Topeng

Kalau bukan karena hubungan lama dan dekat, nyaris, tak seorang pun bisa memastikan apakah seseorang sedang mengenakan topeng atau tidak.


Seorang penjual topeng tampak berdiri di tepian jalan. Ia cermati kendaraan dan orang yang berlalu lalang. Setiap kali ada tanda-tanda calon pembeli yang menghampiri, tukang topeng pun memperlihatkan aneka topeng yang dijajakan. Tak sungkan, beberapa topeng ia kenakan secara bergantian.

“Silakan, Pak, Bu. Topeng hebat. Nyaman di muka. Nggak bikin gerah! Ayo siapa mau beli?” teriaknya sambil memperlihatkan aneka topeng di kedua tangannya.

Ada berbagai topeng yang ia jajakan. Ada topeng badut, topeng gorila atau kingkong, topeng pahlawan super, topeng robot, ada juga topeng wajah sedih dan menangis.

Seorang ibu bersama dua puteranya tampak menghampiri si tukang topeng. Terlihat dua anak itu mencoba beberapa topeng. Anak-anak itu pun tertawa, dan mereka pun mencoba topeng yang lain lagi.

Sementara itu, sang ibu terlihat serius berbicara dengan si pedagang topeng. “Nggak kurang lagi, Mas?” ucap si ibu ke penjual topeng. “Waduh, ini sudah paling murah, Bu. Topeng ini bukan topeng biasa. Ini nyaman, Bu. Pokoknya, seperti tidak memakai topeng!” ujar si penjual topeng meyakinkan. ** Buat sebagian orang, hidup tak ubahnya seperti arena berfose mengenakan topeng. Ada topeng dengan sosok bijak, ada topeng berwajah cantik nan menawan, ada topeng seram seperti gorila, dan ada topeng lucu menyerupai badut.

Tak sembarang orang bisa menebak karakter asli si pemakai topeng. Seluruh karakter topeng begitu menyatu dalam diri si pemakai. Kalau bukan karena hubungan lama dan dekat, nyaris, tak seorang pun bisa memastikan apakah seseorang sedang mengenakan topeng atau tidak.

Semakin mahal topeng yang diperankan, semakin nyaman topeng dikenakan. Persis seperti yang diungkapkan sang penjual topeng, ”Pokoknya seperti tidak memakai topeng!”

0 Comment for "Topeng"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top