Awas !!! 2017 - 100 Tahun Kebangkitan Komunis


            Komunis secara bahasa memiliki akar kata dari bahasa inggris commnune yaitu bersama. Dalam istilah yang bekembang komunis memiliki makna bahwa segala hal yang berkaitan dengan kepemilikan individu dapat dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat. Seseorang yang memiliki tanah misalnya memiliki kewajiban menyerahkan hasilnya pada negara untuk dinikmati oleh seluruh kalangan dan dia tidak memiliki hak pribadi untuk menikmati hasilnya. Ideologi Komunisme ini pertama kali dicetuskan oleh Karl Marx, seorang filsuf Yahudi berkebangsaan Prusia. Komunisme pada awal kelahirannya adalah sebuah koreksi terhadap paham kapitalisme di awal abad ke-19 yang menggambarkan bahwa hak milik dari aset negara dapat dinikmati oleh perseorangan. Maka Komunisme menuntut hak-hak kaum proletar (Buruh) agar mendapatkan kesjahteraan ekonomi.

            Pada abad selanjutnya. Yaitu awal abad ke-20 meletuslah Revolusi dibawah pimpinan Lenin yang berpaham komunis dan terpengaruh oleh pemikiran Karl Marx. Setelah merebut Petograd, Ibukota Rusia saat itu maka pemerintahan diambil alih oleh Alexander Kerrensky dan menggantikan Kaisar Tsar Nikolas II karena dianggap tidak kompeten. Revolusi ini terjadi pada tanggal 25 Oktober 1917 dalam penanggalan Julian (sistem penanggalan kerajaan) walaupun dalam penanggalan Gregorian (modern) bertepatan dengan tanggal 07 November 1917. Itulah mengapa Revolusi ini dinamakan Revolusi Oktober.

Pergerakan Komunisme di Indonesia

Awal masuknnya komunisme di Indonesia adalah ketika berdirinya Organisasi Sarekat Islam tanggal 16 Oktober 1905 oleh Haji Samanhudi. Dari tubuh Sarekat Islam ini munculah 2 tokoh yaitu Semaun dan Darsono yang berhaluan kiri dan membentuk Partai Komunis Indonesia pada 1924. Sejarahnya berawal dari seorang tokoh sosialis Belanda, Henk Sneevliet yang mendirikan Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) (atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda). Awalnya Partai ini berasimilasi dengan Sarekat Islam (SI), namun perpecahan terjadi karena perbedaan pendapat diantara anggotanya yang menganggap apa yang terjadi di Rusia berupa revolusi harus terulang di Indonesia sebagai manifestasi doktrin dan keyakinan yang dianut para anggota komunis. Sneevlietlah yang pertama kali mencetuskan ide pergerakan ini meskipun pada awal pembentukan ISDV tidak memilki visi untuk merongrong kekuasaan kolonial Belanda. Setelah Sarekat Islam melaksanakan Disiplin Partai, yaitu agar anggotanya dilarang memiliki identitas ganda dalam organisasi perjuangan, maka secara resmi ISDV memisahkan diri dari SI dan merubah nama menjadi PKI.

Dalam 5 dekade saja (1924-1965) PKI telah melakukan banyak sekali pemberontakan, baik ketika Indonesia dibawah pemerintahan kapitalis Belanda maupun ketika Indonesia telah merdeka dan berdaulat. Ada tiga pemberontakan besar yang tercatat dalam sejarah, yang terkenal adalah pemberontakan  di Jawa Barat dan Sumatera Barat pada tanggal 12 November 1926. Peristiwa ini langsung ditanggapi oleh pemerintah Belanda dengan brutal. Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13.000 orang ditahan lalu 1.380 kader PKI dibawa ke Boven Digul, sebuah kamp tahanan di Papua. Banyak yang meninggal di dalam tahanan. Pada tahun 1927 PKI resmi dilarang keberadaannya dalam pemerintahan. Dalam Hal ini, Komunis pun terpecah menjadi 2, satu lebih represif dengan senjata dan yang lain lebih moderat dengan melakukan pendekatan pada pemerintahan. Tan Malaka adalah tokoh kunci yang mengkhianati paham represif Stalin (tokoh revolusioner yang menggulingkan kekuasaan Kaisar Rusia dengan darah). Dia terpengaruh oleh paham Trotsky  (pendekatan dengan jalan moderat kepada pemerintah) sehingga dihujat oleh kaum Proletar (Buruh) dan kaum tani yang anti tuan tanah (Borjuis).

Kemudian pada tahun 1948, tepatnya pada tanggal 18 September dibawah pemerintahan Indonesia PKI kembali berulah dan membuat kekacauan dimana-mana, khususnya di pulau Jawa. Tokoh Kunci dalam peristiwa ini adalah Musso dan Amir Sjarifuddin. Musso adalah seorang yang berpaham Marxisme-Leninisme. Setalah kembali dari pengasingannya di Soviet, Dia Berkoalisi dengan Amir Sjarifuddin yang kecewa dan tidak setuju atas Pencopotannya dari Kabinet RI dan digantikan oleh Muhammad Hatta sebagai imbas dari Perjanjian Renville.

