Benci Arab Apa Benci Islam?

“Mencintai Quraisy adalah keimanan dan membenci mereka adalah kekufuran. Mencintai Arab adalah keimanan dan membenci mereka adalah kekufuran. Maka barangsiapa yang mencintai Arab, sungguh ia mencintaiku, dan barangsiapa yang membenci Arab, maka sungguh ia membenciku.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Ausath no. 2537)


Politik Indonesia saat ini memang sedang benar-benar memanas. Semua berawal dari seorang Kafir yang menistakan Al-Quran dengan menyebutnya sebagai alat kebohongan yang kemudian disusul oleh aksi besar-besaran umat Islam menuntut pemerintah untuk menangkap serta memenjarakannya. Namun justru tampak ketidakadilan yang muncul di pemerintah dengan menunda-nunda proses pengadilan si Kafir ini. Bahkan setelah proses pengadilan, pemerintah seakan-akan menunda-nunda pemenjaraan si Kafir penista Al-Quran ini, bahkan yang menjadi ironi, gara-gara hal tersebut muncul para penista-penista lain yang menghinakan para Ulama. Maka semakin semrawutlah politik negeri ini.

Lalu yang paling hangat adalah pernyataan Ibu Megi seorang Ketua Umum Partai Besar dengan lambang kepala Banteng dalam pidatonya dalam peringatan HUT Partai tersebut di Jakarta Convention Center, Jakarta Selatan. Beliau mengatakan “Kalau kamu mau menjadi orang Islam, jangan jadi orang Arab.” Entah apa maksud perkataan Ibu Megi ini. Namun, sejumlah tokoh termasuk ulama menyatakan bahwa maksud perkataan tersebut adalah pernyataan anti-Arab atau lebih khususnya anti-Islam. Na’udzubillahi min dzalik. Hal ini diperkuat dengan pidato Ibu Megi selanjutnya yang menyatakan hari kiamat hanya sekedar ramalan masa depan saja.

Setelah tokoh politik menyatakan pernyataan bodoh ini, muncul juga pernyataan antek-anteknya dari berbagai kalangan seperti dari kalangan Artis. Seorang artis FTV bernama PN bekata dalam twitternya, “Semua orang berpakaian seperti orang Arab, bendera ditulisakan tulisan arab, adat istiadat arab, kenapa ngga pada pindah Arab aja ya?”

Sungguh sangat memprihatinkan, penggiringan opini untuk membenci hal-hal yang berbau Arab semakin terlihat nyata. Kebanyakan mereka yang menyudutkan Arab adalah orang-orang Kafir atau orang-orang yang memiliki aroma Komunis dalam ideologinya, namun ironinya hal itu pun diikuti oleh mereka yang latah padahal KTP mereka masih Islam. Bukan tidak mungkin racun pemikiran seperti ini bisa berbahaya jika tertanam pada generasi Muslim, besok mereka tidak akan mau shalat menggunakan bahasa Arab, karena Al-Qur’an berbahasa Arab dan enggan berkunjung ke Ka’bah karena terletak ditanah Arab dan ujung-ujungnya negeri ini akan mirip seperti awal berdirinya Negara Turki dengan sistem kufur pimpinan Mustafa Kemal Ad-Dajjal yang merubah semua yang berbau Arab.

Namun apakah mereka sadar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang Arab, Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab, hadits nabi berbahasa Arab, kiblat (Ka’bah) umat Islam berada di Arab bukan di Planet Mars, umat muslim di seluruh dunia tiap tahun berbondong-bondong pergi ke Arab menunaikan ibadah Haji, para ulama dan imam besar umat Islam semisal Imam Asy-Syafi’i rahimahullah adalah keturunan Arab, kitab-kitab monumental para ulama Islam dari masa ke masa berbahasa Arab, bahkan saat melakukan shalat, mereka menggunakan bahasa Arab, bukan bahasa Sansekerta? Toh, jika memang hanya sinis ke Arab, maka sama saja mereka sinis ke Islam.

Banyak sekali dalil baik dari Al-Quran maupun As-Sunnah yang menjelaskan keutamaan bangsa Arab, namun mungkin mereka tidak mengetahui atau mungkin juga mereka tahu akan tetapi sudah kadung benci dengan Islam maka mereka tak peduli.

            Dalam sebuah hadits marfu’ dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma diriwayatkan:

أحبوا العرب لثلاث لأني عربي ، والقرآن عربي ، وكلام أهل الجنة عربي

“Cintailah Arab karena tiga hal, 1) karena saya orang arab, 2) karena Al-Quran berbahasa arab, dan 3) bahasa penduduk surga adalah bahasa arab.” (HR. At-Thabrani, Al-Hakim dan Al-Baihaqi)

            Sanad hadits ini memang diperbincangkan oleh para ulama karena dalam sanandnya terdapat perawi yang bernama Al-Alla bin Amr yang oleh Imam Adz-Dzahabi rahimahullah dinilai matruk. Namun jika dilihat dari konteks hadits maka ada dua hal yang memang benar, yang pertama adalah pernyataan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang Arab dan Al-Quran adalah berbahasa Arab. Maka jelas jika kita ingin cinta kepada Al-Quran dan juga kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka cintailah Arab baik bahasanya maupun bangsanya.

