Shahih Al-Bukhari

"Barangsiapa menghidupkan sunnahku maka ia telah mencintaiku dan barangsiapa mencintaiku maka ia akan bersamaku di surga." (HR. Ath-Thabrani)


Shahih Al-Bukhari adalah Kitab rujukan islam terbaik setelah Al-Quran. Judul asli kitab ini adalah Al-Jaami’ Al-Musnad Ash-Shahiih Al-Mukhtashar min Umuuri Rasuulillah shallallaahu ‘alaihi wa sallam wa Sunanihi wa Ayyaamihi. (Tahdziibul-Asmaa’ wal-Lughah, 1/73)

Penyusun

Namanya adalah Muhammad, kunyahnya Abu Abdullah, laqabnya Imamul Muhadditsin (Imam para ahli hadits) atau Amirul Mukminin fil Hadits (Amir orang-orang mukmin dalam hadits). Nasabnya yaitu Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah bin Badzidzbih. (Sirah Al-Imam Al-Bukhari (Sayyidul Fuqaha wa Imam Al-Muhadditsin), hal. 51)

Dia dilahirkan pada bulan Syawal 194 H dan wafat pada tahun 256 H. (Siyar A’lam An-Nubala’, 12 : 391) Dua nama terakhir dari nasab Imam Al-Bukhari sebagaimana yang penulis kutip di atas, menerangkan bahwa Imam al-Bukhari bukanlah keturunan orang Arab yang disebut dengan ‘Ajam (‘Ujmah). Menurut para ahli hadits kata Bardizbah itu berarti petani. Ayah Bardizbah adalah Badzidzbih, yang keduanya merupakan orang Persia. (Sirah Al-Imam Al-Bukhari (Sayyidul Fuqaha wa Imam Al-Muhadditsin), hal. 52-53)

Imam al-Bukhari telah menghafal hadits sebelum genap umurnya sepuluh tahun. Dia belajar lebih dari 1000 syaikh atau guru, menghafal 100.000 hadits shahih dan 200.000 hadits yang tidak shahih. (Ulum Al-Hadits wa Musthalatuhu, XVII : 396)

Imam Al-Bukhari meninggalkan sekitar dua puluh karya dalam bidang hadits, ilmu-ilmunya, dan tokoh-tokohnya, serta ilmu-ilmu ke-Islaman lainnya. Yang terpopuler adalah Al-Jami’ Ash-Shahih, yang lebih dikenal dengan sebutan shahih Al-Bukhari.

Gambaran Umum Isi Kitab

Kitab ini dikenal di kalangan ulama dengan nama Shahih Al-Bukhari. Imam Al-Bukhari mengeluarkan hadits yang terdapat dalam shahihnya dari 600 ribu hadits. Umumnya, hadits-hadits yang ini telah dibukukan dalam kitab-kitab musnad dan mushannaf yang lain sebagaimana yang telah dikodifikasi oleh para ulama pada abad ke 2 H. Imam Al-Bukhari mendengarkan dari gurunya berdasarkan musnad dan mushannaf mereka. Oleh karena itu, Imam Al-Bukhari mengambil hadits dengan cara As-Sima’. Beliau menyusun kitabnya selama 16 tahun. Menurut Al-Hafizh Abu Al-Fadhl Syihabuddin bin Hajar, semua matan yang muttasil dalam Shahih al-Bukhari tanpa pengulangan berjumlah 2602 hadits. Di antara matan-matan yang mu’allaq lagi marfu’ yang tidak beliau sebutkan dengan sanad bersambung di tempt lain dalam kitab al-Jami’ berjumlah 159 hadits, sehingga semuanya berjumlah 2761 hadits. (Buhuts fi Tarikh As-Sunnah Al-Musyarrafah, 318)

Penilaian Ulama
Jumhur ulama mengatakan, kitab Al-Jami’ Ash-Shahih Al-Musnad Al-Mukhtashar min Hadits Rasulillah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merupakan kitab yang paling shahih setelah kitab Allah Azza wa Jalla (Al-Qur’an). (Buhuts fi Tarikh As-Sunnah Al-Musyarrafah, 317)

Bukanlah sesuatu yang berlebihan jika mereka mengatakan bahwa umat Islam tidak pernah mencurahkan perhatian mereka terhadap sebuah kitab, setelah kitab Allah sebagaimana kadar perhatian mereka terhadap shahih Al-Bukhari dari sisi periwayatan dan penyimakannya, penghafalan dan penulisannya, penjelasan hadits-hadits dan para perawinya, peringkasan dan pemisahan sanad-sanadnya. (Al-Imam Al-Bukhari wa Shahihuhu, 227-245)

1 - Al-Hafizh ibn Hajar Al-Asqalani

ذكر الفربرى أنه سمعه منه تسعون ألفا ... و من رواية الجامع أيضا: أبو طلحة منصور بن محمد بن علي بن قريبة البزدوي، و إبراهيم بن معقل النسفى و حماد بن شاكر الفسوي .... و الرواية التى اتصلت بالسماع فى هذهالأعصار وما قبلها هي رواية: محمد بن يوسف بن مطر بن صالح بن بشر الفربري...

