“Barangsiapa yang berbicara jelek
tentang seorang mu’min apa yang tidak dimilikinya maka Allah akan memberikannya
minuman lumpur perasan nanah penduduk neraka sampai dia keluar dari sesuatu
yang dia katakan.” (HR. Abu Dawud no. 3599)
Menuduh seorang muslim dengan tuduhan keji seperti menuduh
berzina, mencuri, ahlul bid’ah, penganut aliran sesat, pemecah belah umat atau
tuduhan lainnya sementara tak ada bukti yang bisa ditunjukan merupakan perkara
besar dengan konsekuensi yang berat.
Mencurigai
keburukan seseorang tanpa bukti, saksi dan tanda-tanda yang mendasarinya adalah
sesuatu yang haram, apalagi sampai menuduh tanpa bukti. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ
الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ
أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا
اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang yang
beriman, jauhilah kebanyakan pra-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari
pra-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.” (QS. Al-Hujurat [49] : 12)
Betapa banyak orang
memberikan pernyataan tentang keadaan saudaranya yang muslim itu tanpa
dipikirkan lebih mendalam atau diperiksa kebenaran beritanya terlebih dahulu.
Akibatnya, berbagai pembicaraan tentang keadaan seorang muslim apakah berupa
aib, desas-desus atau tuduhan keji tanpa bukti menjadi perkara yang biasa
dan bahkan berkembang pesat di masyarakat kecuali mereka yang dirahmati Allah
subhanahu
wa ta’ala. Tak heran, dalam masyarakat seperti
ini ada orang yang melabeli seorang muslim yang menjauhi syirik, bid’ah dan
penyimpangan lainnya sebagai orang sesat, gila dan tuduhan keji lainnya.
Padahal orang yang berkomentar itu shalat saja tidak, bisa
ngaji juga tidak dan hidupnya pun bergelimang dosa, kezholiman dan kelalaian. Wallahul
Musta’an.
Sungguh
begitu banyak beban yang akan dipikul dan bahaya yang akan ditemui oleh mereka
yang tidak pandai menjaga lisannya dari melontarkan kekejian dan tuduhan kepada
seorang muslim. Apalagi jika yang dituduh itu adalah para ‘Ulama dan da’i-da’i
Ahlussunnah wal Jamaa’ah yang hidup dan matinya di jalan Allah
untuk membentengi agama-Nya dari segala rongrongan para penyimpang serta
menyibukkan waktu dan kehidupannya untuk membimbing umat Islam kepada ajaran
Islam yang bersih dari syirik, bid’ah dan penyimpangan lainnya. Maka bahaya
yang akan diterima oleh mereka yang tidak pandai menjaga lisannya itu lebih
dasyat lagi dari sekedar menuduh seorang muslim kalangan biasa.
Berikut
di antara bahaya menuduh seorang muslim tanpa bukti. Semoga Allah
menjauhkan kita semua dari akhlak buruk pembawa petaka ini, Amiin.
1. Termasuk Perbuatan Melanggar Kehormatan Seorang Muslim
Dari Abu
Bakrah radhiyalahu ‘anhu, bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda pada waktu haji Wada’:
إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ
حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِيْ شَهْرِكُمْ هَذَا فِيْ بَلَدِكُمْ
هَذَا أَلاَ هَلْ بَلَّغْتُ
“Sesungguhnya
darah kalian, harta kalian, dan kehormatan kalian adalah haram atas kalian
seperti haramnya hari kalian ini, pada bulan ini dan di negeri kalian ini.
Ketahuilah, bukankah aku telah menyampaikannya?” (HR. Al-Bukhari no. 67)
2. Termasuk Kedustaan
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ
بِكُلِّ مَا سَمِعَ
“Cukuplah
seorang dikatakan berdusta apabila ia menceritakan seluruh yang ia dengar.” (HR.
Muslim no. 6)
Seseorang yang
menyebarkan berita tentang seorang muslim, apalagi tentang aibnya tanpa diperiksa
terlebih dahulu benar dan tidaknya maka ia termasuk berdusta sebagaimana
kandungan hadits tersebut, bahkan dalam riwayat Imam Abu Dawud rahimahullah disebutkan dengan sebutan
pendosa.
3. Termasuk Perbuatan Menyakiti Hati Seorang Muslim
Seseorang yang
menuduh seorang muslim tanpa bukti maka dia telah menyakiti hatimuslim
tersebut, dan seseorang yang melakukan tersebut telah memikul kebohongan dan
dosa yang nyata sebagaimana firman Allah subhanahu
wa ta’ala:
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا
مُبِينًا
“Dan
orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang
mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang
nyata.” (QS. Al-Ahzab [33] : 58)
4. Menyelisihi Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alalihi wa Sallam
Apabila seseorang menuduh orang lain tanpa bukti maka ia
telah menyelisihi sabda Nabi shallallahu
alaihi wa sallam:
البَيِّنَةُ عَلَى المُدَّعِي، وَاليَمِينُ
عَلَى المُدَّعَى عَلَيْهِ
“Bukti adalah wajib atas orang yang mendakwa (menuduh) dan
sumpah wajib bagi tertuduh (yang mengingkari).” (HR. At-Tirmidzi no.1341)
5. Menunjukkan Keimanannya Belum Sempurna
Seseorang yang
menodai kehormatan saudaranya yang muslim apakah dengan cara merendahkannya,
menggunjingnya atau menuduhnya dengan suatu tuduhan yang keji tanpa bukti maka
orang tersebut imannya masih bermasalah dan belum sempurna. Mungkinkah seorang
muslim yang mencintai saudaranya yang muslim mau menodai kehormatan saudaranya?
Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari rahimahullah
dan Imam Muslim rahimahullah, dari
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
beliau bersabda:
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ
لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidak beriman seorang dari kamu sehingga ia
mencintai saudaranya apa-apa yang ia cintai untuk dirinya.” (HR. Al-Bukhari no.
12 dan Muslim no. 64)
6. Menunjukkan Kualias Keislamannya Masih Bermasalah
Seorang muslim
yang meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat termasuk orang yang baik
keislamannya. Maka seorang muslim yang lisan dan tangannya membuat tidak nyaman
saudaranya termasuk orang yang kualitas keislamannya masih bermasalah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah bersabda:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ
مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Orang muslim itu adalah orang yang kaum
muslimin selamat dari kejahatan lisan dan tangannya.” (HR. Al-Bukhari no. 9 dan
Muslim no. 57)
7. Jika Apa yang Ditudukan Itu Tidak Benar, Maka Tuduhan
Itu Akan Kembali Kepada Sang Penuduh
Jika Apa yang ditudukan
itu tidak benar, maka tuduhan itu akan kembali kepada sang penuduh. Dari Abu
Dzar radhiyalahu ‘anhu bahwa ia
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
لاَ يَرْمِى رَجُلٌ رَجُلاً بِالْفُسُوقِ
، وَلاَ يَرْمِيهِ بِالْكُفْرِ ، إِلاَّ ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ ، إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ
كَذَلِكَ
“Tidaklah
seorang menuduh orang lain sebagai fasik atau kafir melainkan tuduhan tersebut
akan kembali kepadanya apabila orang yang dituduhnya itu tidak demikian.” (HR.
Al-Bukhari no. 5585)
8. Termasuk Perbuatan Memakan Daging Saudaranya Sendiri
Dari
Abdullah bin Mas’ud radhiyalaohu ‘anhu,
dia berkata:
كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَامَ رَجُلٌ، فَوَقَعَ فِيهِ رَجُلٌ مِنْ بَعْدِهِ،
فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:تَخَلَّلْ، قَالَ: وَمَا أَتَخَلَّلُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَكَلْتُ لَحْمًا؟ قَالَ:إِنَّكَ أَكَلْتَ لَحْمَ أَخِيكَ.
“Kami berada di dekat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam lalu seorang laki-laki bangkit lalu yang lain
menjelek-jelekannya. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Bersihkanlah gigimu!” Orang itu menjawab: “Dari kotoran apa aku harus
membersihkannya? Saya tidak memakan daging sedikitpun.” Beliau menjawab: “Kamu
telah memakan daging saudaramu.” (HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabir no.
9947)
9.
Allah Subhanahu wa Ta’ala
Akan Membongkar Aib Sang Penuduh Walau Dia Berada di Rumahnya
Dari
Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu ‘anhu
ia berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ
وَلَمْ يَدْخُلِ الإِيمَانُ قَلْبَهُ لاَ تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ وَلاَ تَتَّبِعُوا
عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنِ اتَّبَعَ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعِ اللَّهُ عَوْرَتَهُ
وَمَنْ يَتَّبِعِ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِى بَيْتِهِ
“Wahai orang-orang yang beriman dengan
lisannya namun belum masuk ke dalam hatinya janganlah menggunjing kaum muslimin
dan janganlah mencari-cari aib mereka. Barangsiapa yang mencari-cari aib mereka
maka Allah akan mencari-cari aibnya. Dan barangsiapa yang dicari-cari aibnya
oleh Allah niscaya Dia akan menyingkap aibnya meskipun dia ada dirumahnya.” (HR.
Abu Dawud no. 4882)
10. Allah Subhanahu wa Ta’ala Menyiapkan Minuman
yang Berasal dari Lumpur Perasan Nanah Penduduk Neraka Bagi Orang yang Menuduh Seorang
Muslim
Dari Abdullah
bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia
berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
وَمَنْ قَالَ فِى مُؤْمِنٍ مَا لَيْسَ
فِيهِ أَسْكَنَهُ اللَّهُ رَدْغَةَ الْخَبَالِ حَتَّى يَخْرُجَ مِمَّا قَالَ
“Barangsiapa yang berbicara jelek
tentang seorang mu’min apa yang tidak dimilikinya maka Allah akan memberikannya
minuman lumpur perasan nanah penduduk neraka sampai dia keluar dari sesuatu
yang dia katakan.” (HR. Abu Dawud no. 3599)
11.
Menyia-nyiakan Salah Satu Kesempatan Mendapatkan Pembelaan
Allah Subhanahu wa Ta’ala di Hari Kiamat
Dari
Abu Darda radhiyallahu ‘anhu dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda:
مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيهِ
الْمُسْلِمِ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يَرُدَّ عَنْهُ نَارَ جَهَنَّمَ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang membela kehormatan
saudaranya niscaya Allah akan memalingkan wajahnya dari api neraka pada hari
kiamat.” (HR. Ahmad no. 28308)
Demikianlah
penjelasan mengenai bahaya menuduh seorang muslim tanpa bukti. Menuduh tanpa
bukti adalah perkara yang ringan di lisan, namun sangat berat dan besar di
hadapan Allah subahanhu wa ta’ala. Sungguh
sangat besar dosa yang akan dipikul oleh sang penuduh. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala melindungi kita semua
dari segala ucapan dan amalan yang mendatangkan kemurkaan-Nya dunia dan di
akhirat kelak. Dan pada akhirnya semoga Allah menjadikan kita termasuk penduduk
surga-Nya kelak, Amiin. Wallahu a’lam.
Semoga Bermanfaat.
سُبْحَانَكَ
اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ
وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
0 Comment for "Menuduh Seorang Muslim Tanpa Bukti"