            Dan perlu kita ketahui juga bahwa mereka para leluhur kita para pejuang kemerdekaan, para mujahid yang rela berkorban jiwa raganya demi mengusir penjajahan kafir dari bumi pertiwi sangat didukung sekali oleh bangsa Arab, mereka yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia dalam hal ini diwakili oleh Palestina. Dan mereka juga yang menyokong dalam berbagai hal hingga akhirnya negeri ini bisa bebas dari penjajahan Kafir. Mereka bangsa Arab berada dalam barisan paling depan, bukan Aseng apalagi Asing.

Al-Quran adalah Bahasa Arab

            Al-Quran itu berbahasa Arab, anak kecil yang sudah belajar alif-ba-ta pun tahu jika Al-Quran ini berbahasa Arab, maka lancanglah orang yang menyatakan “Kalau kamu mau menjadi orang Islam, jangan jadi orang Arab” dengan maksud mendiskreditkan bangsa Arab termasuk didalamnya adalah bahasanya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآناً عَرَبِيّاً لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

“Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an dalam bahasa Arab agar kalian dapat memahami.” (QS. Yusuf [12] : 2]

Di dunia ini terdapat ratusan bahkan ribuan ragam bahasa, namun Allah subhanahu wa ta’ala memilih lisan Arab sebagai bahasa kitab-Nya, Dialah zat yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik.

Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata:

ولسان العرب أوسع الألسنة مذهبًا، وأكثرها ألفاظًا

“Bahasa Arab adalah bahasa yang paling luas madzhabnya, dan yang paling banyak lafadznya.”

Imam Jalaluddin As-Suyuthi rahimahullah memuji kekayaan linguistik dalam bahasa arab, beliau berkata:

لأنَّا لو احتجنا إلى أنْ نعبر عن السيفِ وأوصافه باللغةِ الفارسية، لما أمكننا ذلك إلا باسمٍ واحد؛ ونحن نذكرُ للسيفِ بالعربية صفاتٍ كثيرة، وكذلك الأسد والفرس وغيرهما من الأشياءِ المسميات بالأسماء المترادفة، فأين هذا من ذاك؟! وأين سائرُ اللغات من السَّعةِ ما للغةِ العرب؟! هذا ما لا خفاءَ به على ذي نُهية

“Ketika kita hendak mengungkapkan kata pedang dengan bahasa Persia, kita tidak akan bisa menceritakannya kecuali hanya dengan satu kata. Sementara kita bisa menyebut kata ‘pedang’ berikut sifat-sifatnya dengan banyak ungkapan dalam bahasa Arab. Demikian pula kata ‘singa’ dan ‘kuda’ atau kata lainnya yang memiliki banyak sinonim. Sehingga bagaimana mungkin dua bahasa ini mau dibandingkan?! Bahasa mana yang lebih luas dari pada bahasa Arab?! semua orang yang berilmu mengetahuinya.” (Al-Mazhar fi Ulum Al-Lughah, Jilid 1 hal. 254)

Mengingat Al-Quran berbahasa Arab, Hadits berbahasa arab, khazanah islam yang menjadi karangan para ulama, berbahasa Arab, maka bahasa Arab menjadi kunci untuk memahami itu semua. Karena itulah, para sahabat menekankan agar umat islam berusaha memahami bahasa Arab. Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu pernah berpesan:

تعلَّموا العربيةَ؛ فإنها من دينِكم

“Pelajarilah bahasa Arab, karena bahasa ini bagian dari agama kalian.” (Idhah al-Waqf, Ibnul Anbari, Jilid 1 hal. 31)

Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu juga pernah memerintahkan gubernurnya, Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu untuk mengajarkan bahasa arab kepada penduduk Iraq:

أمَّا بعد، فتفقهوا في السنةِ، وتفقهوا في العربية، وأَعْرِبُوا القرآنَ فإنه عربي

“Pelajarilah sunnah dan pelajarilah bahasa Arab. Pahami Al-Quran dengan bahasa Arab. Karena kitab ini berbahasa Arab.” (HR. Ibnu Abi Syaibah no. 30534)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Orang Arab

            Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang Arab. Tak bisa dipungkiri lagi, beliau adalah keturunan dari Nabi Ismail ‘alaihis salam. Dalam hadits Watsilah bin Al-Asqa’ radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إن الله اصطفى كنانة من ولد إسماعيل، واصطفى قريشا من كنانة، واصطفى من قريش بني هاشم، واصطفاني من بني هاشم

“Sesungguhnya Allah telah memilih Kinanah dari anak keturunan Isma’il, memilih Quraisy dari Kinanah, memilih Bani Hasyim dari Quraisy dan memilihku dari Bani Hasyim.” (HR. Muslim no. 2276)