Pemberontakan ini terjadi di Madiun dan dimobilisasi oleh PKI dan dan partai-partai kiri lainnya yang tergabung dalam “Front Demokrasi Rakyat” (FDR). Partai yang tergabung didalamnnya adalah Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Buruh Indonesia (PBI) dan Partai Sosialis Indonesia (PSI). Inisiasi Musso dan partai ini adalah berusaha menduduki Madiun dan pada hari yang sama yaitu pada tanggal 18 September 1948 diproklamirkan berdirinya “Republik Soviet Indonesia.” Dan pada hari berikutnya PKI/FDR mengumumkan pembentukan pemerintahan baru. Dalam peristiwa ini, R.M. Suryo selaku gubernur Jawa Timur dan dokter pro-kemerdekaan Moewardi serta tokoh politik dan agama menjadi tumbal atas kebiadaban PKI karena bersebrangan dan melawan PKI.

Cara yang dilakukan sebelum mengadakan pemberontakan dan pendudukan kekuasaan oleh Musso adalah dengan melakukan penculikan dan pembunuhan kepada orang-orang yang dianggap musuh di kota Surakarta. Kemudian mengerahkan massa untuk melakukan demonstrasi, agitasi (hasutan yang dilakukan oleh tokoh politik untuk melakukan aksi) dan melakukan kekacauan dimana-mana serta mengadu domba satuan TNI setempat sehingga perhatian pun teralihkan untuk menguasai Madiun.

Akhirnya Pemerintah RI saat itu menurunkan Resimen TNI yang tidak ikut diadu domba untuk mengamankan wilayah Surakarta dan yang memegang komando saat itu adalah Kolonel Gatot Subroto. Hingga pada akhirnya Musso pun berhasil ditembak mati setelah melarikan diri ke Sumoroto, sebelah barat Ponorogo. Sedangakan Amir Sjarifuddin dan anggota lainnya ditahan dan dijatuhi hukuman mati. Sisa-sisa dari anggotanya melarikan diri ke Kediri, Jawa Timur.

Sejarah berdarah kembali terulang. Kala Indonesia telah menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup pada 15 Mei 1963, pada saat itu PKI adalah partai resmi yang diakui negara dan berafiliasi dengan NASAKOM (Nasionalis, Agama dan Komunis) dan adanya usulan dari PKI untuk membentuk angkatan ke-5. Artinya Setelah barisan komando di kendalikan oleh Angkatan Darat, Laut, Udara dan kepolisian, maka kaum Sosialis Komunis ingin agar para buruh dan tani dipersenjatai untuk memperkuat angkatan bersenjata. Hal ini menimbulkan reaksi penolakan terutama dari para jenderal angkatan darat. Mereka khawatir pemberontakan yang terjadi di RRC terjadi pula di Indonesia karena kaum buruh yang dipersenjatai.

Kekhawatiran ini tidak segera ditanggapi oleh presiden, karena pada saat itu Indonesia lebih condong ke Uni soviet dan anti Amerika dan Soekarno terpengaruh oleh paham pemerataan yang semu. Bahkan ketika Soekarno sakit, beliau mendatangkan dokter dari RRC, bukan dari barat.

Salah satu tokoh Komunis saat itu, D.N. Aidit kemudian mengadakan rapat rahasia dan tertutup untuk menghembuskan isu adanya kudeta dari pasukan Chakra Birawa (Paspampres sekarang) dan mengumpulkan anggota militer yang pro komunis untuk menculik para Jenderal Angkatan Darat dan dipaksa agar menanda tangani surat bahwa jenderal hendak mengkudeta pemerintahan yang sah sehingga kaum Komunis memiliki alasan untuk membubarkan pasukan Chakra Birawa.

Pada tanggal 30 September 1965, 5 hari sebelum peringatan hari TNI nasional (05 Oktober 1965) para tentara dibawah kolonel Untung dan Letnan lainnya menculik 7 jenderal Angkatan Darat diantaranya :
1.       Ahmad Yani, Jend. Anumerta (tewas ditembak dirumahnya)
2.       Donald Ifak Panjaitan, Mayjen. Anumerta (meninggal di Lubang Buaya)
3.       M.T. Haryono, Letjen. Anumerta (meninggal di Lubang Buaya)
4.       Piere Tendean, Kapten CZI Anumerta (ajudan Jenderal Besar DR. Abdul Harris Nasution, diculik dan dibunuh di lubang buaya karena karena mengaku sebagai Jenderal A.H. Nasution)
5.       Siswono Parman, Letjen. Anumerta ( disiksa dan dibantai di Lubang Buaya)
6.       Suprapto, Letjen. Anumerta (Dibantai di Lubang Buaya)
7.       Sutoyo Siswomiharjo, Mayjen. Anumerta (Dibohongi oleh para penculik bahwa beliau dipanggil presiden kemudian dibantai di Lubang Buaya)

Pagi harinya, tepat tanggal 01 Oktober PKI berhasil menduduki RRI (Radio Republik Indonesia) dan mengumumkan bahwa Jenderal dan para perwira TNI telah membentuk Dewan Jenderal yang berusaha untuk menggulingkan pemerintahan yang sah. Hingga pada akhirnya RRI berhasil diduduki kembali dan dibawah komando letjen Soeharto, maka PKI pun ditumpas hingga ke akar-akarnya atas perintah presiden dalam Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret).

