Keutamaan Haji

“Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga.” (HR. al-Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349)


Ibadah haji ke Baitullah adalah ibadah yang sangat mulia dan merupakan salah satu rukun Islam. Ibadah haji merupakan kewajiban bagi seorang muslim yang mampu melaksanakannya sekali seumur hidup. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

“Dan hanya karena Allahlah haji ke Baitullah itu diwajibkan bagi manusia yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa yang kafir maka sesungguhnya Allah tidak butuh terhadap seluruh alam semesta.”[1]

Karena ibadah haji merupakan bagian dari pondasi Islam, maka tentu saja ibadah haji ini memiliki banyak keutamaan yang luar biasa. Keutamaan-keutamaan tersebut tercantum baik dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, antara lain:

1.      Berhaji ke Baitullah merupakan amalan yang paling utama

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

سُئِلَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَىُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ . قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ جِهَادٌ فِى سَبِيلِ اللَّهِ . قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ حَجٌّ مَبْرُورٌ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya: “Amalan apa yang paling utama?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ada yang bertanya lagi: “Kemudian apa lagi?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Jihad di jalan Allah.” Ada yang bertanya kembali: “Kemudian apa lagi?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Haji mabrur.”[2]

2.     Haji mabrur balasannya adalah surga

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga.[3]

al-Imam an-Nawawi rahimahullah berkata:

ومعنى لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ أنه لا يقتصر لصاحبه من الجزاء على تكفير بعض ذنوبه ، بل لا بد أن يدخل الجنة . والله أعلم .

“Dan makna kalimat ‘tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga’ menunjukan bahwa sesungguhnya haji mabrur itu tidak cukup jika pelakunya dihapuskan sebagian kesalahannya, bahkan dia memang layak untuk masuk surga. Wallahu a’lam.”[4]

3.     Berhaji akan menghapuskan dosa-dosa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

“Barangsiapa yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya.”[5]

4.     Berhaji akan menghilangkan kefakiran

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ

Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.”[6]

5.     Haji mabrur termasuk bentuk jihad

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ ، نَرَى الْجِهَادَ أَفْضَلَ الْعَمَلِ ، أَفَلاَ نُجَاهِدُ قَالَ لاَ ، لَكِنَّ أَفْضَلَ الْجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ

Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling utama. Apakah berarti kami harus berjihad?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak, jihad yang paling utama adalah haji mabrur.”[7]

6.     Orang yang berhaji adalah tamu Allah subhanahu wa ta’ala

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الْغَازِى فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ وَفْدُ اللَّهِ دَعَاهُمْ فَأَجَابُوهُ وَسَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ

Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumroh adalah tamu-tamu Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan. Oleh karena itu, jika mereka meminta kepada Allah pasti akan Allah beri.”[8]

7.     Orang yang berhaji do’anya mustajab

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الْغَازِى فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ وَفْدُ اللَّهِ دَعَاهُمْ فَأَجَابُوهُ وَسَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ

Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumroh adalah tamu-tamu Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan. Oleh karena itu, jika mereka meminta kepada Allah pasti akan Allah beri.[9]

Selain beberapa keutamaan diatas, masih banyak lagi keutamaan dari ibadah haji ke Baitullah yang tidak bisa penulis cantumkan. Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah subhanahu wa ta’ala yang dimudahkan untuk menjadi tamu-Nya di rumah-Nya dan menjadikan kita sebagai haji yang mabrur yang tidak ada balasan selain surga. Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ


[1] QS. Ali ‘Imran [3] : 97
[2] HR. al-Bukhari no. 1519
[3] HR. al-Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349
[4] Syarh Shahih Muslim, Juz 9 hal. 169
[5] HR. al-Bukhari no. 1521
[6] HR. an-Nasa’i no. 2631 dan at-Tirmidzi no. 810
[7] HR. al-Bukhari no. 1520
[8] HR. Ibnu Majah no. 2893
[9] HR. Ibnu Majah no. 2893



Referensi

  • al-Qur’an al-Kariim
  • al-Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin Ism’ail al-Ju’fi al-Bukhari. Shahih al-Bukhari. 1419 H. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • al-Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin Yazid bin Majah al-Qazwaini. Sunan Ibnu Majah. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • al-Imam Abu ‘Abdirrahman Ahmad bin Syu’aib bin ‘Ali an-Nasa’i. al-Mujtaba min as-Sunan (Sunan an-Nasa’i). Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • al-Imam Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah at-Tirmidzi. Jami’ at-Tirmidzi. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • al-Imam Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf an-Nawawi. al-Minhaj Syarh Shahih Muslim. 1414 H. Mu’assasah Qurthubiyyah Kairo.

0 Comment for "Keutamaan Haji"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top