Terjemah Matan Safinah an-Najah (Kitab Thaharah)

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. al-Bukhari no. 5027)


Kitab Matan Safinah an-Najah (متن سفينة النجاة) atau yang lebih sering disebut kitab Safinah merupakan sebuah kitab yang sangat ringkas yang berisi kesimpulan-kesimpulan pembahasan mengenai aqidah dan fiqih. Judul asli kitab ini adalah Safinah an-Najah fii maa Yajibu ‘ala al-‘Abdi lii Maulah (سفينة النجاة فيما يجب على العبد لمولاه) yang berarti bahtera keselamatan dalam mempelajari kewajiban seorang hamba terhadap Tuhannya. Kitab ini merupakan kitab paling dasar untuk mempelajari fiqih Madzhab asy-Syafi’i. Matan Safinah an-Najah ini ditulis oleh seorang ulama besar berkebangsaan Yaman, beliau adalah asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami rahimahullah. Beliau menulis kitab ini namun tidak menyelesaikannya. Beliau hanya menulis 5 kitab yang terdiri dari 56 pasal. Kitab tersebut adalah pembahasan mengenai kitab aqidah, kitab thaharah, kitab shalat, kitab jenazah dan kitab zakat. Kemudian untuk menyempurnakan kitab Matan Safinah an-Najah, ulama berkebangsaan Nusantara yaitu asy-Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani rahimahullah melanjutkan dengan menuliskan kitab puasa yang terdiri dari 8 pasal. Dan pada kemudian hari semakin disempurnakan kembali oleh ulama berkebangsaan Yaman yaitu asy-Syaikh Muhammad bin Ali Ba’athiyyah hafizhahullah dengan menambahkan kitab haji yang terdiri dari 12 pasal.

Berikut ini adalah terjemah Kitab Matan Safinah an-Najah yang penulis ambil dari kitab Matan Safinah an-Najah terbitan Dar al-Minhaj, Beirut, Lebanon cetakan 1430 H yang kemudian penulis terjemahkan.

asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami rahimahullah berkata:

(فصل) علامات البلوغ ثلاث :
 تمام خمس عشرة سنة في الذكر والأنثى ، والاحتلام في الذكر والأنثى لتسع سنين ، و الحيض في الأنثى لتسع سنين .

(فصل) شروط إجزاء الحَجَرْ ثمانية :
أن يكون بثلاثة أحجار ، وأن ينقي المحل ، وأن لا يجف النجس ، ولا ينتقل ، ولا يطرأ عليه آخر ، ولا يجاوز صفحته وحشفته ، ولا يصيبه ماء ، وأن تكون الأحجار طاهرة .

(فصل) فروض الوضوء ستة :
الأول : النية .
الثاني : غسل الوجه .
الثالث : غسل اليدين مع المرفقين .
الرابع : مسح شيء من الرأس .
الخامس : غسل الرجلين مع الكعبين .
السادس : الترتيب .

(فصل) النية : قصد الشيء مقترنا بفعله . ومحلها : القلب ، والتلفظ بها سنة ، ووقتها : عند غسل أول جزء من الوجه . والترتيب : ألا يقدم عضو على عضو .

(فصل) الماء قليل وكثير ؛ فالقليل : مادون القلتين ، والكثير : قلتان فأكثر . القليل يتنجس بوقوع النجاسة فيه وإن لم يتغير . والماء الكثير لا يتنجس إلا إذا تغير طعمه أو لونه أو ريحه .

(فصل) موجبات الغسل ستة :
إيلاج الحشفة في الفرج ، وخروج المني ، والحيض ، والنفاس ، والولادة ، والموت .

(فصل) فروض الغسل اثنان :
النية ، وتعميم البدن بالماء .

(فصل) شروط الوضوء عشرة :
الإسلام ، والتمييز ، والنقاء ، عن الحيض ، والنفاس ، وعما يمنع وصول الماء إلى البشرة ، وأن لا يكون على العضو ما يغير الماء الطهور ، ودخول الوقت ، والموالاة لدائم الحدث .

(فصل) نواقض الوضوء أربعة أشياء :
الأول : الخارج من أحد السبيلين من قبل أو دبر ، ريح أو غيره إلا المني .
الثاني : زوال العقل بنوم أو غيره إلا نوم قاعد ، ممكن مقعده من الأرض .
الثالث : التقاء بشرتي رجل وامرأة كبيرين من غير حائل .
الرابع : مس قبل الآدمي أو حلقة دبره ببطن الراحة أو بطون الأصابع .

(فصل) من انتقض وضوؤه.. حرم عليه أربعة أشياء : الصلاة ، والطواف ، ومس
المصحف ، وحمله .
ويحرم على الجنب ستة أشياء : الصلاة ، والطواف ، ومس المصحف ، وحمله ، واللبث في المسجد ، وقراءة القرآن .
ويحرم بالحيض عشرة أشياء : الصلاة ، والطواف ، ومس المصحف ، وحمله ، واللبث في المسجد وقراءة القرآن ، والصوم ، والطلاق ، والمرور في المسجد إن خافت تلويثه ، والاستمتاع بما بين السرة والركبة .