Sejarah yang Berbicara

Jumlah korban yang menjadi kebiadaban Komunis di Indonesia menjadi hal yang serius untuk disampaikan. Ketika terjadi pemberontakan 1948 di Madiun, PKI melakukan penjarahan, menembak siapa saja yang dianggap musuh dan menyembelih para petinggi Masjoemi dan PNI. Mayat-mayat bergeletakan di jalan. Hari itu menjadi peristiwa yang tak terlupakan dalam ingatan sejarah karena yang menyaksikan peristiwa itu adalah anak-anak dan juga ibu-ibu serta kaum yang tertuduh melawan PKI tidak luput dari pembantaian massal tersebut. Seorang wartawan Sin Po yang berada di Madiun, menuliskan detik-detik ketika PKI pamer kekejaman itu dalam reportase yang berjudul: ‘Kekedjeman kaoem Communist; Golongan Masjoemi menderita paling heibat; Bangsa Tionghoa “ketjipratan djoega.’

Kemudian pada awal Januari 1950, pemerintah membongkar sumur-sumur “neraka” yang digunakan oleh PKI untuk mengubur korban penyiksaan oleh FDR/PKI. Berpuluh-puluh ribu masyarakat menyaksikan peristiwa langka ini dan banyak diantara mereka yang mencari anggota keluarganya yang diculik PKI. Kebanyakan dari korban adalah politisi, tokoh agama, polisi, dan rakyat yang anti terhadap PKI. Lokasi penggalian sumur itu terletak di kab. Magetan Jawa Timur.

Runtuhnya komunis di Soviet

Awal runtuhnya komunis di Uni Soviet adalah saat presiden Mikhail Gorbachev memberikan kebijakan Glasnost dan perestroika. Glasnost memiliki makna bahwa semua rakyat diberikan kebebasan berpendapat dalam politik, sosial dan bebas mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan kesejahteraan rakyat. Dan Perestroika artinya melakukan restrukturisasi atas ranah ekonomi sehingga usaha bisnis  milik swasta diperbolehkan untuk berada dalam negeri. Gorbachev menerapkan kebijakan politik ini dengan harapan dapat menarik simpati dan dukungan dari rakyatnya dan mereka mengetahui kondisi pemerintahan yang sesungguhnya. Namun bukan keuntungan yang didapatkan dari kebijakan ini, rakyat semakin tahu kasus-kasus korupsi yang terjadi di tubuh pemerintahan dan memburuknya situasi ekonomi dalam negeri. Hubungan luar Negeri Soviet dengan negara Satelitnya berjalan stagnan karena ideologi yang tertutp sehingga dari segi industri kalah jauh denga negara yang terbuka seperti AS contohnya. Ditambah dengan kebocoran reaktor Nuklir dan efek pencemaran yang dihasilkan di Chernobyl. Hal ini membuat rakyat turun ke jalan dan berniat mengadakan revolusi dimana-mana menuntut pencopotannya sebagai presiden karena kebiajakannya banyak yang bersifat kolot dan dikhawatirkan menghancurkan masa depan Rusia. Rakyat ingin bebas dari kungkungan rezim, tidak diintai oleh Polisi Rahasia dan mampu mengelola aset pribadi dengan bebas pula. Akhirnya pada tanggal 25 Desember 1991, Mikhail Gorbachev resmi mengundurkan diri dari kursi kepresidenan. Maka berakhirlah masa imperium Uni Soviet dan berkahir pula era perang dingin.

Kritik Terhadap pemikiran Karl Marx

Harun Hadiwijono dalam bukunya Sari Sejarah Filsafat Barat mengutip pandangan Karl Marx tentang agama. Karl Marx berkesimpulan bahwa sebelum orang dapat mencapai kebahagiaan yang senyatanya, agama haruslah ditiadakan karena agama menjadi kebahagiaan semu dari orang-orang tertindas. Namun, karena agama adalah produk dari kondisi sosial, maka agama tidak dapat ditiadakan kecuali dengan meniadakan bentuk kondisi sosial tersebut. Marx yakin bahwa agama itu tidak punya masa depan. Agama bukanlah kecenderungan naluriah manusia yang melekat tetapi merupakan produk dari lingkungan tertentu. Bahkan Marx berpendapat bahwa agama adalah candu yang berbahaya dan dapat merusak tatanan masyarakat.

Dalam hal demikian ia berusaha menjelaskan alam raya sesuai dengan persepsinya semata,  bahwa alam semesta terdiri dari unsur materi saja.Bahkan ia tidak mampu menjelaskan dari mana asal muasal angka 1. Sebagaimana angka1+1=2 lalu darimana angka satu itu berasal? Ia bukan berasal dari nol (nothing) dan ia adalah asal dari segala sesuatu. Begitupun Alam Raya ini, pasti memiliki unsur penciptaan didalamnya dan ada kekuatan transenden (maha Kuasa) yang memberikan keteraturan di alam raya ini. Yang Maha Awal lagi Maha Akhir.

