Bid'ah Dalam Proses Penguburan Jenazah

“Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan. Dan setiap perkara yang diada-adakan adalah bid’ah. Dan setiap bid’ah adalah sesat. Dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.” (HR. An-Nasa’I no. 1578)


Proses penguburan Jenazah adalah salah satu rukun dalam proses pengurusan jenazah setelah memandikan, mengkafani dan mengshalatkan. Hukum dari penguburan jenazah adalah fardhu kifayah. Tahap penguburan jenazah sendiri dimulai sejak pengantaran jenazah ke pemakaman hingga mengubur jenazah dengan tanah. Jika kita perhatikan banyak sekali ritual-ritual khusus yang dilakukan ketika pelaksanaan penguburan jenazah ini. Akan tetapi apakah yang dilakukan dalam ritual pelaksanaan penguburan jenazah itu sesuai dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam atau justru malah bid’ah-bid’ah yang tercela. Berikut ini adalah bentuk bid’ah-bid’ah yang biasa terjadi pada prosesi ritual penguburan jenazah yang penulis nukil dari kitab Ahkamul Janaaiz wa Bida’uha yang ditulis oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah.

Beberapa praktek bid’ah dalam pemakaman dan pengiringannya antara lain :

  1. Menyembelih kerbau sesampainya jenazah di kuburan sebelum pemakamannya dan kemudian membagikannya kepada semua orang yang mengiringinya. (Al-Ibda, hal. 114)
  2. Meletakkan darah hewan yang disembelih saat keluarnya jenazah dari rumah di kuburan
  3. Mengumandangkan dzikir di sekitar tempat pembaringan mayit sebelum pemakamannya.
  4. Mengumandangkan adzan saat memasukkan mayit di kuburan. (Hasyiyatu Ibni Abidin, Jilid 1 hal. 837)
  5. Menurunkan mayit ke dalam kuburan dari arah kepala.
  6. Menaruh sedikit tanah Al-Husain ke mayit saat menurunkannya ke dalam kuburan, karena tanah tersebut akan memberi rasa aman dari segala yang menakutkan. (Miftah Al-Karamah, Jilid 1 hal. 497)
  7. Meletakkan pasir di bawah mayit bukan karena suatu keperluan yang mendesak. (Al-Madkhal, Jilid 3 hal. 261)
  8. Meletakkan bantal atau yang semisalnya di bawah kepala mayit di dalam kuburnya. (Al-Madkhal, Jilid 3 hal. 260)
  9. Memercikkan air ke mayit di dalam kuburnya. (Al-Madkhal, Jilid 3 hal. 262 dan Jilid 2 hal. 222)
  10. Menaburkan tanah denan punggung telapak tangan seraya mengucapkan : “Inna Lillahi wa Innaa Ilaihi Raaji’un.” (Ini adalah agama Syi’ah Imamiyah, sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab Miftah Al-Karamah, Jilid 1/ hal. 99. Seakan-akan mereka melakukan hal seperti itu dalam rangka menyalahi apa yang dilakukan oleh Ahlus Sunnah yang menaburkan tanah, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menaburkan tanah dengan kedua telapak tangan bukan punggungnya)
  11. Membaca ayat : “Minhaa khalaqnaakum” pada taburan pertama, lalu ayat : “Wa fiihaa Nu’iidukum” pada taburan kedua, dan ayat : “Wa minhaa Nukhrijukum taaratan ukhra” pada taburan ketiga.
  12. Ucapan pada taburan pertama : “Bismillah”, pada taburan kedua : “Al-Mulku lillahi”, pada taburan ketiga : “Al-Qudratu lillahi”, pada taburan keempat : “Al-izzatu lillahi”, pada taburan kelima : “Al-Afwu wa al-Ghufraanu lillahi”, pada taburan keenam : “Ar-Rahmatu lillah”, dan kemudian pada taburan ketujuh membaca firman Allah subhanahu wa ta’ala : “Kullu man ‘alaihaa faan”, dan membaca pada firman-Nya : ”Minhaa khalanaakum”.