(Pasal) Tanda baligh itu ada 3: Umur 15 tahun sempurna bagi laki-laki maupun perempuan, ihtilam (mimpi basah) bagi laki-laki maupun perempuan yang (biasanya) berumur 9 tahun, dan haidh bagi perempuan yang (biasanya) berumur 9 tahun.

(Pasal) Syarat sah bersuci dengan batu itu ada 8: Jumlah batunya 3, membersihkan tempat najis, najisnya belum kering, najis belum berpindah tempat, tidak tercampur dengan najis lain, tidak melampaui shafhah (daerah yang tertutup dari kedua pantat saat berdiri) dan hasyafah (kuncup yang nampak dari penis lelaki setelah dikhitan), tidak terkena air, dan batu tersebut haruslah suci.

(Pasal) Fardhu (rukun) wudhu itu ada 6: Pertama: niat, kedua: membasuh wajah, ketiga: membasuh dua tangan hingga siku, keempat: mengusap sebagian kepala, kelima: membasuh dua kaki hingga mata-kaki, keenam: tertib (berurutan).

(Pasal) Niat: menyegaja sesuatu yang dibarengi dengan mengerjakannya. Tempat niat: di dalam hati, melafazhkannya adalah sunnah, dan waktu niat: saat membasuh bagian pertama dari wajah. Tertib: bagian yang pertama tidak didahului bagian yang lain.

(Pasal) Air sedikit dan banyak; air sedikit: jika kurang dari dua kulah, dan air banyak: jika lebih dari dua kulah. Air sedikit menjadi najis dengan jatuhnya benda najis ke dalamnya meskipun tidak berubah. Sementara air banyak tidak menjadi najis dengan jatuhnya benda najis ke dalamnya kecuali jika berubah rasanya, warnanya, atau aromanya.

(Pasal) Yang mewajibkan mandi itu ada 6: Masuknya hasyafah (kuncup dzakar) ke farji (vagina), keluarnya mani, haidh, nifas, melahirkan, dan meninggal.

(Pasal) Fardhu (rukun) mandi besar itu ada 2: Niat dan mengguyur rata badan dengan air.

(Pasal) Syarat wudhu itu ada 10: Islam, tamyiz (bisa membedakan yang baik dan benar), bersih dari haidh dan nifas, bersih dari yang menghalangi air meresap ke kulit, tidak ada anggota wudhu  yang merubah air suci, mengetahui wajib wudhu, tidak meyakini sunnah sebagai wajib wudhu, airnya suci, masuk waktu, dan muwalah bagi yang sering berhadats.

(Pasal) Pembatal wudhu itu ada 4: Pertama: apapun yang keluar dari salah satu dari dua jalan yaitu qubul (jalan depan) atau dubur (jalan belakang), baik kentut atau lainnya kecuali mani, kedua: hilangnya akal dengan tidur atau lainnya kecuali tidurnya orang yang duduk sambil mengokohkan duduknya di tanah (lantai), ketiga: bersentuhannya dua kulit lelaki dengan perempuan dewasa tanpa pembatas, keempat: menyentuh qubul anak Adam atau lingkarang duburnya dengan telapak tangan atau jari-jarinya.

(Pasal) Barangsiapa yang batal wudhunya... maka dia diharamkan 4 perkara: Shalat, thawaf, memegang mushaf, dan membawanya. Orang junub diharamkan 6 perkara: Shalat, thawaf, memegang mushaf dan membawanya, berdiam diri di masjid, dan membaca al-Qur’an. Wanita haidh diharamkan 10 perkara: Shalat, thawaf, menyentuh mushaf dan membawanya, berdiam diri di masjid, membaca al-Qur’an, puasa, thalaq, melewati masjid jika takut mengotorinya, dan  istimta’ (bercumbu) di sekitar daerah antara pusar dan lutut.

*******

(فصل) أسباب التيمم ثلاثة :
فقد الماء ، والمرض ، والاحتياج إليه لعطش حيوان محترم .
غير المحترم ستة : تارك الصلاة ، والزاني المحصن ، والمرتد ، والكافر الحربي ، والكلب العقور ، والخنزير .

(فصل) شروط التيمم عشرة :
أن يكون بتراب ، وان يكون التراب طاهرا ، وألا يكون مستعملا ، ولا يخالطه دقيق ونحوه ، وأن يقصده ، وأن يمسح وجهه ويديه بضربتين ، وأن يزيل النجاسة أولا ، وأن يجتهد في القبلة قبله ، وأن يكون التيمم بعد دخول الوقت وأن يتيمم لكل فرض .

(فصل) فروض التيمم خمسة :
الأول : نقل التراب .
الثاني : النية .
الثالث : مسح الوجه .
الرابع : مسح اليدين إلى المرفقين .
الخامس : الترتيب بين المسحتين .