Dikisahkan Imam Abu Hanifah rahimahullah ditantang berdebat oleh seorang atheis (paham yang meyakini bahwa alam raya hanya terdiri dari unsur materi saja). Setelah mengadakan janji jam sekian akan bertemu, ternyata sang imam belum kunjung datang. Orang atheis ini pun kesal dan berkata: “sungguh memalukan sekali, masa agamanya mengajarkan untuk tidak disiplin.” Ketika datang, sang imam ditegur mengapa ia terlambat datang. Dia menjelaskan alasan keterlambatannya: “Tadi sewaktu aku hendak mencari tumpangan untuk melewati sungai besar yang mengarah kesini, aku melihat sebongkah kayu lewat kemudian membelah dirinya sendiri lalu paku-paku pun berdatangan dan menancap dikayu itu hingga terbentuklah sebuah perahu dan akupun dapat sampai kesini. Mendengar penuturan yang demikian, sang atheis pun tertawa mengejek: “Mana ada kayu terbelah sendiri hingga menjadi sebuah perahu? Barangkali otak anda perlu dicerdaskan.” Lalu sang imam menanggapi: “Kalau begitu, mengapa engkau meyakini alam semesta ini terjadi dengan sendirinya? Bukankah hal yang mustahil ketika alam sebesar ini tidak ada yang menciptakan.” Mendengar penuturan sang imam, akhirnya orang itu sadar dan bertaubat dari kekufurannya.

Komunisme Versus Islam

Komunisme menganggap bahwa Agama adalah musuh terbesar yang bisa menghancurkan tataran masyarakat. Sebenarnya doktrin ini lahir atas kekecewaan bangsa eropa terhadap kesewenangan gereja yang menjarah harta rakyat dengan dalih bahwa itu adalah perintah dari Tuhan. Sehingga pada abad ke-16 mulai muncul massa Renaissance (zaman pencerahan) yaitu bahwa agama harus dihapuskan karena dapat merenggut kebebasan individu. Lahirlah paham materialis yang mengatakan bahwa kebahagiaan terletak pada apa yang dimilki dari harta kekayaan dan perabotan yang mewah. Paham ini pun dibantah sehingga lahirlah komunis yang menginginkan pemerataan dalam aspek individu untuk kesejahteraan. Yang menjadikannya ekstrim adalah orang komunis tidak mempercayai akan adanya hari pembalasan, keadaan setelah kematian dan menganggapnya hanya ramalan saja yang belum tentu terbukti. Dan mereka meyakini bahwa Islam dapat menjadi penghambat gerakan mereka karena islam dianggap meruntuhkan tataran masrayakat yang seimbang dan tidak di batasi oleh status/kasta dalam agama. Bahkan mereka menghalalkan darah orang lain agar keinginannya terwujud. Kekuasaan, harta dan jabatan adalah impian mereka. Konsep Komunis adalah barang usang bagaikan sampah perdaban dan zaman. Dalam penerapannya, seseorang tidak diperkenankan memiliki tanah garapan sendiri. Semuanya milik negara. Dia hanya mengolah saja sedangkan hasilnya dinikmati oleh negara. Sedangkan Islam memiliki konsep zakat, yaitu kewajiban mengeluarkan harta apabila telah mencapai ukurn dan waktu yang telah ditentukan dalm agama. Itupun tidak lebih besar daripada pajak, sekira 2,5 % dari harta keseluruhan. Model negara yang telah sukses mengolah dana zakat di dunia adalah Turki dan Arab Saudi. Kedua negara ini tidak lagi membangun infrastruktur berdasarkan pajak, akan tetapi dananya diambil dari harta zakat karena rakyatnya mayoritas telah makmur.kesadaran akan membayar zakat inilh yang akhirnya mebuat kedua negara ini menjadi negara maju di Asia. Kiranya kisah Umar bin Abdul Aziz rahimahullah bisa menjadi acuan akan makmurnya Sistem Islam. Petugas zakat di afrika  pada masa Beliau menyerukan kepada seluruh rakyatnya untuk mengambil harta zakat yang dimumkan selama satu bulan. Namun, sampai hari terkahir tidak seorangpun yang mau mengambil harta itu. Ternyata khalifahnya lah yang lebih membutuhkan.

Kesimpulan


Kehancuran suatu negeri dapat dilihat dari sistem apa yang dianut oleh negeri itu, ketika yang menguasai pemerintahan adalah orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya semata, maka tunggulah lehancurannya. Melihat berbagai pergolakan yang terjadi di seluruh penjuru negeri, Ini seperti pepatah Bagaikan api didalam sekam. Dari luar terlihat biasa saja, namun didalamnya membara dan siap untuk terbakar. Dan bahwa tuhan yang disembah selain Allah yang maha Esa dalah hawa nafsu. Oleh karena itu, sudah seyogyanya sebagai seorang muslim untuk mempersiapkan berbagai kemungkinan yang terjadi karena bahasa yang dikenal oleh mereka adalah bahasa pedang/senjata. Dan melihat sinyalemen yang terjadi sebagai momentum kebangkitannya bukan tidak mungkin mereka akan melakukan gerakan yang lebih besar dan massiv untuk merongrong negeri ini. Semoga bermanfaat.

Benci Arab Apa Benci Islam?

“Mencintai Quraisy adalah keimanan dan membenci mereka adalah kekufuran. Mencintai Arab adalah keimanan dan membenci mereka adalah kekufuran. Maka barangsiapa yang mencintai Arab, sungguh ia mencintaiku, dan barangsiapa yang membenci Arab, maka sungguh ia membenciku.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Ausath no. 2537)


Politik Indonesia saat ini memang sedang benar-benar memanas. Semua berawal dari seorang Kafir yang menistakan Al-Quran dengan menyebutnya sebagai alat kebohongan yang kemudian disusul oleh aksi besar-besaran umat Islam menuntut pemerintah untuk menangkap serta memenjarakannya. Namun justru tampak ketidakadilan yang muncul di pemerintah dengan menunda-nunda proses pengadilan si Kafir ini. Bahkan setelah proses pengadilan, pemerintah seakan-akan menunda-nunda pemenjaraan si Kafir penista Al-Quran ini, bahkan yang menjadi ironi, gara-gara hal tersebut muncul para penista-penista lain yang menghinakan para Ulama. Maka semakin semrawutlah politik negeri ini.

