“Sesungguhnya
pada kisah-kisah mereka (para Nabi dan umat mereka) itu terdapat pelajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal (sehat).” (QS. Yusuf [12] : 111)
al-Imam Abu
Bakar Muhammad bin ath-Thib bin Muhammad yang lebih dikenal dengan al-Imam
al-Baqilani atau Ibnu al-Baqilani. Ibnu Khalqan ketika menyebut nasab beliau
berkata, “Ini adalah nisbah kepada al-Baqila dan seputarnya. al-Baqila memiliki
dua lughat (cara pengucapan) dengan tasydid lam dan pendek alif
(al-Baqilla) atau tanpa tasydid lam dan memanjangkan alif
(al-Baqilaa). Nisbah ini adalah syadz (tidak relevan) karena
tambahan huruf nun di akhirnya. Hal itu sama dengan nisbah kepada Shan’a yaitu
Shan’ani, atau kepada Bahra’ yaitu Bahrani.
Beliau
dilahirkan di Bashrah, tepatnya di Irak dan mengambil ilmu dari para ulama
senior yang ada di sana. Dari sana beliau pergi ke Baghdad dan mengambil ilmu
yang banyak dari para ulamanya. Beliau berhubungan dengan ‘Adhudud Daulah
al-Buwaihi dan mendapat posisi yang sangat agung di sisinya. Diangkat menjadi al-qadhi
(hakim) dan diutus ke raja Romawi sebagai diplomat sekaligus pendebat, karena
diketahui memiliki kecerdasan, kejeniusan, ketajaman analisis dan keluasan
ilmunya.
Diriwayatkan
oleh al-Imam al-Khathib al-Baghdadi dalam kitabnya Tarikh al-Baghdad,
Juz 5 hal. 379 cetakan Dar al-Kutub al-Ilmiah:
كان أبو بكر الباقلاني رحمه الله
تعالى من كبار علماء عصره، فاختاره ملك العراق وأرسله في عام ٣٧١ للهجرة لمناظر
النصارى في القسطنطينية . عندما سمع ملك الروم بقدوم أبي بكر الباقلاني أمر حاشيته
أن يُقَصّروا من طول الباب بحيث يضطر الباقلاني عند الدخول إلى خفض رأسه وجسده
كهيئة الركوع فيذلّ أمام ملك الروم وحاشيته .
Abu Bakar
al-Baqilani rahimahullah ta’ala adalah seorang ulama besar pada masanya.
Karena hal itu, raja Iraq mengutusnya pada tahun 371 H untuk berdebat dengan
orang-orang Nasrani di Konstantinopel. Ketika raja Romawi mendengar kedatangan
Abu Bakar al-Baqilani, dia memerintahkan pasukannya untuk memendekan tinggi
pintu sehingga ketika al-Baqilani memasuki ruangan dia akan merendahkan kepala
serta tubuhnya seperti seseorang yang berlutut (rukuk) didepan raja Romawi dan
pasukannya.
لما حضر الباقلاني عرف الحيلة فأدار
جسمه إلى الخلف وركع ثم دخل من الباب وهو يمشي للوراء جاعلاً قفاه لملك الروم
بدلاً من وجهه ! هنا علم الملك أنه أمام داهية !
Ketika
al-Baqilani telah datang, beliau pun mengetahui akan tipu muslihat itu, beliau
pun membalikan badannya dan berlutut (rukuk) kemudian masuk dan berjalan ke
belakang sehingga membuat bagian belakang tubuhnya menghadap ke arah raja
Romawi sebagai ganti wajahnya! Disinilah sang raja mengetahui bahwasannya dia
berhadapan dengan seorang yang jenius!
دخل الباقلاني فحياهم ولم يسلم عليهم
(لنهي الرسول صلى الله عليه وسلم عن ابتداء أهل الكتاب بالتسليم) ثم التفت إلى
الراهب الأكبر وقال له : كيف حالكم وكيف الأهل والأولاد ؟
al-Baqilani
masuk dengan memberikan penghormatan tanpa mengucapkan salam kepada mereka
(karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang memulai
pembicaraan dengan Ahlul Kitab dengan ucapan salam), kemudian beliau menoleh
kepada para rahib besar dan berkata kepadanya: “Bagaimana kabar kalian dan
bagaimana kabar keluarga serta anak-anak kalian?”
