Rontok Satu Persatu

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” (QS. al-Furqan [25] : 43)

Di antara dampak maksiat yang disegerakan terhadap seorang Muslim adalah ia akan merasa berat untuk melakukan ketaatan yang biasanya ringan dia lakukan.

Jika ia lawan perasaan berat Itu, ia tambah dengan amal kebaikan-kebaikan lainnya, maka hilanglah rasa berat dalam menjalankan ketaatan yang biasa ia lakukan. 

Jika ia tidak melawan perasaan berat tersebut, maka ketaatan yang biasa ia lakukan akan ia tinggalkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya ia tidak melakukannya sama sekali.

Mulai dari rontoknya ibadah-ibadah sunnah yang rutin ia lakukan, satu persatu, sehingga tidak adalagi Ibadah sunnah yang ia kerjakan.

Ataupun mulai terbiasa untuk melakukan hal-hal yang makruh.

Kemudian, melemahnya ketaatan wajib yang ia lakukan.  Meskipun ia tetap melakukan Ibadah wajib, namun ia mulai meninggalkan keutamaan-keutamaan atau bahkan mulai menyepelekan, lebih mementingkan dunia daripada Ibadah wajib tersebut. 

Disusul pula dengan semakin enteng ia melakukan kemaksiatan-kemaksiatan lainnya. Yang dulunya ia begitu bersemangat di atas Sunnah, ia pun menjadi kendor. 

Jika ia seorang ahli ilmu, maka ia mulai memilih-milih pendapat yang marjuh, tidak lain & tidak bukan hal tersebut dikarenakan ia terkalahkan oleh hawa nafsunya.

Yang lebih mengerikan lagi, ia tidak merasa bahwa dirinya sudah jauh dari Sunnah, Ia menganggap dirinya masih di atas Sunnah.

Ia beranggapan yang penting masih di atas tauhid, padahal ia sudah menyimpang dari tauhid.

Ia lupa kalau Allah pernah berfirman:

أَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ أَفَأَنْتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?” (QS. al-Furqan [25] : 43)

Oleh: al-Ustadz Boris Tanesia hafizhahullah

0 Comment for "Rontok Satu Persatu"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top