Lalu yang paling hangat adalah pernyataan Ibu Megi seorang Ketua Umum Partai Besar dengan lambang kepala Banteng dalam pidatonya dalam peringatan HUT Partai tersebut di Jakarta Convention Center, Jakarta Selatan. Beliau mengatakan “Kalau kamu mau menjadi orang Islam, jangan jadi orang Arab.” Entah apa maksud perkataan Ibu Megi ini. Namun, sejumlah tokoh termasuk ulama menyatakan bahwa maksud perkataan tersebut adalah pernyataan anti-Arab atau lebih khususnya anti-Islam. Na’udzubillahi min dzalik. Hal ini diperkuat dengan pidato Ibu Megi selanjutnya yang menyatakan hari kiamat hanya sekedar ramalan masa depan saja.

Setelah tokoh politik menyatakan pernyataan bodoh ini, muncul juga pernyataan antek-anteknya dari berbagai kalangan seperti dari kalangan Artis. Seorang artis FTV bernama PN bekata dalam twitternya, “Semua orang berpakaian seperti orang Arab, bendera ditulisakan tulisan arab, adat istiadat arab, kenapa ngga pada pindah Arab aja ya?”

Sungguh sangat memprihatinkan, penggiringan opini untuk membenci hal-hal yang berbau Arab semakin terlihat nyata. Kebanyakan mereka yang menyudutkan Arab adalah orang-orang Kafir atau orang-orang yang memiliki aroma Komunis dalam ideologinya, namun ironinya hal itu pun diikuti oleh mereka yang latah padahal KTP mereka masih Islam. Bukan tidak mungkin racun pemikiran seperti ini bisa berbahaya jika tertanam pada generasi Muslim, besok mereka tidak akan mau shalat menggunakan bahasa Arab, karena Al-Qur’an berbahasa Arab dan enggan berkunjung ke Ka’bah karena terletak ditanah Arab dan ujung-ujungnya negeri ini akan mirip seperti awal berdirinya Negara Turki dengan sistem kufur pimpinan Mustafa Kemal Ad-Dajjal yang merubah semua yang berbau Arab.

Namun apakah mereka sadar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang Arab, Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab, hadits nabi berbahasa Arab, kiblat (Ka’bah) umat Islam berada di Arab bukan di Planet Mars, umat muslim di seluruh dunia tiap tahun berbondong-bondong pergi ke Arab menunaikan ibadah Haji, para ulama dan imam besar umat Islam semisal Imam Asy-Syafi’i rahimahullah adalah keturunan Arab, kitab-kitab monumental para ulama Islam dari masa ke masa berbahasa Arab, bahkan saat melakukan shalat, mereka menggunakan bahasa Arab, bukan bahasa Sansekerta? Toh, jika memang hanya sinis ke Arab, maka sama saja mereka sinis ke Islam.

Banyak sekali dalil baik dari Al-Quran maupun As-Sunnah yang menjelaskan keutamaan bangsa Arab, namun mungkin mereka tidak mengetahui atau mungkin juga mereka tahu akan tetapi sudah kadung benci dengan Islam maka mereka tak peduli.

            Dalam sebuah hadits marfu’ dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma diriwayatkan:

أحبوا العرب لثلاث لأني عربي ، والقرآن عربي ، وكلام أهل الجنة عربي

“Cintailah Arab karena tiga hal, 1) karena saya orang arab, 2) karena Al-Quran berbahasa arab, dan 3) bahasa penduduk surga adalah bahasa arab.” (HR. At-Thabrani, Al-Hakim dan Al-Baihaqi)

            Sanad hadits ini memang diperbincangkan oleh para ulama karena dalam sanandnya terdapat perawi yang bernama Al-Alla bin Amr yang oleh Imam Adz-Dzahabi rahimahullah dinilai matruk. Namun jika dilihat dari konteks hadits maka ada dua hal yang memang benar, yang pertama adalah pernyataan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang Arab dan Al-Quran adalah berbahasa Arab. Maka jelas jika kita ingin cinta kepada Al-Quran dan juga kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka cintailah Arab baik bahasanya maupun bangsanya.

            Dan perlu kita ketahui juga bahwa mereka para leluhur kita para pejuang kemerdekaan, para mujahid yang rela berkorban jiwa raganya demi mengusir penjajahan kafir dari bumi pertiwi sangat didukung sekali oleh bangsa Arab, mereka yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia dalam hal ini diwakili oleh Palestina. Dan mereka juga yang menyokong dalam berbagai hal hingga akhirnya negeri ini bisa bebas dari penjajahan Kafir. Mereka bangsa Arab berada dalam barisan paling depan, bukan Aseng apalagi Asing.

