Apakah Binatang Akan Masuk Surga?

“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) sepertimu. Tiadalah Kami lupakan sesuatu apapun di dalam Al-Kitab kemudian kepada Rabb-lah mereka dihimpunkan.” (QS. Al-An’am [6] : 38)


Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala akan menghisab seluruh makhluk-Nya. Dalam perkara ini tidak hanya manusia dan jin saja yang akan di hisab akan tetapi binatang pun akan di hisab. Makhluk yang pertama kali diadili oleh Allah subhanahu wa ta’ala adalah binatang, bukan manusia ataupun jin. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَإِذَا الْوُحُوْشُ حُشِرَتْ

“Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan.” (QS. At-Takwir [81] : 5)

Maksud dari ayat di atas adalah apabila binatang-binatang dikumpulkan di hari Kiamat untuk diadili.

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ طَائِرٍ يَطِيْرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلاَّ أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ

“Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) sepertimu. Tiadalah Kami lupakan sesuatu apapun di dalam Al-Kitab kemudian kepada Rabb-lah mereka dihimpunkan.” (QS. Al-An’am [6] : 38)

Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiallahu ‘anhu, dia menceritakan:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى شَاتَيْنِ تَنْتَطِحَانِ فَقَالَ يَا أَبَا ذَرٍّ هَلْ تَدْرِي فِيمَ تَنْتَطِحَانِ قَالَ لَا قَالَ لَكِنَّ اللَّهَ يَدْرِي وَسَيَقْضِي بَيْنَهُمَا

“Bahwa Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam melihat dua ekor kambing yang saling beradu tanduk, beliau lalu bersabda: “Wahai Abu Dzar, apakah kamu tahu untuk apa keduanya memiliki tanduk?” Abu Dzar menjawab, “Saya tidak tahu.” Nabi lalu bersabda: “Akan tetapi Allah Maha tahu, dan Dia akan mengadili di antara keduanya.” (HR. Ahmad no. 20466)

Dari Abi Hurairah radhiallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

لَتُؤَدُّنَّ الْحُقُوقَ إِلَى أَهْلِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُقَادَ لِلشَّاةِ الْجَلْحَاءِ مِنَ الشَّاةِ الْقَرْنَاءِ

“Pada Hari Kiamat semua hak akan diberikan kepada ahlinya sehingga kambing yang bertanduk pun akan dituntun untuk menuju kambing yang kurus (untuk membalaskan perbuatan kambing bertanduk yang menanduk kambing kurus ketika di dunia).” (HR. Muslim no. 2582)

Adapun qishash antara kambing bertanduk dan kambing tidak bertanduk bukanlah qishash taklif (beban hukum syari'at) akan tetapi ia adalah qishash muqabalah (pembalasan)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata: '”Pada hari Kiamat kelak, seluruh binatang akan dikumpulkan, sedangkan manusia menyaksikannya. Kemudian binatang-binatang itu diadili, sehingga binatang yang tidak bertanduk akan menuntut balas terhadap binatang bertanduk yang telah menanduknya di dunia. Setelah binatang tersebut di Qishash, Allah akan mengubahnya menjadi tanah. Allah melakukannya untuk menegakkan keadilan di antara makhluk-Nya.” (Tafsir Juz 'Amma, hal. 70)

Hisabnya binatang ini disaksikan oleh para Malaikat, orang-orang yang beriman dan juga orang-kafir. Setelah binatang diadili, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “'Jadilah tanah!”' Maka binatang-binatang itu berubah menjadi tanah. Tatkala melihat binatang itu diubah menjadi tanah, orang-orang kafir itu mengatakan: “Alangkah baiknya jika aku menjadi tanah.” Inilah salah satu makna firman Allah subhanahu wa ta'ala: Dan orang kafir itu berkata:  “Alangkah baiknya sekiranya aku menjadi tanah saja.” (QS. An-Naba' [78] : 40)

Dalam Sebuah Hadits Mauquf, Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata:

