Bisakah Manusia Melihat Jin?

“Sesungguhnya, ia (iblis) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya, Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-A’raf [7] : 27)


Beberapa kalangan mengaku bisa berkomunikasi dengan jin bahkan ada yang mengaku dapat melihat jin. Sebagian dari mereka berkata jin itu ada yang berupa wanita bergaun putih atau yang umum disebut kuntilanak oleh masyarakat kita, juga ada yang berkata jin itu berbentuk kerdil dan berkepala plontos atau yang umum disebut tuyul, juga masih banyak lagi rupa-rupa jin seperti yang berbentuk hewan-hewan bahkan ada yang menyerupai manusia. Kita pun bisa saksikan dalam beberapa acara ruqyah syar’i bahwa golongan jin ada yang beriman dan ada juga yang kafir. Untuk golongan jin yang muslim dan kafir memang benar adanya karena Allah subhanahu wa ta’ala menerangkan hal tersebut dalam Al-Quran surat Al-Jinn, namun apakah jin itu bisa dilihat oleh manusia padahal bangsa mereka termasuk makhluk ghaib? Berikut ulasannya.

Manusia tidak dapat melihat jin dalam bentuk yang asli karena Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاء لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ

“Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan, sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu-bapakmu dari surge, ia menanggalkan pakaiannya dari keduanya untuk memperlihatkan (kepada keduanya) auratnya. Sesungguhnya, ia (iblis) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya, Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-A’raf [7] : 27)

Firman Allah subhanahu wa ta’ala pada ayat ini, “Sesungguhnya, ia (iblis) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka,” menunjukkan bahwa manusia tidak dapat melihat jin, yaitu pada bentuk mereka yang asli.

Ketika menjelaskan hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang menangkap setan, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah mengatakan, “Setan terkadang menjelma dengan berbagai bentuk sehingga memungkinkan (bagi manusia) untuk melihatnya. Firman Allah ta’ala, ‘Sesungguhnya, ia (iblis/setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka,’ dikhususkan pada kondisi bentuknya (yang asli) yang Allah telah ciptakan.” (Fathul Bari, penjelasan hadis no. 2311)

Dari sini, kita mengetahui bahwa setan terkadang menjelma dalam bentuk manusia, hewan, atau lainnya. Demikian juga, setan itu sangat pendusta. Jangan sampai manusia tertipu olehnya.

Maka kemungkinan yang dikatakan oleh beberapa orang yang pernah melihat jin adalah benar walau tak bisa dinafikan pula jika sebagian pun berdusta dengan berkata bahwa dia melihat jin, akan tetapi dari keterangan Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah dapat kita simpulkan bahwa wujud-wujud jin yang umum diketahui oleh masyarakat misal saja seperti kuntilanak, tuyul, siluman harimau dan semacamnya adalah bisa jadi benar hanya saja itu bukanlah wujud jin yang sebenarnya. Dan sikap kita terhadap bangsa jin adalah tegas yaitu tidak diperbolehkan untuk bersekutu dengan jin karena kita tak tahu bagaimana dan apa yang jin itu inginkan dari kita dan bisa jadi mereka sengaja menjebak kita menuju kesyirikan. Hanya Allah yang memberi taufiq. Wallahu a’lam. Semoga Bermanfaat.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

0 Comment for "Bisakah Manusia Melihat Jin?"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top