Al-Quran adalah Bahasa Arab

            Al-Quran itu berbahasa Arab, anak kecil yang sudah belajar alif-ba-ta pun tahu jika Al-Quran ini berbahasa Arab, maka lancanglah orang yang menyatakan “Kalau kamu mau menjadi orang Islam, jangan jadi orang Arab” dengan maksud mendiskreditkan bangsa Arab termasuk didalamnya adalah bahasanya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآناً عَرَبِيّاً لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

“Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an dalam bahasa Arab agar kalian dapat memahami.” (QS. Yusuf [12] : 2]

Di dunia ini terdapat ratusan bahkan ribuan ragam bahasa, namun Allah subhanahu wa ta’ala memilih lisan Arab sebagai bahasa kitab-Nya, Dialah zat yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik.

Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata:

ولسان العرب أوسع الألسنة مذهبًا، وأكثرها ألفاظًا

“Bahasa Arab adalah bahasa yang paling luas madzhabnya, dan yang paling banyak lafadznya.”

Imam Jalaluddin As-Suyuthi rahimahullah memuji kekayaan linguistik dalam bahasa arab, beliau berkata:

لأنَّا لو احتجنا إلى أنْ نعبر عن السيفِ وأوصافه باللغةِ الفارسية، لما أمكننا ذلك إلا باسمٍ واحد؛ ونحن نذكرُ للسيفِ بالعربية صفاتٍ كثيرة، وكذلك الأسد والفرس وغيرهما من الأشياءِ المسميات بالأسماء المترادفة، فأين هذا من ذاك؟! وأين سائرُ اللغات من السَّعةِ ما للغةِ العرب؟! هذا ما لا خفاءَ به على ذي نُهية

“Ketika kita hendak mengungkapkan kata pedang dengan bahasa Persia, kita tidak akan bisa menceritakannya kecuali hanya dengan satu kata. Sementara kita bisa menyebut kata ‘pedang’ berikut sifat-sifatnya dengan banyak ungkapan dalam bahasa Arab. Demikian pula kata ‘singa’ dan ‘kuda’ atau kata lainnya yang memiliki banyak sinonim. Sehingga bagaimana mungkin dua bahasa ini mau dibandingkan?! Bahasa mana yang lebih luas dari pada bahasa Arab?! semua orang yang berilmu mengetahuinya.” (Al-Mazhar fi Ulum Al-Lughah, Jilid 1 hal. 254)

Mengingat Al-Quran berbahasa Arab, Hadits berbahasa arab, khazanah islam yang menjadi karangan para ulama, berbahasa Arab, maka bahasa Arab menjadi kunci untuk memahami itu semua. Karena itulah, para sahabat menekankan agar umat islam berusaha memahami bahasa Arab. Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu pernah berpesan:

تعلَّموا العربيةَ؛ فإنها من دينِكم

“Pelajarilah bahasa Arab, karena bahasa ini bagian dari agama kalian.” (Idhah al-Waqf, Ibnul Anbari, Jilid 1 hal. 31)

Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu juga pernah memerintahkan gubernurnya, Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu untuk mengajarkan bahasa arab kepada penduduk Iraq:

أمَّا بعد، فتفقهوا في السنةِ، وتفقهوا في العربية، وأَعْرِبُوا القرآنَ فإنه عربي

“Pelajarilah sunnah dan pelajarilah bahasa Arab. Pahami Al-Quran dengan bahasa Arab. Karena kitab ini berbahasa Arab.” (HR. Ibnu Abi Syaibah no. 30534)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Orang Arab

            Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang Arab. Tak bisa dipungkiri lagi, beliau adalah keturunan dari Nabi Ismail ‘alaihis salam. Dalam hadits Watsilah bin Al-Asqa’ radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إن الله اصطفى كنانة من ولد إسماعيل، واصطفى قريشا من كنانة، واصطفى من قريش بني هاشم، واصطفاني من بني هاشم

“Sesungguhnya Allah telah memilih Kinanah dari anak keturunan Isma’il, memilih Quraisy dari Kinanah, memilih Bani Hasyim dari Quraisy dan memilihku dari Bani Hasyim.” (HR. Muslim no. 2276)

Dari Muthallib bin Abi Wada’ah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Al-Abbas datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seolah-olah ia mendengar sesuatu, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam naik mimbar dan bersabda:

أنا محمد ، بن عبد الله ، بن عبد المطلب ، ثم قال : إن الله خلق الخلق فجعلني في خيرهم ، ثم جعلهم فرقتين فجعلني في خير فرقة ، ثم جعلهم قبائل فجعلني في خيرهم قبيلة ، ثم جعلهم بيوتا فجعلني في خيرهم بيتا ، وخيرهم نفسا

“Aku adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muthalib”, beliau melanjutkan, “Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk, dan menjadikanku dari sebaik-baik makhluk. Kemudian menjadikan mereka menjadi dua kelompok, maka Dia menjadikanku dari kelompok yang terbaik. Kemudian menjadikan mereka bersuku-suku, maka Dia menjadikanku dari suku yang terbaik. Kemudian menjadikan rumah-rumah (keluarga), maka Dia menjadikanku dari sebaik-baik keluarga dari mereka dan menjadikanku sebagai manusia yang terbaik.” (HR. At-Tirmidzi no. 3532 dan Ahmad no. 1791)

Dua kelompok yang dimaksud dalam hadits Muthallib bin Abi Wada’ah di atas adalah kelompok Arab dan Ajam, sebagaimana dinyatakan secara tegas dalam riwayat Imam Ath-Thabrani rahimahullah dalam Al-Mu’jam Al-Ausath, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إن الله حين خلق الخلق بعث جبريل، فقسم الناس قسمين، فقسم العرب قسما، وقسم العجم قسما، وكانت خيرة الله في العرب

“Sesungguhnya ketika Allah menciptakan makhluk, Dia mengutus Jibril, kemudian membagi manuia menjadi dua bagian, satu bagian adalah Arab dan satu bagian adalah Ajam. Dan (manusia) pilihan Allah berasal dari Arab.” (HR. Ath-Thabrani)

            Coba perhatikan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diatas, “Dia menjadikanku dari kelompok yang terbaik.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa bangsa Arab adalah bangsa yang terbaik.

