“Ketika adzan dikumandangkan, setan menjauh sambil terkentut-kentut,
sehingga tidak mendengarkan adzan. Setelah adzan selesai, dia datang lagi.
Ketika iqamah dikumandangkan, dia pergi. Setelah selesai iqamah, dia balik
lagi, lalu membisikkan dalam hati orang yang shalat: ingatlah ini, ingatlah
itu, mengingatkan sesuatu yang tidak terlintas dalam ingatan. Hingga dia lupa
berapa jumlah raka’at yang dia kerjakan.” (HR. Al-Bukhari no. 608 dan Muslim
no. 885)
Seringkali
kita merasakan ketidak khusyuan ketika melaksanakan shalat. Mengapa itu bisa
terjadi? Mungkin salah satu penyebabnya adalah gangguan setan akibat dari
kelalaian kita dalam merapatkan shaf ketika shalat.
Sebelumnya
harus kita perhatikan bahwa semua setan bisa disebut Iblis, karena setan
merupakan sifat yang bertindak sesuai kemauan Iblis. Berikut ini adalah beberapa
hadits yang berisi perintah merapatkan shaf ketika shalat berjama’ah:
Pertama,
hadits dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menyiapkan shaf shalat jama’ah. Beliau memerintahkan
makmum:
أَقِيمُوا
الصُّفُوفَ فَإِنَّمَا تَصُفُّونَ بِصُفُوفِ الْمَلاَئِكَةِ وَحَاذُوا بَيْنَ
الْمَنَاكِبِ وَسُدُّوا الْخَلَلَ وَلِينُوا فِى أَيْدِى إِخْوَانِكُمْ وَلاَ
تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللَّهُ
تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهُ
“Luruskan shaf, agar
kalian bisa meniru shafnya malaikat. Luruskan pundak-pundak, tutup setiap
celah, dan buat pundak kalian luwes untuk teman kalian. Serta jangan tinggalkan
celah-celah untuk setan. Siapa yang menyambung shaf maka Allah Ta’ala akan
menyambungnya dan siapa yang memutus shaf, Allah akan memutusnya.” (HR. Abu Dawud
no. 666 dan Ahmad no. 5724)
Kedua,
dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menyiapkan shaf shalat jama’ah dengan memerintahkan:
رُصُّوا
صُفُوفَكُمْ وَقَارِبُوا بَيْنَهَا وَحَاذُوا بِالأَعْنَاقِ فَوَالَّذِى نَفْسِى
بِيَدِهِ إِنِّى لأَرَى الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ مِنْ خَلَلِ الصَّفِّ كَأَنَّهَا
الْحَذَفُ
“Rapatkan shaf kalian,
rapatkan barisan kalian, luruskan pundak dengan pundak. Demi Allah, Dzat yang
jiwaku berada di tangan-Nya, Sungguh aku melihat setan masuk di sela-sela shaf,
seperti anak kambing.” (HR. Abu Dawud no. 667 dan Ibnu Hibban no. 2166)
Ketiga,
hadits dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam ketika merapatkan shaf, beliau mengatakan:
وَسُدُّوا
الْخَلَلَ؛ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ فِيمَا بَيْنَكُمْ بِمَنْزِلَةِ
الْحَذَفِ
“Tutup setiap celah
shaf, karena setan masuk di antara shaf kalian, seperti anak kambing.” (HR.
Ahmad no. 22263)
Wajib
Diyakini !!!
Setan
tidak bisa kita lihat. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bisa melihatnya. Sangat mudah bagi Allah untuk membuat Nabi-Nya shallallahu
‘alaihi wa sallam bisa melihat setan.
Kita
telah mengikrarkan syahadat, menyatakan beliau sebagai utusan Allah subhanahu
wa ta’ala. Konsekuensinya,
kita wajib mengimani dan meyakini setiap informasi yang beliau sampaikan. Ketika beliau
menyatakan, “Setan masuk di celah shaf kalian ketika shalat, seperti anak
kambing..” akankah kita tertawakan?
Di mana pengagungan kita kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?
Kita
bisa bayangkan, andai tokoh ormas besar yang beberapa saat lalu menjadikan hal
ini menjadi bahan tertawaan ada di tengah shaf sahabat, kemudian Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam menyuruhnya untuk merapatkan shafnya, agar tidak diisi
setan. Lalu dia komentar, “Ya Rasulullah, alhamdulillah kalo setan mau jama’ah…” Di mana kira-kira
pukulan Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu akan melayang??
Semoga
kita dilindungi dari kejahilan dan kejahatan hawa nafsu yang dapat membinasakan
kita.
