Thariq bin Ziyad, Takluknya Ifranji dan Andalusia

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. Ash-Shaff [61] : 10-11)



Sejarah telah mengenal sosok yang memiliki peran penting dalam pembebasan Andalusia (Spanyol). Sebelum kedatangan bangsa muslim, bangsa Ifranji (Eropa Sekarang) hidup dalam kerajaan-kerajaan yang kecil dan saling bergesekan satu sama lain sehingga peperangan adalah hal yang tidak dapat dihindari.

Salah satu Panglima Islam yang melakukan ekspansi ke daratan Eropa kala itu adalah Thariq bin Ziyad Al-Barbari dibawah komando Musa bin Nushair. Kisah ini terjadi pada abad ke-8 Masehi.

Masa Kecil Beliau

Thariq bin Ziyad dilahirkan pada tahun 50 H atau 670 M di Kenchela, Aljazair, dari kabilah Nafzah. Ia bukanlah seorang Arab, akan tetapi seorang ‘ajam (non-arab) yang berasal dari Etnis Barbar yang menetap di Maroko.

Para ulama yang ahli dalam sejarah tidak banyak yang meriwayatkan masa kecil beliau, bahkan sekaliber Imam Ibnu Al-Atsir, Ath-Thabari, dan Ibnu Khaldun tidak meriwayatkan masa kecil Thariq bin Ziyad dalam buku-buku mereka.

Ketika Musa bin Nushair dibawah kekhilafahan Walid bin Abdul Malik (Daulah Umayyah) tiba di Aljazair dan Maroko, masyarakat disana umumnya telah mengenal islam, akan tetapi mereka mudah sekali berpindah keyakinan disebabkan keimanan yang belum kokoh. Para pendahulu yang membebaskan wilayah tersebut langsung mengadakan ekspansi ke wilayah lain jika dirasa wilayah yang terdahulu sudah aman sehingga rakyat yang baru mengenal islam tidak mendapatkan pembinaan aqidah yang kuat.

Penaklukan Andalusia
           
Ketika Musa bin Nushair berada di Afrika Utara, Raja Julian yang menjalin kerja sama dengannya meminta pertolongan untuk melawan Raja Roderick yang semena-mena terhadap kerajaan disekitarnya, terlebih setelah putri Raja Julian, Florinda dihamili oleh Roderick maka menambah amarah Raja Julian yang berniat untuk membalas dendam. Maka Musa bin Nushair pun mengutus Thariq bin Ziyad untuk menyerang Roderick dan menyeberangkan pasukannya yang berjumlah 7000 orang melalui jalur laut dan tiba di selat Gibraltar.

Salah satu kisah yang terkenal tentang kepahlawanan Thariq bin Ziyad dari Afrika utara menyebrang ke Andalusia adalah sebuah peristiwa heroik yang dilakukan Thariq, yaitu membakar kapal-kapal yang digunakan untuk menyeberangi Selat Gibraltar. Saat itu Thariq mengatakan, “Lautan terbentang di belakang kalian, musuh-musuh berada di hadapan kalian, dan tidak ada jalan selamat bagi kalian kecuali dengan pedang!!”

Kisah ini sangat terkenal di masyarakat, namun ternyata peristiwa ini dilemahkan oleh para ulama sejarah. Di antara yang melemahkan kisah tersebut adalah Dr. Raghib As-Sirjani. Berikut ini kami kutipkan pandangan beliau mengenai validitas riwayat tersebut.

Menurut Raghib As-Sirjani, kisah ini masih diperdebatkan (ikhtilaf) di kalangan sejarawan. Ada yang mengatakannya shahih benar-benar terjadi dan tidak sedikit pula yang mengatakan kisah ini palsu. Alasannya adalah tidak adanya riwayat yang shahih tentang peristiwa ini. Umat Islam yang memilki keunikan ilmu Jarh wa ta’dil (ilmu yang meneliti tentang periwayatan) menimbang bahwa seorang periwayat haruslah orang-orang yang terpercaya. Dan tidak ada seorang pun yang terpercaya dari kalangan umat Islam yang meriwayatkan kisah ini.  Kisah ini diriwayatkan dari riwayat orang-orang Eropa yang menulis peristiwa perang Sidonia atau perang Lembah Barbath.

Raja Roderick yang mendengar kedatangan pasukan Islam ke Andalusia langsung membagi konsentrasi pasukannya untuk menyerang mereka dan menghadapi pemberontakan-pemberontakan kecil yang terjadi di wilayahnya. Ia mengerahkan 100.000 pasukannya dengan persenjataan lengkap  untuk menghadang masuknya kaum Muslimin. Thariq bin Ziyad pun meminta tambahan pasukan kepada Musa bin Nushair di Afrika Utara, Akhirnya dikirimlah 5.000 pasukan tambahan sehingga pasukan kaum muslimin genap berjumlah 12.000 orang.

Akhirnya pada 28 Ramadhan 92 H bertepatan dengan 18 Juli 711 M, bertemulah dua pasukan yang tidak berimbang ini di Medina Sidonia. Perang yang dahsyat pun berkecamuk selama delapan hari. Kaum muslimin dengan jumlahnya yang kecil tetap bertahan kokoh menghadapi hantaman orang-orang Vandals pimpinan Roderick. Keimanan dan janji kemenangan atau syahid di jalan Allah telah memantapkan kaki-kaki mereka dan menyirnakan rasa takut dari dada-dada mereka. Pada hari kedelapan, Allah pun memenangkan umat Islam atas bangsa Vandals dan berakhirlah kekuasaan Roderick di tanah Andalusia.

Faktor Kemenangan Kaum Muslimin

            Dari aspek internal, kaum muslimin memliki keyakinan yang kokoh akan janji Allah subhanahu wa ta’ala, Hidup Mulia atau Mati Syahid. Al-Qur’an menggambarkan janji ini dengan kaidah akad jual beli antara hamba dengan Penguasa langit dan bumi. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ (١٠) تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (١١) يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (١٢) وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا نَصْرٌ مِنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ (١٣)

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Ash-Shaff [61] : 10-13)

Kemudian ikatan yang dilandasi keimanan antara sesama kaum muslimin. Inilah ikatan yang paling kokoh dan kuat. Sehingga membuat mereka berlemah lembut sesamanya dan tegas lagi keras terhadap orang-orang kafir.

Faktor eksternal yang memberikan andil terhadap kemenanagan kaum muslimin adalah adanya sebagian rakyat dan pasukan dibawah Raja Roderick dan yang membelot dan bergabung dengan Pasukan Thariq bin Ziyad. Mereka sudah lelah dengan kesewenangan Raja Roderick yang menindas rakyat dan mendengar kabar tentang keindahan ajaran islam yang meperlakukan manusia sesuai dengan keadaannya, yang membedakan adalah ketaqwaannya kepada Tuhan. Hingga pada akhirnya cahaya Islam memenuhi daratan Spanyol lalu Negeri Andalausia menjadi mercusuar keilmuan dalam waktu 7 abad lamanya dan dijuluki City of Light. Semoga Bermanfaat.

0 Comment for "Thariq bin Ziyad, Takluknya Ifranji dan Andalusia"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top