Cinta Al-Qur'an, Cinta Kekuatan Hati

“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS. Al-Hajj : 46)

 

Gunung itu akan hancur lebur, tidak akan mampu memikulnya, Kitab itu amat dahsyat dan sangat agung, Maha Agung pula yang menurunkannya. Kitab itu adalah  Al-Qur’an yang tidak ada keraguan sedikitpun di depan maupun belakangnya, akan menyinari setiap Qolbu yang membacanya, menenangkan dan menguatkan jiwa yang menghayatinya.  Al-Qur’an memiliki keagungan dan kewibawaan dalam hati, pengaruhnya tidak pernah terbatas pada ruang dan waktu. Kalau gunung yang begitu besar dan kuat saja akan hancur karena takut pada Allah apalagi hati yang kecil dan lemah maka alangkah meruginya jika ada orang yang membaca Al-Qur’an namun hatinya tidak bergetar, jiwanya tidak tenang, perangainya tidak lembut.

Hati adalah sumber memahami dan menghayati Al-Qur’an, Allah berfirman:

إِنَّا جَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَن يَفْقَهُوهُ

“Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya.” (QS. Al-Kahfi : 57)

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ

“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS. Al-Hajj : 46)

مَّا جَعَلَ اللَّهُ لِرَجُلٍ مِّن قَلْبَيْنِ فِي جَوْفِهِ

“Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya.” (QS. Al-Ahzab : 4)

Untuk memahami dan menghayati Al-Qur’an dibutuhkan hati yang suci dan cara yang benar dibarengi dengan usaha maksimal, namun kita juga harus sadar bahwa hati manusia ada di tangan Allah membolak-balikkannya sesuai dengan kehendaknya. Oleh karena itu tatkala kita bisa memahami dan menghayati Al-Qur’an kita harus bersyukur dan mengembalikannya kepada Allah, tidak boleh sombong dan congkak seakan-akan keberhasilan itu karena kerja keras kita semata. Allah berfirman:

وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ

“Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya.” (QS. Al-Anfaal : 24)

Cinta Al-Qur’an

Kekuatan jiwa dan raga akan memancar deras dari cinta yang bersumber di hati, semua rasa lelah akan sirna dengan panggilan cinta. Rasa kangen akan selalu menyelimuti segala dimensi waktu untuk selalu bertemu dengan kekasih hati. Kecintaan kita kepada Al-Qur’an akan selalu memanggil kita untuk berlama-lama duduk bersamanya, memangku mushaf, memandangi keindahannya, membaca setiap huruf dan kalimat pada setiap lembarnya dengan senandung cinta, menikmati  makna yang tersurat maupun yang tersirat, menghayati isi yang terkandung di dalamnya. Al-Qur’an obat segala penyakit jiwa, penenang setiap kegelisahan, di dalamnya air mata kehidupan bersumber dan darinya cahaya dan lentera hati memancar.

Ketika hati dipenuhi cinta pada Al-Qur’an maka dia akan suka membacanya, memahami dan menghayatinya, ingin selalu bertemu dengannya namun sebaliknya apabila tidak ada cinta di dalamnya dia gelisah apabila dekat dengannya bahkan akan lari menjauh darinya.

0 Comment for "Cinta Al-Qur'an, Cinta Kekuatan Hati"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top