“Sesungguhnya
Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan
Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.”
(HR. Al-Bazar)
Sebentar lagi kita akan
memasuki bulan yang pernah berkah. Bulan yang penuh ampunan. Bulan dimana pintu
surga dibuka selebar-lebarnya, pintu neraka ditutup serapat-rapatnya dan
setan-setan dibelenggu dengan sekuat-kuatnya. Bulan yang mulia ini adalah bulan
Ramadhan. Marhaban Yaa Syahran Ramadhan, Marhaban Yaa Syahran Shiyaami.
Itulah quotes yang sering dilontarkan oleh umat Muslim dalam menyambut
bulan yang penuh keberkahan ini. Namun, apakah sahabat sudah mengetahui apa
saja keutamaan-keutamaan di bulan Ramadhan ini? Jangan sampai kita bahagia
dengan kedatangan bulan Ramadhan ini, akan tetapi kita tidak mengeahui
keutamaan-keutamaannya sehingga membuat kita jadi kurang semangat dalam
menjalankan ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Pada kesempatan kali ini,
penulis akan menjelaskan sedikit mengenai fadhilah atau keutamaan-keutamaan
bulan Ramadhan yang penulis himpun dari berbagai nash yang shahih baik dari
Al-Quran, Al-Hadits dan juga Atsar para sahabat serta perkataan para ulama
Ahlussunnah wal Jama’ah.
keutamaan-keutamaan bulan
Ramadhan antara lain:
1.
Diturunkannya Al-Quran
Pada bulan Ramadhan yang mulia
ini, Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan umat islam untuk
menjalankan puasa, dan pada bulan Ramadhan ini pula Allah subhanahu wa
ta’ala menurunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi orang-orang yang beriman.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ
الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena
itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan
itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al-Baqarah [2] : 185)
Dalam Tafsir Ibnu Katsir, Imam
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “(Dalam ayat ini) Allah subhanahu
wa ta’ala memuji bulan puasa –yaitu bulan Ramadhan- dari bulan-bulan
lainnya. Allah memuji demikian karena bulan ini telah Allah pilih sebagai bulan
diturunkannya Al-Quran dari bulan-bulan lainnya. Sebagaimana pula pada bulan
Ramadhan ini Allah telah menurunkan kitab ilahiyah lainnya pada para Nabi ’alaihimus
salam.” (Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 2 hal. 179)
2. Bulan
Penuh Ampunan
Pada bulan Ramadhan ini, adalah
bulan yang penuh dengan ampunan. Allah subhanahu wa ta’ala akan
mengampuni dosa hamba-hamba-Nya yang telah lalu.
Diriwayatkan oleh Imam Muhammad
bin Ismail Al-Bukhari rahimahullah dan Imam Muslim Al-Hajjaj Al-Qusyairi
rahimahullah dalam kedua kitab Shahihnya, bahwasanya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ
صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang menjalankan puasa Ramadhan
karena iman dan mengharapkan ridha Allah, pasti diampuni dosa-dosanya yang
telah lalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dan juga sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam yang lain:
مَنْ
قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang mendirikan
shalat di bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan ridha Allah, pasti
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Namun perlu sahabat perhatikan,
jika kita simak dari kedua hadits di atas maka agar dosa-dosa kita yang telah
lalu dapat diampuni oleh Allah subhanahu wa ta’ala, maka sahabat
haruslah memenuhi beberapa syarat yaitu melaksanakan amal shalih dengan
keimanan dan mengharapkan ridha Allah subhanahu wa ta’ala. Ketika syarat
melakasanakan amal shalih dengan keimanan dan mengharap ridha Allah subhanahu
wa ta’ala saja tanpa disusupi hal lain seperti riya’ atau sum’ah telah
terpenuhi, maka niscaya Allah subhanahu wa ta’ala akan mengampuni
dosa-dosa kita yang telah lalu. In syaa Allah.
3. Dilipat
Gandakan Pahala
Dilipat gandakannya pahala
amalan pada bulan Ramadhan dengan bilangan tertentu memang tidak disebutkan
secara rinci dalam dalil yang shahih. Namun hendaknya kita tetap
bersungguh-sungguh untuk melakukan amal shalih di bulan Ramadhan ini, karena
banyak dalil yang menunjukan bahwa amalan ibadah di bulan Ramadhan itu
pahalanya dilipat gandakan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ
عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى
سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى
وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ
فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ.
وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh
manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh
ratus kali lipat. Allah ‘azza wa jalla berfirman (yang artinya), “Kecuali
amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan
membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.
Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan
ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau
mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak
kasturi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah
berkata, “Sebagaimana pahala amalan puasa akan berlipat-lipat dibanding amalan
lainnya, maka puasa di bulan Ramadhan lebih berlipat pahalanya dibanding puasa
di bulan lainnya. Ini semua bisa terjadi karena mulianya bulan Ramadhan dan
puasa yang dilakukan adalah puasa yang diwajibkan oleh Allah pada hamba-Nya.
Allah pun menjadikan puasa di bulan Ramadhan sebagai bagian dari rukun Islam,
tiang penegak Islam.” (Lathaif Al-Ma’arif, hal. 271)
Begitu pula ibadah pada malam
lailatul qadar akan dilipatgandakan pahala sebagaimana disebutkan dalam ayat:
لَيْلَةُ
الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam
kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al-Qadr: 3). Maksudnya adalah ibadah di
malam Lailatul Qadar lebih baik dari ibadah di seribu bulan lamanya.
