“Bila seorang menguap hendaklah dia menahan semampunya.
Bila seorang menguap sampai keluar ucapan ‘haaah’, maka setan akan
menertawainya.” (HR. Al-Bukhari no. 6223 dan Muslim no. 2994)
Perkara
yang dianggap sepele, yang sudah menjadi kebiasaan kebayakan orang, padahal
merupakan sebuah kekeliruan yang perlu diluruskan, adalah bersuara ketika
menguap. Sepertinya sepele, tapi tunggu dulu. Disebutkan dalam sebuah hadits
bahwa setan itu tertawa bila mendengar seorang bersauara “haah” ketika
menguap. Apalagi kalau sampai teriak?!
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ
التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ
الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ
“Sesungguhnya
Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Oleh karena itu bila salah seorang
dari kalian bersin lantas dia memuji Allah, maka wajib atas setiap muslim yang
mendengarnya untuk ber-tasymit kepadanya (mengucapkan “yarhamukallah”). Adapun
menguap, maka dia dari setan, bila seorang menguap hendaklah dia menahan
semampunya. Bila seorang menguap sampai keluar ucapan ‘haaah’, maka setan akan
menertawainya.” (HR. Al-Bukhari no. 6223 dan Muslim no. 2994)
Inilah
diantara adab yang perlu diperhatikan ketika menguap. Yaitu menahan semampunya,
bila tidak mampu maka menutup mulut dengan tangan, kemudian adab selanjutnya
adalah menahan suara ketika menguap.
Membuat
musuh bahagia tentu terlarang dalam Islam. Yang diperintahkan oleh Islam adalah
memasukkan kebahagiaan ke dalam hati seorang mukmin. Karena orang yang mukmin
adalah saudara kita. Mafhum mukhalafah-nya adalah bila memasukkan kebahagiaan
ke dalam hati seorang mukmin yang mana seorang mukmin itu saudara itu
diperintahkan, maka memasukkan kebahagiaan ke dalam hati musuh orang-orang yang
beriman tentu terlarang.
Bila
seorang membuat setan tertawa karena keisengannya mengeluarkan suara ketika
menguap, berarti ia telah membuat setan bahagia. Karena tertawa merupakan
ekspresi bahagia atau ridho. Ini jelas-jelas terlarang, terlebih setan adalah
musuh yang senyata-nyatanya. Secara tegas Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman:
وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Dan janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah [2] : 168)
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ
فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ
السَّعِيرِ
“Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena
sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak pengikutnya supaya mereka
menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir [35] : 6)
Bila
menguap itu sendiri sudah termasuk perbuatan yang mengundang ridho setan, lalu
bagaimana lagi dengan seorang yang menguap plus dibarengi suara sekuat tenaga?!
Yang secara jelas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan dalam
sabda beliau, “Bila seorang menguap sampai keluar ucapan ‘haaah’, setan
akan menertawainya.”
Ini
baru ucapan ‘haah’ saja sudah membuat setan tertawa, sekedar desiran
suara ringan yang keluar tatkala menguap. Bagaimana lagi bila yang diucapkan
adalah ucapan dengan intonasi suara yang lebih kencang dan nadanya lebih
panjang. Tentu lebih girang lagi setan dibuatnya.
Maka
dari itu mulai saat ini mari kita ubah kebiasaan kurang baik tersebut. Yaitu
berusaha menahan suara ketika menguap. Jangan sampai kita menjadi penyebab
setan tertawa. Dan juga berusaha melestarikan adab-adab lainnya yang diajarkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menguap. Wallahu a’lam.
Semoga bermanfaat.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ
وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ
إِلَيْكَ
0 Comment for "Setan Tertawa Ketika Kita Menguap"