Dari Muthallib bin Abi Wada’ah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Al-Abbas datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seolah-olah ia mendengar sesuatu, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam naik mimbar dan bersabda:

أنا محمد ، بن عبد الله ، بن عبد المطلب ، ثم قال : إن الله خلق الخلق فجعلني في خيرهم ، ثم جعلهم فرقتين فجعلني في خير فرقة ، ثم جعلهم قبائل فجعلني في خيرهم قبيلة ، ثم جعلهم بيوتا فجعلني في خيرهم بيتا ، وخيرهم نفسا

“Aku adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muthalib”, beliau melanjutkan, “Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk, dan menjadikanku dari sebaik-baik makhluk. Kemudian menjadikan mereka menjadi dua kelompok, maka Dia menjadikanku dari kelompok yang terbaik. Kemudian menjadikan mereka bersuku-suku, maka Dia menjadikanku dari suku yang terbaik. Kemudian menjadikan rumah-rumah (keluarga), maka Dia menjadikanku dari sebaik-baik keluarga dari mereka dan menjadikanku sebagai manusia yang terbaik.” (HR. At-Tirmidzi no. 3532 dan Ahmad no. 1791)

Dua kelompok yang dimaksud dalam hadits Muthallib bin Abi Wada’ah di atas adalah kelompok Arab dan Ajam, sebagaimana dinyatakan secara tegas dalam riwayat Imam Ath-Thabrani rahimahullah dalam Al-Mu’jam Al-Ausath, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إن الله حين خلق الخلق بعث جبريل، فقسم الناس قسمين، فقسم العرب قسما، وقسم العجم قسما، وكانت خيرة الله في العرب

“Sesungguhnya ketika Allah menciptakan makhluk, Dia mengutus Jibril, kemudian membagi manuia menjadi dua bagian, satu bagian adalah Arab dan satu bagian adalah Ajam. Dan (manusia) pilihan Allah berasal dari Arab.” (HR. Ath-Thabrani)

            Coba perhatikan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diatas, “Dia menjadikanku dari kelompok yang terbaik.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa bangsa Arab adalah bangsa yang terbaik.

            Namun perlu kita catat pula bahwa hadits-hadits tentang keutamaan Arab di atas berlaku apabila dibarengi dengan Islam dan takwa, tidak mencakup orang Arab yang kafir dan fasik. Karena Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan, dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa diantara kalian.” (QS. Al-Hujurat [49] : 13)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahulah berkata:

وهذه الأفضلية للعرب إذا تمسكوا بإسلامهم، أما إذا أهملوا إسلامهم ذهب فضلهم

“Keutamaan Arab ini diperoleh apabila mereka berpegang teguh dengan keislamannya. Adapun orang-orang (Arab) yang membuang keislamannya, mereka telah kehilangan keutamaannya.” (Iqtidha’ Ash-Shirat Al-Mustaqim hal. 148)

Membenci Arab adalah salah Satu Tanda Kekufuran

Ibnu Hajar Al-Haitami rahimahullah membawakan beberapa riwayat tentang keutamaan Arab dalam kitabnya Mablaghul ‘Arab. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

حب قريش إيمان وبغضهم كفر، وحب العرب إيمان وبغضهم كفر، فمن أحب العرب فقد أحبني، ومن أبغض العرب فقد أبغضني

“Mencintai Quraisy adalah keimanan dan membenci mereka adalah kekufuran. Mencintai Arab adalah keimanan dan membenci mereka adalah kekufuran. Maka barangsiapa yang mencintai Arab, sungguh ia mencintaiku, dan barangsiapa yang membenci Arab, maka sungguh ia membenciku.” (HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jam Al-Ausath no. 2537)

Dari Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku: “Wahai Salman, janganlah engkau membenciku hingga engkau bisa berpisah dengan agamamu.” Aku berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimana aku membencimu, sedangkan dengan sebab engkau kami diberikan hidayah oleh Allah.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تبغض العرب فتبغضني

“Engkau membenci Arab, maka engkau membenciku.” (HR. At-Tirmidzi no. 3927)

Al-Hafizh Muhammad Abdurrahman Al-Mubarakfuri rahimahullah berkata mengenai hadits di atas: “Ketika seseorang membenci bangsa Arab secara umum, maka ia telah membenci Rasulullah secara khusus atau ketika ia membenci bangsa Arab, maka hal itu bisa membuatnya membenci Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Maka hendaklah kita mewaspadai akan hal ini.” (Tuhfah Al-Ahwadzi, Jilid 9 hal. 398)

Jadi, Tanyakanlah pada mereka yang terus menggembar-gemborkan Anti-Arab. Jangan-jangan mereka sebenarnya Anti-Islam dan Anti-Rasulullah, bukan Anti-Arab? Nauzubillah min dzalik. Semoga Allah menyelamatkan kita dari penggiringan opini yang mengajak membenci Arab yang secara tak langsung akan membenci Islam dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Wallahu a’lam. Semoga Bermanfaat.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

0 Comment for "Benci Arab Apa Benci Islam?"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top