Tujuan
Setan Hadir di Tengah Shaf
Semua
orang yang membaca tentu sadar, bahwa kehadiran setan di sela-sela shaf tentu
saja bukan untuk ikut shalat jama’ah. Kehadiran setan adalah untuk menggoda
peserta shalat jama’ah. Kita simak hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا
نُودِىَ لِلصَّلاَةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لاَ يَسْمَعَ
التَّأْذِينَ، فَإِذَا قَضَى النِّدَاءَ أَقْبَلَ، حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ بِالصَّلاَةِ
أَدْبَرَ، حَتَّى إِذَا قَضَى التَّثْوِيبَ أَقْبَلَ حَتَّى يَخْطُرَ بَيْنَ
الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ ، يَقُولُ اذْكُرْ كَذَا، اذْكُرْ كَذَا. لِمَا لَمْ يَكُنْ
يَذْكُرُ، حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لاَ يَدْرِى كَمْ صَلَّى
“Ketika adzan
dikumandangkan, setan menjauh sambil terkentut-kentut, sehingga tidak
mendengarkan adzan. Setelah adzan selesai, dia datang lagi. Ketika iqamah
dikumandangkan, dia pergi. Setelah selesai iqamah, dia balik lagi, lalu
membisikkan dalam hati orang yang shalat: ingatlah ini, ingatlah itu, mengingatkan
sesuatu yang tidak terlintas dalam ingatan. Hingga dia lupa berapa jumlah raka’at
yang dia kerjakan.” (HR. Al-Bukhari no. 608 dan Muslim no. 885)
Disamping
menggoda ingatan, setan juga menggoda konsentrasi dengan diganggu fisiknya,
agar dia merasa telah berhadats.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menasehatkan kepada orang yang
suka was-was dengan hadats ketika shalat:
إنَّ الشَّيْطَانَ
يَأْتِي أَحَدَكُمْ وَهُوَ فِي الصَّلاَة فَيَبَلُّ إحْلِيلَهُ حَتَّى يَرَى
أَنَّهُ قَدْ أَحْدَثَ ، وَأَنَّهُ يَأْتِيهِ فَيَضْرِبُ دُبُرَهُ ، فَيُرِيهِ
أَنَّهُ قَدْ أَحْدَثَ ، فَلاَ تَنْصَرِفُوا حَتَّى تَجِدُوا رِيحًا ، أَوْ
تَجِدُوا بَلَلا
“Sesungguhnya setan
mendatangi kalian ketika shalat, lalu dia basahi tempat keluarnya kencing,
hingga kalian merasa berhadats (ada kencing yang keluar). Dia juga datang dan
menabok dubur kalian, sehingga kalian merasa telah berhadats (kentut). Karena
itu, jangan kalian batalkan shalat, sampai mencium bau kentut atau ada yang
basah di celana.” (HR. Ibnu Abi Syaibah no. 8083)
Setan
itu Bernama Khinzib
Dalam
hadits dari Utsman bin Abil ‘Ash radhiyallahu ‘anhu, beliau mendatangi Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengadukan gangguan yang dia alami
ketika shalat. Kemudian, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ذَاكَ
شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خِنْزِبٌ فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ فَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ
مِنْهُ وَاتْفِلْ عَلَى يَسَارِكَ ثَلاَثًا
“Itu adalah setan.
Namanya Khinzib. Jika kamu merasa diganggu, mintalah perlindungan kepada Allah
dari gangguannya dan meludahlah ke kiri tiga kali.” (HR. Muslim no. 2203)
Setelah
mendengar sabda Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut
kemudian Utsman bin Abil ‘Ash radhiyallahu ‘anhu pun pun melakukannya,
kemudian Allah subhanahu wa ta’ala menghilangkan gangguan itu darinya.
Benci
Karena Nafsu, Menyebabkan Benci Kebenaran
Berkali-kali
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan kepada para sahabat akan
kehadiran setan pada saat kita shalat. Dan tidak ada sahabat yang terbayang,
setan ikut shalat jamaah…!!!
Kita
sangat menyayangkan ketika setingkat tokoh ormas besar di Indonesia yang
menjabat sebagai ketua umum memiliki pemahaman konyol seperti itu. Meskipun kita semua
sangat yakin, tokoh ini tidak sebodoh yang kita bayangkan. Dia tahu haditsnya,
dia paham sunnahnya, tapi semangat kedengkian menutupi itu semua. Setelah dia
menyebut Wahhabi (yang dia maksud Salafi Ahlussunnah wal Jama’ah) berusaha
merapatkan shaf ketika shalat jama’ah, dia membencinya dan sekaligus membenci
sunnahnya. Laa haula wa laa quwwata illa billah. Seperti itulah
kebencian karena hawa nafsu. Akhirnnya yang menjadi sasaran kedengkiannya bukan
hanya pelaku, sampai atribut kebenaran yang selalu dibawa pelaku. Semoga Allah subhanahu
wa ta’ala melindungi kaum muslimin dari kejahatan pemikiran orang munafiq. Wallahu
a’lam. Semoga bermanfaat.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
0 Comment for "Setan Dalam Celah Shaf Shalat"