(فصل) مبطلات التيمم أربعة :
ما أبطل الوضوء ، والردة ، وتوهم الماء إن تيمم لفقده والشك .

(Pasal) Sebab tayammum itu ada 3: Tidak ada air, sakit, dan airnya dibutuhkan untuk memberi minum binatang kehausan yang muhtaram (yang dimuliakan syara’). Makhluk yang tidak dihormati itu ada 6: orang yang meninggalkan shalat, pezina muhshan, murtad, kafir harbi, anjing galak, dan babi.

(Pasal) Syarat tayammum itu ada 10: Dengan debu, debunya suci, tidak debu musta’mal (sudah digunakan), tidak bercampur gandum atau semacamnya, sengaja tayammum, membasuh wajah dan dua tangannya dengan dua kali tepukan tanah, sebelumnya sudah membersihkan najis badan, ijtihad menentukan kiblat, tayammum setelah masuk waktu, dan tayammum sekali untuk tiap shalat fardhu.

(Pasal) Fardhu (rukun) tayammum itu ada 5: Pertama: memindah debu, kedua: niat, ketiga: mengusap wajah, keempat: mengusap tangan hingga siku-siku, kelima: tertib dalam mengusap.

(Pasal) Pembatal-pembatal tayammum itu ada 3: Apa saja yang membatalkan wudhu, murtad, dan ragu adanya air jika sebab tayamumnya karena ketiadaan air.

*******

(فصل) الذي يطهر من النجاسة ثلاثة :
الخمر إذا تخللت بنفسها ، وجلد الميتة إذا دبغ ، وما صارا حيوانا .

(فصل) النجاسة ثلاثة :
مغلظة ، ومخففة ، ومتوسطة .
المغلظة : نجاسة الكلب ، والخنزير ، وفرع أحدهما .
والمخففة : بول الصبي الذي لم يطعم غير اللبن ولم يبلغ الحولين .
والمتوسطة : سائر النجاسات .

(فصل) المغلظة : تطهر بسبع غسلات بعد إزالة عينها إحداهن بتراب . والمخففة : تطهر برش الماء عليها مع الغلبة وإزالة عينها . والمتوسطة : تنقسم إلى قسمين : عينية ، وحكميه .
العينية : التي لها لون وريح وطعم ، فلا بد من إزالة لونها وريحها وطعمها . والحكمية : التي لا لون لها ولا ريح ولاطعم لها.. يكفيك جري الماء عليها .

(فصل) أقل الحيض : يوم وليله ، وغالبة : ستة أوسبع ، وأكثره : خمسة عشرة يوما بلياليها . أقل الطهر بين الحيضتين : خمسة عشرة يوما ، وغالبه : أربعة وعشرون يوما ، أو ثلاثة وعشرون يوما ، ولاحد لأكثرة . أقل النفاس : مجة ، وغالبة : أربعون يوما ، وأكثرة : ستون يوما .

(Pasal) Yang bisa menjadi suci dari najis ada 3: Khamr (arak) yang berubah dengan sendirinya (menjadi cuka), kulit bangkai jika disamak, dan binatang yang disembelih.

(Pasal) Najis itu ada 3: Mughallazhah, mukhaffafah, dan mutawasithah. Mughallazhah: najis anjing, babi beserta anak-anaknya. Mukhaffafah: kencing bayi yang belum makan apapun selain ASI dan belum mencapai 2 tahun. Mutawasithah: najis selain keduanya.

(Pasal) Mughallazhah: disucikan dengan 7 basuhan setelah dihilangkan najisnya terlebih dahulu di mana salah satunya dengan debu. Mukhaffafah: disucikan dengan memercikkan air di atasnya disertai menghilangkan najisnya. Mutawassithah: dibagi 2: ainiyah dan hukmiyah. Najis ainiyah: najis yang memiliki warna, aroma, dan rasa sehingga cara mensucikannya harus menghilangkan warna, aroma, dan rasanya. Najis hukmiyah: najis yang tidak berwarna, beraroma, dan berasa.. sehingga cukup mengalirkan air di atasnya.

(Pasal) Sedikitnya haidh: sehari semalam, umumnya: 6 atau 7 hari, dan terbanyak: 15 hari sehari semalam. Sedikitnya masa suci: antara 2 haidh adalah 15 hari, umumnya 24 atau 23 hari, tetapi terkadang seseorang lebih lama dari itu. Masa nifas paling sedikit: setetes darah, umumnya: 40 hari, dan terbanyak: 60 hari.


Referensi

  • al-Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin Isma’il al-Ju’fi al-Bukhari. Shahih al-Bukhari. 1419 H. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami. Matan Safinah an-Najah fii maa Yajibu ‘alaa al-‘Abdi lii Maulah. 1430 H. Dar al-Minhaj Beirut.

0 Comment for "Terjemah Matan Safinah an-Najah (Kitab Thaharah)"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top