يُحْشَرُ الْخَلْقُ كُلُّهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْبَهَائِمُ، وَالدَّوَابُّ، وَالطَّيْرُ، وَكُلُّ شَيْءٍ فَيَبْلُغُ مِنْ عَدْلِ اللَّهِ أَنْ يَأْخُذَ لِلْجَمَّاءِ مِنَ الْقَرْنَاءِ، ثُمَّ يَقُولُ: كُونِي تُرَابًا فَذَلِكَ يَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا

“Akan dikumpulkan makhluk semuanya pada hari kiamat, binatang ternak, binatang melata, burung-burung dan segala sesuatu, maka semuanya mendapatkan keadilan dari Allah subhanahu wa ta'ala, dimana binatang yang tidak bertanduk membalas (qishash) terhadap binatang yang bertanduk, kemudian Dia Allah Subhanahu wata'ala berfirman: “Berubahlan menjadi tanah” maka pada saat itu orang kafir berkata: “Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.” (HR. Al-Hakim no. 3231)

Penghisaban terhadap binatang di atas juga dijelaskan oleh Imam Al-Qurthubi rahimahullah, beliau berkata: “Menurut pendapat yang shahih binatang-binatang di dunia itu dibangkit juga pada hari kiamat nanti.  Pendapat ini diriwayat dari Ibnu 'Abbas radhiallahu 'anhu berdasarkan satu riwayat, juga merupakan pendapat Abu Dzar, Abu Hurairah, Amr bin 'Ash, Hasan Al-Bashri dan lain-lain. “Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami lupakan sesuatupun dalam Al-Kitab,kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (QS. Al-An'am [6] : 38). Adapun apakah binatang-binatang itu masuk surga atau tidak? Jawabnya adalah secara zhahir binatang-binatang itu dikembalikan menjadi tanah. Dengan demikian binatang-binatang itu tidak masuk surga. Berdasarkan riwayat dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu disebutkan, bahwa ketika itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: ”Jadikan kamu sekalian menjadi tanah.” Karena itu, Allah menceritakan bahwa kaum kafir ketika itu menginginkan menjadi seperti tanah, mengatakan: “Mudah-mudahan aku menjadi tanah.” (At-Tadzkirah, hal. 652)

Dari keterangan diatas bahwa kesimpulan tidak ada binatang yang masuk surga ataupun masuk neraka, Allah subhanahu wa ta’ala akan mengubah binatang menjadi tanah setelah penghisaban. Dan yang perlu diketahui binatang tidak akan dihisab seperti hisabnya manusia mukallaf beserta konsekuensinya, karena binatang tidak akan mendapatkan pahala dan azab.

Adapun hadits yang beredar di masyarakat dan sering disampaikan para dai-dai yang menyatakan ada 10 (sepuluh) binatang yang masuk surga adalah sebagai berikut :

انه يدخل الجنة مع المؤمنين على ما قال مقاتل عشرة من الحيوانات تدخل الجنة ناقة صالح وعجل ابراهيم وكبش إسماعيل وبقرة موسى وحوت يونس وحمار عزير ونملة سليمان وهدهد بلقيس وكلب اصحاب الكهف وناقة محمد صلى الله عليه وسلم

“Akan masuk ke dalam surga bersama orang beriman sebagaimana yang disebutkan muqatil 10 (sepuluh) binatang, yaitu : 1) Unta Nabi Shaleh, 2) Anak sapi Nabi Ibrahim, 3) Domba Nabi Ismail, 4) Sapi Nabi Musa, 5) Ikan paus Nabi Yunus, 6) Keledainya Uzair, 7) Semut Nabi Sulaiman, 8) Burung Hud-Hud Ratu Balqis, 9) Anjing Ashabul Kahfi dan 10) Untanya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.” (Tafsir Ruh Al-Bayan, Jilid 5 hal. 226)

Tidak ada keterangan ulama ahli hadits tentang sanad hadits ini, tapi pada zhahirnya riwayat diatas adalah Maudhu' (Palsu) dan Laa asla lahu (tidak ada asalnya) maka tak sepantasnya untuk di gunakan dan juga disebarluaskan kecuali untuk menjelaskan kebathilannya.

