Makna Hauqalah

“Tidak ada kemampuan bagi kami dalam melakukan amalan ketaatan kecuali dengan pertolongan Allah, dan tidak ada kekuatan bagi kami untuk meninggalkan maksiat kecuali dengan pertolongan dari Allah (pula).” (ad-Dur al-Mantsur, Juz 9 hal. 548)


Melanjutkan pembahasan kitab Matan Safinah an-Najah karya asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami rahimahullah, pada kesempatan kali ini penulis akan menjelaskan mengenai makna Hauqalah yang tertulis dalam Muqadimah Matan Safinah an-Najah. asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami rahimahullah berkata:

بسم الله الرحمن الرحيم .
الحمد لله رب العالمين ، وبه نستعين على أمور الدنيا والدين ، وصلى الله وسلم على سيدنا محمد خاتم النبيين ، وآله وصحبه أجمعين ، ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم .

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji milik Allah Rabb semesta alam. Dengan-Nya kami meminta pertolongan dalam urusan dunia dan agama. Semoga shalawat dan salam Allah atas tuan kita Muhammad penutup para Nabi, keluarganya, dan Sahabatnya semua. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan dari Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Mulia.”[1]

(ولا حول ولا قوة إلا بالله)

asy-Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi rahimahullah berkata:

لا حول و لا قوة إلا باالله العلى العظيم أى لا تحول عن معصية الله إلا بالله و لا قوة على طاعة الله إلا بعون الله .

“(Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah) maksudnya adalah tidak ada yang menghalangi dari maksiat pada Allah melainkan dengan pertolongan Allah dan tidak ada pula kekuatan untuk melakukan ketaatan pada Allah selain dengan pertolongan Allah.”[2]

Mengenai makna hauqalah, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma menafsirkan:

لاحول بنا على العمل بالطاعة إلا بالله ، ولا قوة لنا على ترك المعصية إلا بالله .

“Tidak ada kemampuan bagi kami dalam melakukan amalan ketaatan kecuali dengan pertolongan Allah, dan tidak ada kekuatan bagi kami untuk meninggalkan maksiat kecuali dengan pertolongan dari Allah (pula).”[3]

Kalimat Hauqalah memiliki makna isti’anah (memohon pertolongan), tawakal dan iftiqar (membutuhkan), yang berarti jika seseorang mengucapkan kalimat hauqalah berarti dia telah berikrar dengan memohon pertolongan kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar diberikan kekuatan dalam melaksanakan ketaatan serta meninggalkan kemaksiatan. Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ


[1] Matan Safinah an-Najah, hal. 15
[2] Kasyifah as-Saja, hal. 33
[3] ad-Dur al-Mantsur, Juz 9 hal. 548



Referensi

  • al-Imam Jalaluddin ‘Abdurrahman bin Abu Bakar as-Suyuthi. ad-Dur al-Mantsur fi at-Tafsir bi al-Ma’tsur. 1424 H. Markaz Hijr li al-Buhuts wa ad-Dirasah al-‘Arabiyyah wa al-Islamiyyah Kairo.
  • asy-Syaikh Abu ‘Abdul Mu’thi Muhammad Nawawi al-Bantani al-Jawi. Kasyifah as-Saja Syarh Safinah an-Naja. 1432 H. Dar Ibn Hazm Beirut.
  • asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami. Matan Safinah an-Najah fii Maa Yajibu ‘alaa al-‘Abdi lii Maulah. 1430 H. Dar Ibn Hazm Beirut.

0 Comment for "Makna Hauqalah"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top