            Namun perlu kita catat pula bahwa hadits-hadits tentang keutamaan Arab di atas berlaku apabila dibarengi dengan Islam dan takwa, tidak mencakup orang Arab yang kafir dan fasik. Karena Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan, dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa diantara kalian.” (QS. Al-Hujurat [49] : 13)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahulah berkata:

وهذه الأفضلية للعرب إذا تمسكوا بإسلامهم، أما إذا أهملوا إسلامهم ذهب فضلهم

“Keutamaan Arab ini diperoleh apabila mereka berpegang teguh dengan keislamannya. Adapun orang-orang (Arab) yang membuang keislamannya, mereka telah kehilangan keutamaannya.” (Iqtidha’ Ash-Shirat Al-Mustaqim hal. 148)

Membenci Arab adalah salah Satu Tanda Kekufuran

Ibnu Hajar Al-Haitami rahimahullah membawakan beberapa riwayat tentang keutamaan Arab dalam kitabnya Mablaghul ‘Arab. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

حب قريش إيمان وبغضهم كفر، وحب العرب إيمان وبغضهم كفر، فمن أحب العرب فقد أحبني، ومن أبغض العرب فقد أبغضني

“Mencintai Quraisy adalah keimanan dan membenci mereka adalah kekufuran. Mencintai Arab adalah keimanan dan membenci mereka adalah kekufuran. Maka barangsiapa yang mencintai Arab, sungguh ia mencintaiku, dan barangsiapa yang membenci Arab, maka sungguh ia membenciku.” (HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jam Al-Ausath no. 2537)

Dari Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku: “Wahai Salman, janganlah engkau membenciku hingga engkau bisa berpisah dengan agamamu.” Aku berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimana aku membencimu, sedangkan dengan sebab engkau kami diberikan hidayah oleh Allah.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تبغض العرب فتبغضني

“Engkau membenci Arab, maka engkau membenciku.” (HR. At-Tirmidzi no. 3927)

Al-Hafizh Muhammad Abdurrahman Al-Mubarakfuri rahimahullah berkata mengenai hadits di atas: “Ketika seseorang membenci bangsa Arab secara umum, maka ia telah membenci Rasulullah secara khusus atau ketika ia membenci bangsa Arab, maka hal itu bisa membuatnya membenci Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Maka hendaklah kita mewaspadai akan hal ini.” (Tuhfah Al-Ahwadzi, Jilid 9 hal. 398)

Jadi, Tanyakanlah pada mereka yang terus menggembar-gemborkan Anti-Arab. Jangan-jangan mereka sebenarnya Anti-Islam dan Anti-Rasulullah, bukan Anti-Arab? Nauzubillah min dzalik. Semoga Allah menyelamatkan kita dari penggiringan opini yang mengajak membenci Arab yang secara tak langsung akan membenci Islam dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Wallahu a’lam. Semoga Bermanfaat.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Thariq bin Ziyad, Takluknya Ifranji dan Andalusia

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. Ash-Shaff [61] : 10-11)



Sejarah telah mengenal sosok yang memiliki peran penting dalam pembebasan Andalusia (Spanyol). Sebelum kedatangan bangsa muslim, bangsa Ifranji (Eropa Sekarang) hidup dalam kerajaan-kerajaan yang kecil dan saling bergesekan satu sama lain sehingga peperangan adalah hal yang tidak dapat dihindari.

Salah satu Panglima Islam yang melakukan ekspansi ke daratan Eropa kala itu adalah Thariq bin Ziyad Al-Barbari dibawah komando Musa bin Nushair. Kisah ini terjadi pada abad ke-8 Masehi.

Masa Kecil Beliau

Thariq bin Ziyad dilahirkan pada tahun 50 H atau 670 M di Kenchela, Aljazair, dari kabilah Nafzah. Ia bukanlah seorang Arab, akan tetapi seorang ‘ajam (non-arab) yang berasal dari Etnis Barbar yang menetap di Maroko.

Para ulama yang ahli dalam sejarah tidak banyak yang meriwayatkan masa kecil beliau, bahkan sekaliber Imam Ibnu Al-Atsir, Ath-Thabari, dan Ibnu Khaldun tidak meriwayatkan masa kecil Thariq bin Ziyad dalam buku-buku mereka.

Ketika Musa bin Nushair dibawah kekhilafahan Walid bin Abdul Malik (Daulah Umayyah) tiba di Aljazair dan Maroko, masyarakat disana umumnya telah mengenal islam, akan tetapi mereka mudah sekali berpindah keyakinan disebabkan keimanan yang belum kokoh. Para pendahulu yang membebaskan wilayah tersebut langsung mengadakan ekspansi ke wilayah lain jika dirasa wilayah yang terdahulu sudah aman sehingga rakyat yang baru mengenal islam tidak mendapatkan pembinaan aqidah yang kuat.

