sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam:
كُتِبَ
عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَا، مُدْرِكٌ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ، فَالْعَيْنَانِ
زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الِاسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ
الْكَلَامُ، وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا، وَالْقَلْبُ
يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
“Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas diri
anak keturunan Adam bagiannya dari zina. Dia mengetahui yang demikian tanpa
dipungkiri. Mata bisa berzina, dan zinanya adalah pandangan (yang diharamkan).
Zina kedua telinga adalah mendengar (yang diharamkan). Lidah (lisan) bisa
berzina, dan zinanya adalah perkataan (yang diharamkan). Tangan bisa berzina,
dan zinanya adalah memegang (yang diharamkan). Kaki bisa berzina, dan zinanya
adalah ayunan langkah (ke tempat yang haram). Hati itu bisa berkeinginan dan berangan-angan.
Sedangkan kemaluan membenarkan yang demikian itu atau mendustakannya.” (HR. Al-Bukhari
no. 6243 dan Muslim no. 2657)
Dan fakta telah berbicara,
bahwa orang yang melakukan hubungan pacaran tidak akan pernah terlepas dari
zina-zina yang telah disebutkan dalam hadits di atas. Ayo ngaku.....!!!
TIDAK!!! Islam Tidak
Mengharamkan Cinta, Islam Hanya Mengatur!!!
Islam sebagai agama paripurna,
tidak membiarkan satu pun masalah tanpa aturan. Lha wong cara berpakaian,
mandi, buang air dan hal-hal kecil lainnya ada aturanya, maka bagaimana mungkin
urusan cinta yang menjadi keharusan hidup manusia normal akan tanpa aturan. Itu
mustahil. Benarlah Salman Al-Farisi radhiyallahu ’anhu tatkala ditanya:
“Apakah nabimu sudah mengajarkan segala sesuatu sampai masalah adab buang air
besar?”, maka beliau menjawab: Ya, Rasulullah sudah mengajarkannya, beliau
melarang kami untuk menghadap dan membelakangi kiblat dan memerintahkan kami
untuk beristinjak dengan tiga batu dan melarang kami untuk beristinjak dengan
kotoran dan tulang.”
Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman:
الْيَوْمَ
أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ
دِينًا
“Pada hari ini telah kusempurnakan agama kalian,
dan telah Ku sempurnakan nikmatku kepadamu dan Aku rela islam sebagai agamamu.”
(QS. Al-Maidah [5] : 3)
Maka jagalah cinta kita, jangan
sampai salah kita melabuhkan cinta kita sehingga kita dapat terjerumus kepada
hal-hal yang justru kita kehilangan cinta yang hakiki yaitu cinta Allah dan
Rasul-Nya. Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ
وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