Mengapa Kita Harus Mempelajari Ilmu Agama?

‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka ia lebih banyak merusak dibandingkan memperbaiki.” (Majmu’ Fatawa, Juz 2 hal. 382)


Salah satu konsekuensi kita sebagai seorang muslim adalah mengetahui serta memahami mengenai syari’at agama yang kita anut. Tentu saja hal tersebut adalah suatu yang sangat dharuri dan urgent. Setidaknya ada 5 hal yang menjadi alasan kuat mengapa kita harus mempelejari ilmu agama, antara lain:

1.      Menuntut ilmu agama adalah suatu kewajiban

Menuntut ilmu agama merupakan suatu kewajiban yang dibebankan kepada setiap individu muslim. Segala sesuatu yang wajib, maka tentulah harus dilaksanakan tanpa terkecuali. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَىْ كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu adalah kewajiban atas setiap msulim.”[1]

Ketika seorang muslim telah mempelajari mengenai agamanya, tentu saja dia akan memahami dan dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil, mana yang halal dan mana yang haram, dan ia pun tentu saja akan mengetahui bagaimana cara yang benar dalam beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Karena hakikatnya, ilmu adalah pelita yang menerangi jiwa seorang muslim. Sebagaimana sebuah lilin yang cahayanya dapat menyinari langkah-langkah kita dalam kegelapan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ خَلَقَ خَلْقَهُ فِي ظُلْمَةٍ ، ثُمَّ أَلْقَى عَلَيْهِمْ مِنْ نُورِهِ يَوْمَئِذٍ ، فَمَنْ أَصَابَهُ مِنْ نُورِهِ يَوْمَئِذٍ اهْتَدَى ، وَمَنْ أَخْطَأَهُ ضَلَّ

“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla menciptakan makhluk-Nya dalam kegelapan. Lalu Allah memberikan kepada mereka dari cahaya-Nya, maka siapa saja yang mendapatkan cahaya tersebut, maka dia mendapatkan hidayah dan siapa yang tidak mendapatkannya maka dia tersesat.”[2]

2.     Agar memahami fungsi dan tujuan penciptaannya

Segala sesuatu tentu saja diciptakan memiliki fungsi dan tujuan. Termasuk pula manusia. Ketika seseorang mempelajari ilmu syar’i tentu saja dia akan mengetahui untuk apa Allah subhanahu wa ta’ala menciptakannya. Fungsi dan tujuan tersebut adalah suatu amanah yang besar dimana tidak ada yang sanggup memikulnya selain manusia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.”[3]

Tujuan Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan manusia adalah untuk beribadah. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”[4]

Ibadah pun perlu keikhlasan, karena Allah subhanahu wa ta’ala hanya memerintahkan kita untuk beribadah dengan ikhlas. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”[5]

Sedangkan fungsi manusia diciptakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala di muka bumi adalah untuk menjadi khalifah yang betugas mengatur keseimbangan dunia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”[6]

Amanah sebagai khalifah ini sangatlah besar, karena manusia sebagai khalifah berkedudukan sebagai ‘wakil Allah’ yang bertugas mengatur dan mengelola bumi sebaik mungkin sesuai dengan yang Allah subhanahu wa ta’ala amanahkan kepada setiap manusia.

3.     Agar amal kita diterima

al-Imam al-Bukhari rahimahullah membuat satu bab dalam kitabnya Shahihnya:

العِلْمُ قَبْلَ القَوْلِ وَالْعَمَلِ

“Ilmu sebelum berkata dan beramal.”

Seorang muslim tentulah harus beribadah sesuai dengan apa yang dicontohkan, maka wajiblah bagi seorang muslim yang diperintahkan untuk beribadah untuk mempelajari ilmu agama. Salah satu penyebab kesesatan dalam beragama adalah beribadah tanpa ilmu. ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz rahimahullah berkata:

من عبد الله بغير علم كان ما يفسد أكثر مما يصلح

“Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka ia lebih banyak merusak dibandingkan memperbaiki.”[7]

Selain itu seseorang yang beribadah tanpa dilandasi oleh ilmu dan juga dalil, maka ibadahnya dapat tertolak dan sia-sialah apa yang telah dilakukannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak.”[8]

4.     Agar tidak taklid buta

Salah satu alasan mengapa kita harus mempelajari ilmu agama adalah agar kita tidak taklid buta. Taklid buta adalah salah satu sebab utama munculnya kesesatan serta kebid’ahan di dalam Islam. Hal ini disebabkan oleh ketidak kritisan seorang muslim terhadap apa yang telah disampaikan oleh guru-gurunyanya. Guru adalah seorang yang wajib kita hormati, namun guru tetaplah manusia yang pasti bisa salah, maka sikap seorang muslim tentu saja harus kritis dan ilmiah terhadap segala sesuatu yang disampaikan oleh guru-guru kita. Karena hakikatnya beribadah atau beramal itu haruslah dilandasi ilmu, bukan hanya sekedar ikut-ikutan tanpa tahu landasannya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”[9]
                                           
5.     Agar memperoleh petunjuk hidup

Dan ini adalah alasan yang merupakan rangkuman dari semua alasan mengapa kita harus mempelajari ilmu agama yaitu agar memperoleh petunjuk hidup. Seperti seseorang yang memiliki laptop keluaran terbaru, maka dia tidak mungkin bisa menggunakan dan mengoptimalkan laptopnya sebelum dia mempelajari buku manual atau buku panduan yang diberikan oleh distributornya sebagai petunjuk baginya dalam mengoperasikan laptop terbarunya itu. Hal ini pun berlaku bagi manusia, seseorang tidak akan bisa menjalani kehidupan dengan baik di dunia sebelum dia membaca buku manual kehidupan yang telah Allah subhanahu wa ta’ala berikan kepadanya yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah yang merupakan rujukan utama dari khazanah keilmuan Islam. Dengan seseorang mempelajari al-Quran dan juga as-Sunnah maka dia akan mendapatkan cahaya petunjuk yang akan meneranginya menuju jalan keselamatan dan keridhaan-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ  يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan  Allah mengeluarkan mereka dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”[10]


[1] HR. Ibnu Majah no. 224
[2] HR. at-Tirmidzi no. 2642
[3] QS. al-Ahzab [33] :72
[4] QS. adz-Dzariyat [51} : 56
[5] QS. al-Bayyinah [98] : 5
[6] QS. al-Baqarah [2] : 30
[7] Majmu’ Fatawa, Juz 2 hal. 382
[8] HR. Muslim no. 1718
[9] QS al-Isra’ [17] : 36
[10] QS. al-Maidah [5] : 5-6


Referensi

  • al-Qur’an al-Kariim
  • al-Imam Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi. Shahih Muslim. 1419 H. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • al-Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin Yazid bin Majah al-Qazwaini. Sunan Ibnu Majah. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • al-Imam Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah at-Tirmidzi. Jami’ at-Tirmidzi. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • asy-Syaikh Abu al-‘Abbas Taqiyuddin Ahmad bin ‘Abdussalam bin ‘Abdullah bin Taimiyyah al-Harrani. Majmu’ Fatawa Syaikh al-Islam Ahmad bin Taimiyyah. 1425 H. Majmu’ al-Malik Fahd li Thaba’ah al-Mushhaf asy-Syarif Madinah al-Munawwarah.

0 Comment for "Mengapa Kita Harus Mempelajari Ilmu Agama?"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top