            Setelah dijelaskan mengenai hisab binatang dengan kesimpulan bahwa binatang tidak ada yang masuk surga karena mereka semua dilebur menjadi tanah setelah terjadi qishash, maka akan muncul pertanyaan baru. Jika demikian, berarti di surga tidak ada binatang? Untuk menjawab hal ini maka perlu diperhatikan beberapa dalil berikut.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَأَمْدَدْنَاهُمْ بِفَاكِهَةٍ وَلَحْمٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ

“Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka inginkan.” (QS. Ath-Thur [52] : 22)

Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman mengenai makanan di surga:

وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ

“Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al-Waqi’ah [56] : 21)

Dalam hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiallah u’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan hidangan bagi penduduk surga:

يتكفؤها الجبار يبده، كما يتكفأ أحدكم خبزته في السفر نزلا لأهل الجنة. فأتى رجل من اليهود، فقال: بارك الرحمن عليك ياأبا القسم، ألا أخبرك بنزل أهل الجنة يوم القيمة ؟ قال بلى… ثم قال ألا أخبرك بإدامهم ؟ بلام والنون. قالوا وما هذا ؟ قال ثور ونون، يأكل من زائدة كبدهما سبعون ألفا

“Allah menggenggamnya dengan tangannya, seperti salah seorang dari kalian menggenggam rotinya di kala safar sebagai jamuan bagi penduduk surga.” Datanglah seorang Yahudi lalu mengatakan, “Semoga Ar-Rahman memberkahimu wahai Abul Qosim (Nabi Muhammad), maukah engkau aku beri tahu mengenai jamuan penduduk surga pada hari kiamat? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tentu saja.” Yahudi melanjutkan “Maukah engkau aku kabarkan lauk-pauk mereka (penduduk surga)? Dengan sapid dan ikan.” Rasulullah dan para sahabat mengatakan, “Apakah lauk-pauk mereka?” Yahudi menjawab, “Sapi dan ikan, penduduk surga memakan bagian yang paling nikmat seperti hati sapi dan ikan, bahkan lebih nikmat 7000 kali lipat.” (HR. Al-Bukhari no. 6520 dan Muslim no. 7235)

Demikian pula yang disebutkan dalam riwayat, dari Kaisan, bahwa beliau pernah berjumpa dengan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, “Mau kemana?” tanya Abu Hurairah. “Mau ke kambing-kambingku.” Jawab Kaisan. Lalu Abu Hurairah berpesan:

نَعَمْ، امْسَحْ رُعَامَهَا، وَأَطِبْ مُرَاحَهَا، وَصَلِّ فِي جَانِبِ؛ مُرَاحِهَا، فَإِنَّهَا مِنْ دَوَابِّ الْجَنَّةِ

“Bagus, bersihkan mulut dan hidungnya, perbagus kandangnya, dan shalatnya di sebelah kandangnya, karena kambing adalah hewan surga.” (HR. Ahmad no. 9625)

Demikian pula, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan janji bagi sahabat yang menyerahkan ontanya untuk fi sabilillah. Dari sahabat Abu Mas’ud Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, bahwa datang seseorang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyerahkan ontanya yang ada kekangnya. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam megatakan:

لَكَ بِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَبْعُمِائَةِ نَاقِةٍ كُلُّهَا مَخْطُومَةٌ

“Engkau akan mendapatkan 700 onta di hari kiamat, yang semuanya ada kekangnya, disebabkan infaqmu ini.” (HR. Muslim no. 5005 dan Ibnu Hibban no. 4649)

Semua riwayat di atas menunjukkan bahwa penduduk surga diberi kenikmatan oleh Allah subhanahu wa ta’ala berupa daging binatang. Artinya bahwa di surga pun ada binatang, akan tetapi binatang yang di surga bukanlah binatang yang hidup di dunia karena binatang yang hidup di dunia telah dilebur menjadi tanah setelah proses qishash di Yaumil Hisab, akan tetapi binatang yang di surga adalah binatang baru yang diciptakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala di surga.


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

0 Comment for "Apakah Binatang Akan Masuk Surga?"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top