“Wahai
para manusia, beramal-lah sesuai dengan kemampuan kalian. Karena sesungguhnya
Allah tidak akan bosan sampai kalian bosan. Sesungguhnya amal yang paling
dicintai oleh Allah adalah amal yang paling rutin dikerjakan meskipun sedikit.”
(HR. Al-Bukhari no. 5861)
Ketika anda
memiliki kebiasaan amalan sunnah tertentu, baik bentuknya shalat, puasa, atau
amal sunnah lainnya, dan anda tidak bisa melakukannya karena udzur sakit atau
safar, maka anda akan tetap mendapatkan pahala dari rutinitas amal sunnah yang
anda kerjakan.
Dari Abu Musa
Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ،
كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا
“Jika seorang
hamba itu sakit atau bepergian maka dicatat untuknya (pahala) sebagaimana
(pahala) amalnya yang pernah dia lakukan ketika di rumah atau ketika sehat.”
(HR. Al-Bukhari no. 2996)
Al-Hafidz Badruddin
Al-‘Aini rahimahullah, seorang ulama
besar Madzhab Hanafi mengatakan:
هذا فيمن كان يعمل طاعة فمنع منها، وكانت
نيته لولا المانع أن يدوم عليها
“Hadits ini
bercerita tentang orang yang terbiasa melakukan amal ketaatan kemudian
terhalangi (tidak bisa) mengamalkannya karena udzur, sementara niatnya ingin
tetap merutinkan amal tersebut seandainya tidak ada penghalang.” (Umdatul Qari,
Jilid 14 hal. 247)
Dan itulah
keistimewaan orang yang beriman. Pahala rutinitas amal baiknya diabadikan oleh
Allah.
Imam Al-Muhallab
bin Abu Shafrah Al-Azdi rahimahullah mengatakan:
“Hadis ini sesuai dengan apa yang ada dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
”Kecuali
orang-orang yang beriman dan beramal shaleh mereka mendapatkan pahala yang
tidak pernah terputus.” (QS. At-Tin [95] : 6) maksudnya mereka (orang-orang
yang beriman) mendapatkan pahala ketika mereka sudah tua dan lemah sesuai dengan
amal yang dulu pernah mereka kerjakan ketika masih sehat, tanpa terputus. Oleh
karena itu, setiap sakit yang menimpa, selain yang akut dan setiap kesulitan
yang dialami ketika safar dan sebab lainnya, yang menghalangi seseorang untuk
melakukan amal yang menjadi kebiasaannya, maka Allah telah memberikan
kemurahannya dengan tetap memberikan pahala kepada orang yang tidak bisa
melakukan amal tersebut karena kondisi yang dialaminya.” (Syarh Shahih
Al-Bukhari, Jilid 3 hal. 146)
Untuk itu,
carilah amal sunnah yang ringan, yang memungkinkan untuk anda lakukan secara
istiqamah sampai akhir hayat, selama fisik masih mampu menanggungnya. Karena
amal yang istiqamah meskipun sedikit, lebih dicintai Allah, dari pada banyak
namun hanya dilakukan sekali dua kali.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ خُذُوا مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ ، فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ
حَتَّى تَمَلُّوا ، وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ
“Wahai para
manusia, beramal-lah sesuai dengan kemampuan kalian. Karena sesungguhnya Allah
tidak akan bosan sampai kalian bosan. Sesungguhnya amal yang paling dicintai
oleh Allah adalah amal yang paling rutin dikerjakan meskipun sedikit.” (HR.
Al-Bukhari no. 5861)
Wallahu a’lam,
Semoga Bermanfaat.
0 Comment for "Tidak Bisa Ibadah Tapi Dapat Pahala Ibadah"