Nasab Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

“Aku lahir dari pernikahan dan tidaklah Aku dilahirkan dari perzinahan. Mulai dari Nabi Adam sampai pada ayah ibuku. Tidak ada kebejatan Jahiliyah sedikitpun dalam nasabku.” (HR. al-Ajurri dalam Kitab asy-Syari'ah no. 957)


Melanjutkan pembahasan Matan Safinah an-Najah karya asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami rahimahullah. Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas mengenai nasab Nabi kita yang mulia, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab at-Tamimi rahimahullah berkata:

وهو محمد بن عبد الله بن عبد المطلب بن هاشم ، وهاشم من قريش ، وقريش من العرب ، والعرب من ذرية إسماعيل بن إبراهيم الخليل عليه وعلى نبينا أفضل الصلاة والسلام ، وله من العمر ثلاث وستون سنة ، منها أربعون قبل النبوة ، وثلاث وعشرون نبيًّا رسولاً ، نبئ بـ(اقرأ) ، وأرسل بـ(المدثر) ، وبلده مكة ، وهاجر إلى المدينة ، بعثه الله بالنذارة عن الشرك، ويدعو إلى التوحيد .

“Dia adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim, dan Hasyim dari Quraisy, dan Quraisy dari Arab, dan Arab dari keturunan Ismail bin Ibrahim al-Khalil ‘alaihis salam. Usia beliau 63 tahun, yang 40 tahun sebelum kenabian dan 23 tahun sebagai Nabi dan Rasul. Awal kenabian dengan turunnya wahyu Iqra’ (QS. al-Alaq [96] : 1-5) dan kerasulan dengan turunnya wahyu al-Mudatstsir (QS. al-Mudatstsir [74] : 1-7). Negeri beliau Mekkah dan berhijrah ke Madinah. Allah mengutus beliau sebagai pemberi peringatan dari kesyirikan dan mengajak kepada tauhid.”[1]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki nasab yang sangat baik dimana tidak ada kebejatan atau kejahatan yang dilakukan oleh leluhur beliau. Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا وَلَدَنِي مِنْ سِفَاحِ الجَاهِلِيَّةِ شَيءٌ وَمَا وَلَدَني إِلاَّ نِكَاحٌ كَنِكَاحِ الإِسْلاَمِ .

“Sedikitpun aku tidak dilahirkan dari perzinahan orang-orang ahli Jahiliyah dan tidak pula aku dilahirkan kecuali dengan nikah seperti nikahnya Islam.”[2]

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

خَرَجْتُ مِنْ نِكَاحٍ ولَمْ أَخْرُجْ مِنْ سِفَاحٍ مِنْ لَدُنْ آدَمَ إِلَى أَنْ وَلَدَنِي أَبِي وَأُمِّي ، لَمْ يُصِبْنِي مِنْ سِفَاحِ الجَاهِلِيَّةِ شَيْءٌ .

“Aku lahir dari pernikahan dan tidaklah Aku dilahirkan dari perzinahan. Mulai dari Nabi Adam sampai pada ayah ibuku. Tidak ada kebejatan Jahiliyah sedikitpun dalam nasabku.”[3]

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri merupakan seorang yang terpilih dari kalangan yang terpilih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ اصْطَفَىٰ كِنَانَةَ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ، وَاصْطَفَىٰ قُرَيْشًا مِنْ كِنَانَةَ، وَاصْطَفَىٰ مِنْ قُرَيْشٍ بَنِي هَاشِمٍ، وَاصْطَفَانِي مِنْ بَنِي هَاشِمٍ .