غضب ملك الروم وقال : ألم تعلم بأن
رهباننا لا يتزوّجون ولا ينجبون الأطفال ؟
Raja Romawi
murka dan berkata: “Apakah kau tidak mengetahui bahwasanya rahib-rahib kami itu
tidak menikah dan tidak memiliki anak-anak?”
فقال أبو بكر : الله أكبر! تُنَزّهون
رهبانكم عن الزواج والإنجاب ثم تتهمون ربكم بأنه تزوج مريم وأنجب عيسى ؟
Maka Abu Bakar
(al-Baqilani) menjawab: “Allah Maha Besar! Kalian menyucikan rahib-rahib kalian
dari menikah dan memiliki keturunan, akan tetapi kalian menuduh Tuhan kalian
menikah dengan Maryam dan memiliki anak yaitu ‘Isa?
فزاد غضب الملك ! ثم قال الملك -بكل
وقاحة- : فما قولك فيما فعلت عائشة ؟
Maka sang Raja
pun bertambah murka! Kemudian sang raja berkata –dengan penuh penghinaan-:
“Bagaimana penjelasanmu mengenai apa yang telah dilakukan oleh ‘Aisyah?”
قال أبو بكر : إن كانت عائشة رضي الله
عنها قد أتهمت (اتهمها المنافقون والرافضة) فإن مريم قد أتهمت أيضا (اتهمها
اليهود) ، وكلاهما طاهرة ، ولكن عائشة تزوجت ولم تنجب ، أمّا مريم فقد أنجبت بلا
زواج! فأيهما تكون أولى بالتهمة الباطلة وحاشاهما رضي الله عنهما ؟
Abu Bakar
(al-Baqilani) menjawab: “Jika ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah dituduh
(yaitu dituduh oleh orang-orang munafik dan rafidhah), maka sesungguhnya Maryam
pun pernah dituduh juga (yaitu oleh Yahudi), sedangkan keduanya adalah wanita
yang suci, akan tetapi ‘Aisyah menikah dan tidak memiliki anak, sedangkan
Maryam memiliki anak namun tidak menikah! Maka siapakah diantara keduanya yang
lebih pantas dengan tuduhan bathil tersebut? Semoga Allah meridhai mereka
berdua.
فجن جنون الملك ! قال الملك : هل كان
نبيكم يغزو ؟
Maka sang raja
pun semakin menggila! Sang raja berkata: “Apakah Nabi kalian pernah
berperang?!”
قال أبو بكر : نعم .
Abu Bakar
(al-Baqilani) menjawab: “Ya”
قال الملك : فهل كان يقاتل في المقدمة
؟
Sang Raja
bertanya kembali: “Apakah dia turut berperang memimpin di depan?!”
قال أبو بكر : نعم .
Abu Bakar
(al-Baqilani) menjawab: “Ya”
قال الملك : فهل كان ينتصر ؟
Sang raja
kembali bertanya: “Apakah dia pernah menang?!”
قال أبو بكر : نعم .
Abu Bakar
(al-Baqilani) menjawab: “Ya”
قال الملك : فهل كان يُهزَم ؟
Sang raja
kembali bertanya: “Apakah dia pernah kalah?!”
قال أبو بكر : نعم .
Abu Bakar
(al-Baqilani) menjawab: “Ya”
قال الملك : عجيب ! نبيٌّ ويُهزّم ؟
Sang raja
berkata: “Menakjubkan! Seorang Nabi dikalahkan?”
فقال أبو بكر : أإله ويُصلَب ؟
Sontak Abu
Bakar (al-Baqilani) berkata: “Apakah Tuhan disalib?”
فَبُهِتَ الذي كفر .
Maka terdiamlah
orang yang kafir itu (yaitu raja Romawi).
Referensi:
- al-Imam Abu Bakar Ahmad bin Ali al-Khatib al-Baghdadi asy-Syafi’i. Tarikh al-Baghdad. 1418 H. Dar al-Kutub al-Ilmiyyah Beitur.
- https://ar.islamway.net/article/66949/%D8%AF%D9%87%D8%A7%D8%A1-%D8%A3%D8%A8%D9%88-%D8%A8%D9%83%D8%B1-%D8%A7%D9%84%D8%A8%D8%A7%D9%82%D9%84%D8%A7%D9%86%D9%8A
0 Comment for "Perdebatan al-Imam al-Baqilani dengan Raja Romawi - Abu Bakar (al-Baqilani) berkata: "Apakah Tuhan disalib?""