  13. Membaca tujuh surat, yaitu : Al-Fatihah, Al-Falaq, An-Nas, Al-Ikhlash, (Idzaa jaa’a nashrullaahi) juga (ulyaa ayyuhal kaafiruun), serta (Innaa anzalnaahu). Dan juga do’a berikut ini : Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan menyebut nama-Mu yang agung, aku juga memohon kepada-Mu yang merupakan pilar penegak agama, dan aku memohon kepada-Mu.. Juga memohon kepada-Mu, Serta memohon kepada-Mu, Dan aku memohon kepada-Mu dengan menyebut nama-Mu, yang jika Engkau diminta dengannya, niscaya Engkau pasti akan memberikan, dan jika dipanjatkan do’a kepada-Mu dengan menyebutnya, pasti Engkau akan mengabulkannya, wahai Rabb Jibril, Mika’il, Israfil, dan Uzra’il… sampai akhir : Semuanya ini dibaca saat pemakaman jenazah. (Hal tersebut dan juga yang sebelumnya dianjurkan dibaca, seperti di dalam kitab Syarhu Asy-Syir’ah, hal. 568. Dan diantara yang menunjukkan pembuatan hal tersebut adalah bahwa di dalamnya disebutkan nama Uzra’il, dan hal itu tidak mempunyai dasar sama sekali di dalam Sunnah, sebagaimana yang telah diperingatkan sebelumnya.)
  14. Membaca Al-Fatihah di kepala mayit dan juga pembukaan surat Al-Baqarah di bagian kedua kakinya. Hal tersebut diriwayatkan dalam hadits yang bersumber dari Ibnu Umar secara marfu, tetapi dinilai dha’if oleh Al-Haitsami dan diriwayatkan pula darinya secara mauquf dengan status dhaif.
  15. Membaca Al-Qur’an pada saat menaburkan tanah ke mayit. (Al-Madkhal, Jilid 3 hal. 262-263)
  16. Mentalqin orang yang sudah meninggal dunia. (As-Sunnan, hal. 67 Subulus Salam karya Ash-Shan’ani)
  17. Memasang dua buah batu di atas kuburan wanita. (Nailul Authar, Jilid 4 hal. 73 karya Imam Asy-Syaukani)
  18. Membaca sya’ir duka cita di kuburan setelah selesai pemakaman. (Al-Ibda, hal. 124-125)
  19. Memindahkan mayit sebelum atau sesudah pemakaman ke tempat-tempat yang dinilai mulia. Ini merupakan ajaran Agama Syi’ah Imamiyyah, sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab Miftahu Al-Karamah, Jilid 1 hal. 500 dan 507
  20. Berdiam di sisi mayit seusai pemakamannya, baik di rumah, atau di pekuburan, atau di dekatnya. (Al-Madkhal, Jilid 3 hal. 278)
  21. Penolakan mereka untuk memasuki rumah jika kembali dari pemakaman sehingga menyuci bagian-bagian yang bersentuhan dengan mayit. (Al-Madkhal, Jilid 3 hal. 276)
  22. Meletakkan makanan dan minuman di atas kuburan supaya orang-orang mengambilnya.
  23. Bersedekah di kuburan. (Al-Iqtidha Ash-Shirath, hal. 183 dan Kasyfu Al-Qina, Jilid 2 hal. 134)
  24. Menyiramkan air di atas kuburan di bagian kepalanya, dilanjutkan dengan mengitari kuburan, setelah itu air yang masih tersisa di siramkan kembali ke bagian tengah kuburan. Ini merupakan ajaran Agama Syi’ah Imamiyyah, sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab Miftahu Al-Karamah, Jilid I hal. 500 dan 507)

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

0 Comment for "Bid'ah Dalam Proses Penguburan Jenazah"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top