Terjemah Matan Safinah an-Najah (Kitab Jenazah)

“Barangsiapa mendatangi masjid kami untuk mempelajari kebaikan atau mengajarkannya, maka dia seperti orang yang berjihad di jalan Allah.” (HR. al-Hakim no. 309)


Kitab Matan Safinah an-Najah (متن سفينة النجاة) atau yang lebih sering disebut kitab Safinah merupakan sebuah kitab yang sangat ringkas yang berisi kesimpulan-kesimpulan pembahasan mengenai aqidah dan fiqih. Judul asli kitab ini adalah Safinah an-Najah fii maa Yajibu ‘ala al-‘Abdi lii Maulah (سفينة النجاة فيما يجب على العبد لمولاه) yang berarti bahtera keselamatan dalam mempelajari kewajiban seorang hamba terhadap Tuhannya. Kitab ini merupakan kitab paling dasar untuk mempelajari fiqih Madzhab asy-Syafi’i. Matan Safinah an-Najah ini ditulis oleh seorang ulama besar berkebangsaan Yaman, beliau adalah asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami rahimahullah. Beliau menulis kitab ini namun tidak menyelesaikannya. Beliau hanya menulis 5 kitab yang terdiri dari 56 pasal. Kitab tersebut adalah pembahasan mengenai kitab aqidah, kitab thaharah, kitab shalat, kitab jenazah dan kitab zakat. Kemudian untuk menyempurnakan kitab Matan Safinah an-Najah, ulama berkebangsaan Nusantara yaitu asy-Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani rahimahullah melanjutkan dengan menuliskan kitab puasa yang terdiri dari 8 pasal. Dan pada kemudian hari semakin disempurnakan kembali oleh ulama berkebangsaan Yaman yaitu asy-Syaikh Muhammad bin Ali Ba’athiyyah hafizhahullah dengan menambahkan kitab haji yang terdiri dari 12 pasal.

Berikut ini adalah terjemah Kitab Matan Safinah an-Najah yang penulis ambil dari kitab Matan Safinah an-Najah terbitan Dar al-Minhaj, Beirut, Lebanon cetakan 1430 H yang kemudian penulis terjemahkan.

asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami rahimahullah berkata:

(فصل) الذي يلزم للميت أربع خصال :
غسله ، وتكفينه ، والصلاة عليه ، ودفنه .

(فصل) أقل الغسل : تعميم بدنه بالماء ، وأكمله : أن يغسل سوأتيه ، وأن يزيل القذر من أنفه ، وأن يوضئه ، وأن يدلك بدنه بالسدر ، وأن يصب الماء عليه ثلاثا .

(فصل) أقل الكفن : ثوب يعمه ، وأكمله للرجال : ثلاث لفائف ، وللمرأة : قميص وخمار وإزار ولفافتان .

(فصل) أركان صلاة الجنازة سبعة :
الأول : النية الثاني : أربع تكبيرات . الثالث : القيام على القادر . الرابع : قراءة الفاتحة . الخامس : الصلاة على النبي صلى الله علية وسلم بعد الثانية . السادس : الدعاء للميت بعد الثالثة . السابع :  السلام .

(فصل) أقل الدفن : حفرة تكتم رائحته وتحرسه من السباع . وأكمله : قامة وبسطة ، ويوضع خده على التراب ، ويجب توجيهه إلى القبلة .

(فصل) ينبش الميت لأربع خصال :
للغسل إذا لم يتغير ، ولتوجيهه إلى القبلة ، وللمال إذا دفن معه ، والمرأة إذا دفن جنينها وأمكنت حياته .

(Pasal) Perkara yang harus dilakukan kepada mayat (orang mati) itu ada 4 hal: Memandikannya, mengkafaninya, menyalatinya, dan menguburnya.

(Pasal) Cara memandikan minimal adalah meratakan air ke seluruh tubuhnya, dan yang sempurna adalah mencuci dua auratnya, menghilangkan kotoran dari hidungnya, mewudhukannya, dimandikan dengan daun bidara, dan disiram 3 kali dengan air.

(Pasal) Kafan minimalis adalah pakaian yang menutupi semua badannya, yang sempurna bagi jenazah lelaki adalah 3 lapis kain dan untuk wanita adalah gamis, khimar (penutup kepala), izar (sarung), dan 2 lapis kain.

(Pasal) Rukun shalat jenazah itu ada 7: Pertama: niat. Kedua: empat takbir. Ketiga: berdiri bagi yang mampu. Keempat: membaca al-Fatihah. Kelima: membaca shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah takbir kedua. Keenam: mendoakan mayit setelah takbir ketiga. Ketujuh: salam.

(Pasal) Mengubur minimal: lubang yang menutup aromanya dan melindunginya dari binatang buas. Yang paling sempurna: qamah (lubang seukuran manusia) dan basthah (sedikit terhampar), pipinya diletakkan di atas tanah, dan wajib dihadapkan ke arah kiblat.

(Pasal) Mayat dibongkar jika memiliki 4 sebab: Untuk dimandikan apabila mayat belum berubah, untuk dihadapkan ke arah kiblat, untuk mengambil harta jika terkubur bersamanya, dan untuk wanita jika janinnya terkubur bersamanya selagi ada kemungkinan janin masih hidup.

*******

(فصل) الإستعانات أربع خصال :
مباحة ، وخلاف الأولى ، ومكروهة ، وواجبة .
فالمباحة : هي تقريب الماء ، وخلاف الأولى : هي صب الماء على نحو المتوضئ ، والمكروهة : هي لمن يغسل أعضاءه ، والواجبة : هي للمريض عند العجز .

(Pasal) Meminta tolong (dalam bersuci) itu ada 4 keadaan: Mubah, khilaful aula (menyelisihi yang lebih utama), makruh, dan wajib. Mubah: yaitu mendekatkan air, khilaful aula: yaitu menuangkan air ke arah anggota wudhu, makruh: yaitu bagi orang yang meminta dimandikan oleh orang lain, dan wajib: yaitu bagi orang sakit yang lemah.


Referensi

  • al-Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin ‘Abdullah al-Hakim an-Naisaburi. al-Mustadrak ‘ala ash-Shahihain. Dar al-Kutub al-Ilmiyyah Beirut.
  • asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami. Matan Safinah an-Najah fii maa Yajibu ‘alaa al-‘Abdi lii Maulah. 1430 H. Dar al-Minhaj Beirut.

0 Comment for "Terjemah Matan Safinah an-Najah (Kitab Jenazah)"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top