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir
As-Sa’di rahimahullah menyatakan, “Amalan yang dilakukan di malam
Lailatul Qadar lebih baik daripada amalan yang dilakukan di seribu bulan yang
tidak terdapat Lailatul Qadar. Itulah yang membuat akal dan pikiran menjadi
tercengang. Sungguh menakjubkan, Allah memberi karunia pada umat yang lemah
bisa beribadah dengan nilai seperti itu. Amalan di malam tersebut sama dan
melebihi ibadah pada seribu bulan. Lihatlah, umur manusia seakan-akan dibuat begitu
lama hingga delapan puluh tahunan.” (Tafsir As-Sa’di, hal. 977)
Juga dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari rahimahullah, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
فَإِنَّ
عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ تَقْضِى حَجَّةً مَعِى
“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti
berhaji bersamaku.” (HR. Al-Bukhari)
4. Dibukakannya
Pintu Suga dan Ditutupnya Pintu Neraka Serta Dibelenggungnya Setan
Dalam sebuah hadits yang sangat
masyhur, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا
جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ
وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu
neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Al-Qodhi ‘Iyadh rahimahullah
berkata, “Hadits di atas dapat bermakna, terbukanya pintu surga dan tertutupnya
pintu Jahannam dan terbelenggunya setan-setan sebagai tanda masuknya bulan
Ramadhan dan mulianya bulan tersebut. Juga dapat bermakna terbukanya pintu
surga karena Allah memudahkan berbagai ketaatan pada hamba-Nya di bulan
Ramadhan seperti puasa dan shalat malam. Hal ini berbeda dengan bulan-bulan
lainnya. Di bulan Ramadhan, orang akan lebih sibuk melakukan kebaikan daripada
melakukan hal maksiat. Inilah sebab mereka dapat memasuki surga dan pintunya.
Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan, inilah yang
mengakibatkan seseorang mudah menjauhi maksiat ketika itu.” (Al-Minhaj Syarh
Shahih Muslim, Jilid 7 hal. 188)
5. Terdapat
Malam Yang Penuh Kemuliaan dan Keberkahan
Pada bulan Ramadhan terdapat
sebuah malam yang penuh dengan kemuliaan dan keberkahan dan lebih baik dari
seribu bulan, malam itu yaitu lailatul qadar. Lailatul qadar sendiri dirahasiakan
oleh Allah subhanahu wa ta’ala waktunya, hanya saja Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam memberitahu kita bahwa lailatul qadar terletak di antara
10 hari terakhir di bulan Ramadhan tepatnya pada malam ganjil. Pada lailatul
qadar inilah Al-Quran diturunkan.
Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman:
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran)
pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan
itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr [97] : 1-3)
Dan Allah subhanahu wa
ta’ala berfirman:
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam
yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS.
Ad-Dukhan [44] : 3)
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir
As-Sa’di rahimahullah menyatakan, “Amalan yang dilakukan di malam
Lailatul Qadar lebih baik daripada amalan yang dilakukan di seribu bulan yang
tidak terdapat Lailatul Qadar. Itulah yang membuat akal dan pikiran menjadi
tercengang. Sungguh menakjubkan, Allah memberi karunia pada umat yang lemah
bisa beribadah dengan nilai seperti itu. Amalan di malam tersebut sama dan
melebihi ibadah pada seribu bulan. Lihatlah, umur manusia seakan-akan dibuat
begitu lama hingga delapan puluh tahunan.” (Tafsir As-Sa’di, hal. 977)
6. Salah
Satu Waktu Mustajabnya Do’a adalah Bulan Ramadhan
Dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidizi rahimahullah, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
ثَلاَثَةٌ
لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ
وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Tiga orang yang do’anya tidak tertolak : orang
yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil dan do’a orang yang
dizhalimi.” (HR. At-Tirmidzi)
Imam An-Nawawi rahimahullah
berkata, “Hadits ini menunjukan bahwa disunnahkan bagi orang yang berpuasa
untuk berdo’a dari awal ia berpuasa hingga akhirnya karena ia dinamakan orang
yang berpuasa ketika itu. Disunnahkan bagi orang yang berpuasa ketika ia dalam
keadaan berpuasa untuk berdo’a demi keperluan akhirat dan dunianya, juga pada
perkara yang ia sukai serta jangan lupa pula untuk mendoakan kaum muslimin
lainnya.” (Al-Majmu’, Jilid 6 hal. 375)
Selain itu dalam Musnad
Al-Bazar, Imam Al-Bazar rahimahullah meriwayatkan sebuah hadits. Dari
Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
إِنَّ
لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ
لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ
“Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang
dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila
dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.” (HR. Al-Bazar)
Semoga dengan risalah ini, kita
bisa semakin bersemangat menyambut bulan yang berkah ini dan semakin semangat
untuk terus beramal ketika telah memasuki bulan Ramadhan ini. Marhaban Ya
Syahran Ramadhan, Marhaban Ya Syahran Shiyami.
Selesai dengan izin Allah.
سُبْحَانَكَ
اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ
وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
0 Comment for "Keutamaan Bulan Ramadhan"