“Sesungguhnya Allah telah memilih Kinanah dari keturunan Isma’il, dan memilih Quraisy dari keturunan Kinanah, dan memilih Bani Hasyim dari keturunan Quraisy, dan memilih aku dari keturunan Bani Hasyim.”[4]

Nasab beliau sebagaimana yang telah tercatat oleh para ahli sejarah terbagi menjadi tiga bagian, bagian pertama adalah nasab beliau hingga nenek moyang beliau yang bernama Adnan, bagian kedua adalah nasab beliau dari Adnan hingga Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan bagian ketiga adalah nasab beliau dari Nabi Ibrahim ‘alaihis salam hingga Nabi Adam ‘alaihis salam. Pada nasab di bagian pertama para ulama telah sepakat akan keshahihannya, sedangkan untuk bagian kedua ulama berikhtilaf, sebagian ulama menuliskan nasab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Adnan hingga Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, sedangkan sebagian lagi bertawaquf dan membiarkan tanpa menyambung nasab karena tidak ada riwayat yang shahih mengenai hal ini. Sedangkan pada bagian ketiga, ulama pun berbeda pendapat mengenai keabsahan nasab beliau dari Nabi Ibrahim ‘alaihis salam hingga Nabi Adam ‘alaihis salam, sebagian menshahihkan nasab tersebut dan sebagian lagi tidak dan yang menshahihkan pun terdapat perbedaan pendapat dalam pengejaan nama, adapula sebagian ulama yang menyatakan bahwa Tarih adalah Azar paman Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang kafir dan bukan ayah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Wallahu a’lam. Mengenai nasab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, al-Imam Ibnu Hiysam rahimahullah berkata:

هذا كتاب سيرة رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم محمد بن عبد الله بن عبد المطلب ، واسم عبد المطلب : شيبة بن هاشم واسم هاشم : عمرو بن عبد مناف . واسم عبد مناف : المغيرة بن قصي ، واسم قصي : زيد بن كلاب بن مرة بن كعب بن لؤي بن غالب بن فهر بن مالك بن النضر بن كنانة بن خزيمة بن مدركة ، واسم مدركة : عامر بن إلياس بن مضر بن نزار بن معد بن عدنان بن أد ، ويقال : أدد بن مقوم بن ناحور بن تيرح بن يعرب بن يشجب بن نابت بن إسماعيل بن إبراهيم خليل الرحمن بن تارح وهو آزر بن ناحور بن ساروغ بن راعو بن فالخ بن عيبر بن شالخ بن أرفخشذ بن سام بن نوح بن لمك بن متوشلخ بن أخنوخ ، وهو إدريس النبي فيما يزعمون -والله أعلم وكان أول بني آدم أعطي النبوة وخط بالقلم- ابن يرد بن مهليل بن قينن بن يانش بن شيث بن آدم صلى الله عليه وسلم

“Ini adalah kitab sirah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib dan nama Abdul Muthalib adalah Syaibah bin Hasyim dan nama Hasyim adalah Amru bin Abdu Manaf dan nama Abdu Manaf adalah al-Mughirah bin Qushai dan nama Qushai adalah Zaid bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah dan nama Mudrikah adalah Amir bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan bin Uddad dan ada yang mengatakan Udada bin Muqawwim bin Nahur bin Tairah bin Ya’rub bin Yasyjub bin Nabit bin Isma’il bin Ibrahim Khalil ar-Rahman bin Tarih dan dia adalah Azar bin Nahur bin Sarugh bin Ra’u bin Falij bin Aibar bin Syalakh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lamk bin Muttawasyalakh bin Akhnuhk dan dia adalah Idris (sebagaimana yang mereka akui, wallahu a’lam dan dia adalah manusia yang pertama kali diberikan kenabian dan menulis dengan pena) bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Yanisy bin Syits bin Adam shallallahu ‘alaihi wa sallam.”[5]

asy-Syaikh Shafiyyurahman al-Mubarakfuri rahimahullah berkata:

عدنان هو ابن أدد بن الهميسع بن سلامان بن عوص ابن بوز بن قموال بن أبي بن عوام بن ناشد بن حزا بن بلداس بن يدلاف بن طابخ بن جاحم ابن ناحش بن ماخى بن عسض بن عبقر بن عبيد بن الدعا بن حمدان بن سنبر بن يثربى بن يخزن بن يلحن بن أرعوى بن عيض بن ديشان بن عيصر بن أفناد بن أيهام بن مقصر بن ناحث بن زارح بن سمى بن مزى بن عوضة بن عرام بن قيدار بن اسماعيل بن إبراهيم عليهما السلام .

