Pahala Ekstra di 10 Malam Terakhir Ramadhan

“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir, suatu hal yang beliau tidak bersungguh-sungguh (seperti itu) di luar (malam) tersebut.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah)


Seperti yang dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits bahwa 10 malam terakhir di bulan Ramadhan terdapat begitu banyak keutamaan, kebaikan, serta pahala yang Allah subhanahu wa ta’ala sediakan bagi hamba-hamba-Nya. Karena di 10 malam terakhir di bulan Ramadhan, Allah subhanahu wa ta’ala telah mempersiapkan satu malam yang sungguh istimewa, dimana malam tersebut lebih baik dari 1.000 bulan lainnya serta malam saat malaikat turun membawa rahmat dari-Nya.

            Untuk itu, tidak ada salahnya kita berlomba-lomba untuk meraih segala kebaikan, kemuliaan dan keberkahan pahala di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan. Berikut beberapa amalan ibadah yang bisa kita lakukan di 10 malam terakhir ini.

1.      Bersungguh-sungguh dalam beribadah pada 10 malam terakhir Ramadhan

Pada 10 hari terakhir disunnahkan untuk memperbanyak ibadah secara umum, baik itu shalat, dzikir, berdo’a, maupun membaca al-Qur’an. Serta disunnahkan untuk mengajak keluarga kita untuk beribadah menghidupkan malam-malam istimewa. Dalam menjalankan ibadah, hendaknya kita lebih giat dan bersungguh-sungguh. Seperti yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِيْ غَيْرِهِ

“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir, suatu hal yang beliau tidak bersungguh-sungguh (seperti itu) di luar (malam) tersebut.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah)

2.     Perbanyak berdoa

Disunnahkan juga bagi kita untuk banyak berdo’a, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya oleh istri beliau, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha: “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar. Apa yang mesti aku ucapkan saat itu?” Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Katakanlah:

للَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

3.     I’tikaf di masjid

Sebenarnya I’tikaf  bisa dilakukan di setiap waktu, namun  di bulan Ramadan ini sebaiknya lebih ditekankan lagi, apalagi menjelang sepuluh hari bulan Ramadhan.  I’tikaf artinya berdiam diri di masjid selama beberapa waktu dengan niat beribadah kepada Allah. Hal yang demikian juga telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana hadits dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata:

أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri beliau beri’tikaf setelah itu.” (HR. al-Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)

4.     Memperbanyak shalat malam

Diantara amalan paling utama yang bisa kita lakukan adalah dengan mengerjakan shalat wajib 5 waktu, kemudian juga dengan melaksanakan shalat tarawih berjama’ah dan terus shalat bersama imam hingga selesai shalat. Lebih utama lagi jika kita menambahnya pada malam hari, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa yang berdiri (untuk mengerjakan shalat) pada lailatul qadr karena keimanan dan hal mengharap pahala, akan diampuni untuknya segala dosanya yang telah berlalu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Perihal amalan ini juga diterangkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:

كَانَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bila sepuluh malam terakhir telah masuk, mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

5.     Memperbanyak membaca al-Qur’an

al-Qur’an al-Karim memiliki kekhususan kuat berkaitan dengan bulan Ramadhan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an.” (QS. al-Baqarah [2] : 185)

Dimaklumi pula bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi perhatian lebih terhadap al-Qur’an pada bulan Ramadhan sehingga Jibril ‘alaihis salam turun pada bulan Ramadhan untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membaca al-Qur’an sebagaimana dalam hadits Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa beliau berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَانَ يَلْقَاهُ فِيْ كُلِّ سَنَةٍ فِيْ رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ فَيَعْرِضُ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam orang yang terbaik dengan kebaikan, dan beliau lebih terbaik pada bulan Ramadhan. Sesungguhnya Jibril menjumpai beliau setiap tahun pada (bulan) Ramadhan hingga bulan berlalu. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhadapkan al-Qur’an kepada (Jibril). Apabila Jibril menjumpai (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang lebih baik dengan kedermawanannya daripada angin yang berembus tenang.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Dimaklumi oleh setiap muslim, keutamaan al-Qur’an dalam segala hal, baik dalam membacanya, mentadabburinya, mempelajarinya, maupun hal-hal selainnya.

6.     Memperbanyak bersedekah

Sudah ma’ruf bagi kita, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang sangat dermawan, begitupula ketika Ramadhan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat dermawan dan kedermawanan beliau lebih baik daripada angin yang berembus tenang. Hadits ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma  menjelaskan mengenai kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَانَ يَلْقَاهُ فِيْ كُلِّ سَنَةٍ فِيْ رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ فَيَعْرِضُ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam orang yang terbaik dengan kebaikan, dan beliau lebih terbaik pada bulan Ramadhan. Sesungguhnya Jibril menjumpai beliau setiap tahun pada (bulan) Ramadhan hingga bulan berlalu. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhadapkan al-Qur’an kepada (Jibril). Apabila Jibril menjumpai (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang lebih baik dengan kedermawanannya daripada angin yang berembus tenang.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Marilah berlomba-lomba pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan ini… karena bisa jadi, ini adalah Ramadhan terakhir kita… raihlah keutamaannya…. Jangan lupa juga untuk saling mengingatkan keluarga dan kerabat untuk bersungguh-sungguh meraih malam lailatul qadar….

0 Comment for "Pahala Ekstra di 10 Malam Terakhir Ramadhan"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top