Penaklukan Andalusia
           
Ketika Musa bin Nushair berada di Afrika Utara, Raja Julian yang menjalin kerja sama dengannya meminta pertolongan untuk melawan Raja Roderick yang semena-mena terhadap kerajaan disekitarnya, terlebih setelah putri Raja Julian, Florinda dihamili oleh Roderick maka menambah amarah Raja Julian yang berniat untuk membalas dendam. Maka Musa bin Nushair pun mengutus Thariq bin Ziyad untuk menyerang Roderick dan menyeberangkan pasukannya yang berjumlah 7000 orang melalui jalur laut dan tiba di selat Gibraltar.

Salah satu kisah yang terkenal tentang kepahlawanan Thariq bin Ziyad dari Afrika utara menyebrang ke Andalusia adalah sebuah peristiwa heroik yang dilakukan Thariq, yaitu membakar kapal-kapal yang digunakan untuk menyeberangi Selat Gibraltar. Saat itu Thariq mengatakan, “Lautan terbentang di belakang kalian, musuh-musuh berada di hadapan kalian, dan tidak ada jalan selamat bagi kalian kecuali dengan pedang!!”

Kisah ini sangat terkenal di masyarakat, namun ternyata peristiwa ini dilemahkan oleh para ulama sejarah. Di antara yang melemahkan kisah tersebut adalah Dr. Raghib As-Sirjani. Berikut ini kami kutipkan pandangan beliau mengenai validitas riwayat tersebut.

Menurut Raghib As-Sirjani, kisah ini masih diperdebatkan (ikhtilaf) di kalangan sejarawan. Ada yang mengatakannya shahih benar-benar terjadi dan tidak sedikit pula yang mengatakan kisah ini palsu. Alasannya adalah tidak adanya riwayat yang shahih tentang peristiwa ini. Umat Islam yang memilki keunikan ilmu Jarh wa ta’dil (ilmu yang meneliti tentang periwayatan) menimbang bahwa seorang periwayat haruslah orang-orang yang terpercaya. Dan tidak ada seorang pun yang terpercaya dari kalangan umat Islam yang meriwayatkan kisah ini.  Kisah ini diriwayatkan dari riwayat orang-orang Eropa yang menulis peristiwa perang Sidonia atau perang Lembah Barbath.

Raja Roderick yang mendengar kedatangan pasukan Islam ke Andalusia langsung membagi konsentrasi pasukannya untuk menyerang mereka dan menghadapi pemberontakan-pemberontakan kecil yang terjadi di wilayahnya. Ia mengerahkan 100.000 pasukannya dengan persenjataan lengkap  untuk menghadang masuknya kaum Muslimin. Thariq bin Ziyad pun meminta tambahan pasukan kepada Musa bin Nushair di Afrika Utara, Akhirnya dikirimlah 5.000 pasukan tambahan sehingga pasukan kaum muslimin genap berjumlah 12.000 orang.

Akhirnya pada 28 Ramadhan 92 H bertepatan dengan 18 Juli 711 M, bertemulah dua pasukan yang tidak berimbang ini di Medina Sidonia. Perang yang dahsyat pun berkecamuk selama delapan hari. Kaum muslimin dengan jumlahnya yang kecil tetap bertahan kokoh menghadapi hantaman orang-orang Vandals pimpinan Roderick. Keimanan dan janji kemenangan atau syahid di jalan Allah telah memantapkan kaki-kaki mereka dan menyirnakan rasa takut dari dada-dada mereka. Pada hari kedelapan, Allah pun memenangkan umat Islam atas bangsa Vandals dan berakhirlah kekuasaan Roderick di tanah Andalusia.

Faktor Kemenangan Kaum Muslimin

            Dari aspek internal, kaum muslimin memliki keyakinan yang kokoh akan janji Allah subhanahu wa ta’ala, Hidup Mulia atau Mati Syahid. Al-Qur’an menggambarkan janji ini dengan kaidah akad jual beli antara hamba dengan Penguasa langit dan bumi. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ (١٠) تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (١١) يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (١٢) وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا نَصْرٌ مِنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ (١٣)

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Ash-Shaff [61] : 10-13)

Kemudian ikatan yang dilandasi keimanan antara sesama kaum muslimin. Inilah ikatan yang paling kokoh dan kuat. Sehingga membuat mereka berlemah lembut sesamanya dan tegas lagi keras terhadap orang-orang kafir.

Faktor eksternal yang memberikan andil terhadap kemenanagan kaum muslimin adalah adanya sebagian rakyat dan pasukan dibawah Raja Roderick dan yang membelot dan bergabung dengan Pasukan Thariq bin Ziyad. Mereka sudah lelah dengan kesewenangan Raja Roderick yang menindas rakyat dan mendengar kabar tentang keindahan ajaran islam yang meperlakukan manusia sesuai dengan keadaannya, yang membedakan adalah ketaqwaannya kepada Tuhan. Hingga pada akhirnya cahaya Islam memenuhi daratan Spanyol lalu Negeri Andalausia menjadi mercusuar keilmuan dalam waktu 7 abad lamanya dan dijuluki City of Light. Semoga Bermanfaat.

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top