“Adnan, dia adalah ibnu Udad bin al-Hamaisa’ bin Salaman bin Awash bin Bawaz bin Qamwal bin Ubay bin Awam bin Nasyid bin Hiza bin Buldas bin Yadlaf bin Thabakh bin Jahim bin Nahisy bin Makha bin Ashdh bin Abqar bin Abid bin ad-Di’a bin Hamdan bin Sanbar bin Yatsraba bin Yahzan bin Yalhan bin Ar’awa bin Aidh bin Disyan bin Aishar bin Afnad bin Ayham bin Maqshar bin Nahits bin Zarah bin Sama bin Maza bin Audhah bin Aram bin Qaidar bin Ismail bin Ibrahim ‘alaihimas salam.”[6]

Jika digabungkan dari dua riwayat diatas, maka nasab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam secara lengkap adalah sebagai berikut: Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan bin Udad bin al-Hamaisa’ bin Salaman bin Awash bin Bawaz bin Qamwal bin Ubay bin Awam bin Nasyid bin Hiza bin Buldas bin Yadlaf bin Thabakh bin Jahim bin Nahisy bin Makha bin Ashdh bin Abqar bin Abid bin ad-Di’a bin Hamdan bin Sanbar bin Yatsraba bin Yahzan bin Yalhan bin Ar’awa bin Aidh bin Disyan bin Aishar bin Afnad bin Ayham bin Maqshar bin Nahits bin Zarah bin Sama bin Maza bin Audhah bin Aram bin Qaidar bin Ismail bin Ibrahim bin Tarih bin Nahur bin Sarugh bin Ra’u bin Falij bin Aibar bin Syalakh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lamk bin Muttawasyalakh bin Akhnuhk bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Yanisy bin Syits bin Adam.

Demikianlah penjelasan mengenai Nama dan Nasab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam. Semoga Allah memudahkan kita dalam memahaminya. Wa shallallahu ‘alaa sayyidina Muhammad, wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ


[1] al-Ushul ats-Tsalatsah, hal. 20
[2] HR. ath-Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabir no.10812
[3] HR. al-Ajurri dalam Kitab asy-Syari'ah no. 957
[4] HR. Muslim no. 2276
[5] as-Sirah an-Nabawiyah, Juz 1 hal. 11-16
[6] ar-Rahiq al-Makhtum, hal. 39


Referensi

  • al-Imam Abu al-Qasim Sulaiman bin Ahmad ath-Thabrani. al-Mu’jam al-Kabir. Maktabah Ibn Taimiyyah Kairo.
  • al-Imam Abu Bakar Muhammad bin Husain al-Ajurri. Kitab asy-Syari’ah. 1418 H. Dar al-Wathan Riyadh.
  • al-Imam Abdul Malik bin Hisyam bin Ayyub al-Himyari al-Muafiri. as-Sirah an-Nabawiyyah. 1410 H. Dar al-Kitab al-Arabi Beirut.
  • al-Imam Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi. Shahih Muslim. 1419 H. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab bin Sulaiman at-Tamimi an-Nejdi. al-Ushul ats-Tsalatsah wa Adilatuha. 1420 H. Wazarah al-Auqaf as-Saudiyyah.
  • asy-Syaikh Shafiyyurahman al-Mubarakfuri. ar-Rahiq al-Makhtum Bahts fi as-Sirah an-Nabawiyah ‘ala Shahibiha Afdhal as-Shalah wa as-Salam. Dar Ihya’ at-Turats.

0 Comment for "Nasab Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top