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Al-Farabri menyatakan bahwa sebanyak sembilan puluh ribu orang telah mendengarkan shahih Al-Bukhari dari beliau.” Al-Hafizh juga mengatakan: “Bahwa di antara perawi kitab Al-Jami’ (Shahih Al-Bukhari) adalah: Abu Thalhah Manshur bin Muhammad bin Ali bin Qaribah Al-Bazdawi, Ibrahim bin Ma’qil An-Nasafi, dan Hammad bin Syakir Al-Fasawi. Sedangkan riwayat yang sampai pada masa-masa ini dan sebelumnya dengan cara pendengaran langsung (As-Sima’) adalah riwayat Muhammad bin Yusuf bin Mathar bin Shalih bin Bisyr al-Farabri.” (Tadwin as-Sunnah an-Nabawiyah, Nasy’atuhu wa Tathowwuruhu min Al-Qarn Al-Awwal ila Nihayah Al-Qarn Al-Tasi’ Al-Hijry, 136)

2 - Para ulama yang menyusun kitab syarah Shahih Al-Bukhari

Begitu banyaknya penilaian ulama terhadap kitab Shahih Al-Bukhari, sehingga jumlahnya dalam bentuk mukhaththah (manuskrip) dan yang telah dicetak mencapai tujuh puluh satu kitab sesuai penghitungan Prof. Abdul Ghani bin Abdul Khaliq. Menurut penghitungannya juga, jumlah ta’liq, ringkasan, dan yang serupa dengannya mencapai empat puluh empat kitab antara yang belum dicetak atau sudah. (Al-Imam Al-Bukhari wa Shahihuhu, 227-245)

Di antara kitab-kitab syarah Shahih Al-Bukhari yang paling penting yang telah dicetak adalah :

  • A’lam As-Sunan, karya Imam Al-Khaththabi Abu Sulaiman Hamd bin Muhammad Al-Busti yang wafat pada 388 H.
  • Al-Kaukab Ad-Darari fi Syarh Shahih al-Bukhari, karya Al-Hafizh Syamsuddin Muhammad bin Yusuf yang dikenal dengan nama Al-Karmani yang wafat pada 786 H.
  • Fath Al-Baari, karya Al-Hafizh Ibnu Hajar yang wafat pada 852 H. Ia termasuk syarah Shahih Al-Bukhari terpenting dan terbaik.
  • Umdah Al-Qari, karya Al-Hafizh Badruddin Abu Muhammad Mahmud bin Ahmad Al-Hanafi yang terkenal dengan nama Al-‘Aini, yang wafat pada 855 H.
  • Irsyad As-Sari, karya Syihabuddin Ahmad bin Muhammad yang dikenal dengan nama Al-Qasthalani, yang wafat pada 923 H.
  • Faidh Al-Bari, karya syaikh Muhammad Anwar Al-Kasymiri Al-Hanafi, yang wafat pada 1352 H.
  • Lami’ Ad-Darari, karya Al-Hajj Rasyid Ahmad al-Kankuhi dan kitab-kitab syarah yang lain.

Penilaian ulama terhadap para perawinya telah dimulai lebih awal. Yaitu ketika Al-Hafizh Abu Ahmad Abdullah bin Adi (W. 365 H) menulis sebuah kitab yang diberi nama Man Rawa ‘anhu al-Bukhari, kemudian penulisan karya ilmiah tentang hal itu muncul secara berurutan. Di antara kitab-kitab tersebut adalah :

  • Al-Hidayah wa Al-Irsyad, yang ditulis oleh Abu Nashr Ahmad bin Muhammad Al-Kalabadzi (W. 398 H)
  • At-Ta’dil wa At-Tarjih Liman Akhraja lahu Al-Bukhari fi Ash-Shahih, karya Abu Al-Walid Sulaiman bin Khalaf Al-Baji
  • Al-Jami’u Baina Rijal Ash-Shahihain, karya Abu Al-Fadhl Muhammad bin Thahir Al-Maqdisi (W. 507 H). (Tadwin As-Sunnah An-Nabawiyah, Nasy’atuhu wa Tathowwuruhu min Al-Qarn Al-Awwal ila Nihayah Al-Qarn Al-Tasi’ Al-Hijry, 138-139)

Kitab Shahih Al-Bukhari sendiri merupakan salah satu dari 9 Kitab Induk Hadits (Kutubu Tis’ah). 9 Kitab Induk Hadits Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah :

0 Comment for "Shahih Al-Bukhari"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top