Siapakah yang Termasuk Ahl al-Bait Nabi?

“Sesungguhnya kami keluarga Muhammad tidak halal bagi kami menerima Shadaqah, demikian juga para budak-budak yang dimerdekakan dari mereka (keluarga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).” (HR. Ahmad no. 15648)


Kembali melanjutkan pembahasan Matan Safinah an-Najah karya asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami rahimahullah. Setelah sebelumnya penulis menjelaskan mengenai makna Ahl al-Bait, pada kesempatan kali ini penulis akan membahas mengenai siapa saja yang disebut keluarga atau Ahl al-Bait Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berdasarkan dalil-dalil naqli, yang termasuk kedalam keluarga atau Ahl al-Bait Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah:

1.       Keluarga Ali, keluarga Ja’far, keluarga Aqil dan keluarga Abbas.

Dalil yang menjadi landasan pendapat bahwa keluarga Ali, Ja’far, Aqil dan Abbas adalah termasuk Ahl al-Bait adalah sebuah hadits dari Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:

قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا خَطِيبًا فِينَا بِمَاءٍ يُدْعَى خُمًّا بَيْنَ مَكَّةَ وَالْمَدِينَةِ ؛ فَحَمِدَ اللَّهَ تَعَالَى وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَوَعَظَ وَذَكَّرَ ثُمَّ قَالَ : أَمَّا بَعْدُ أَلَا يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ يُوشِكُ أَنْ يَأْتِيَنِي رَسُولُ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ فَأُجِيبُ ؛ وَإِنِّي تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ أَوَّلُهُمَا كِتَابُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فِيهِ الْهُدَى وَالنُّورُ فَخُذُوا بِكِتَابِ اللَّهِ تَعَالَى وَاسْتَمْسِكُوا بِهِ - فَحَثَّ عَلَى كِتَابِ اللَّهِ وَرَغَّبَ فِيهِ - قَالَ : وَأَهْلُ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي أُذَكِّرُكُمْ اللَّهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي فَقَالَ لَهُ حُصَيْنٌ : وَمَنْ أَهْلُ بَيْتِهِ يَا زَيْدُ؟ أَلَيْسَ نِسَاؤُهُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ؟ قَالَ : إِنَّ نِسَاءَهُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ وَلَكِنَّ أَهْلَ بَيْتِهِ مَنْ حُرِمَ الصَّدَقَةَ بَعْدَهُ . قَالَ : وَمَنْ هُمْ؟ قَالَ : هُمْ آلُ عَلِيٍّ وَآلُ عَقِيلٍ وَآلُ جَعْفَرٍ وَآلُ عَبَّاسٍ قَالَ : أَكُلُّ هَؤُلَاءِ حُرِمَ الصَّدَقَةَ ! قَالَ : نَعَمْ .

“Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri berkhotbah kepada kami di tepi sebuah sungai yang disebut Khumman yang terletak antara Makkah dan Madinah, kemudian beliau memuji dan menyanjung Allah ta’ala, memberikan nasehat dan mengingatkan seraya bersabda: “Wahai sekalian manusia tidakkah aku ini hanya manusia biasa yang kemudian datanglah kepadaku utusan Tuhanku azza wa jalla lalu kemudian aku menyambut seruannya dan sesungguhnya aku telah meninggalkan bagi kalian dua hal yang amat penting dan sangat berbobot yang pertama dari keduanya adalah Kitabullah azza wa jalla yang didalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, maka ambillah oleh kalian  Kitab Allah ta’ala dan berpegang teguhlah kalian dengannya - beliaupun lalu menganjurkan dan berwasiat tentang apa yang ada dalam al-Qur’an dan memberikan motivasi dengan al-Qur’an -kemudian bersabda: “Dan keluargaku aku mengingatkan kalian kepada Allah perihal keluargaku, aku mengingatkan kalian kepada Allah perihal keluargaku, aku mengingatkan kalian kepada Allah perihal keluargaku.” Kemudian Hushain bertanya kepada Zaid bin Arqam: “Wahai Zaid siapakah yang termasuk anggota keluarganya? Bukankah semua Istri-istri beliau termasuk dari keluarga beliau? Zaid menjawab: “Sesungguhnya Istri-istri beliau termasuk dari anggota keluarga beliau, akan tetapi anggota keluarga beliau adalah yang diharamkan menerima Shadaqah.” Hushain kembali bertanya: “Siapa saja diantara mereka yang termasuk Ahlul Bait Rasulullah?” Zaid menjawab: “Mereka adalah keluarga Ali, keluarga Uqail, keluarga Ja’far dan keluarga Abbas.” Hushain bertanya: “Apakah mereka semua diharamkan menerima Shadaqah? Zaid kembali menjawab: “Iya benar.”[1]

2.      Keluarga Bani Harits bin Abdul Muthalib.

Dalil yang menjadi landasan Bani Harits bin Abdul Muthalib termasuk Ahl al-Bait adalah hadits dari Jubair bin Muth’im radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya dia berkata:

مَشَيْتُ أَنَا وَعُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْنَا : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَعْطَيْتَ بَنِي الْمُطَّلِبِ وَتَرَكْتَنَا وَنَحْنُ وَهُمْ مِنْكَ بِمَنْزِلَةٍ وَاحِدَةٍ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّمَا بَنُو الْمُطَّلِبِ وَبَنُو هَاشِمٍ وغيرهما شَيْءٌ وَاحِدٌ .

“Aku dan Utsman bin ‘Affan berjalan menuju kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kami mengatakan: “Wahai Rasulullah engkau telah memberikan bagian kepada Bani Abdul Muthallib dan engkau meninggalkan kami padahal antara kami dan mereka di sisimu mempunyai kedudukan yang sama?” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Bani Abdul Muthallib dan Bani Hasyim dan yang selain keduanya adalah sama kedudukannya.”[2]

3.      Para Istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keturunannya.

Selanjutnya yang termasuk Ahl al-Bait adalah para Istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keturunannya. Sebagaimana redaksi shalawat dari jalur Abu Humaid as-Sa’di radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan bacaan shalawat:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ .

“Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada istri-istri beliau dan keturunannya.”[3]

Selain itu, yang menjadi landasan bahwa Istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam termasuk Ahl al-Bait adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:

يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا .

“Hai istri-istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu gemulai dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit (nafsu) dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”[4]

Mengenai Ahl al-Bait dalam ayat diatas, Ibnu Abbas radhyiallahu ‘anhuma mengatakan:

قوله : إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ قال : نزلت في نساء النبي صلى الله عليه وسلم خاصة .

“Firman Allah di atas turun khusus terkait para istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”[5]

Ikrimah rahimahullah berkata:

من شاء باهلته أنها نزلت في أزواج النبي صلى الله عليه وسلم .

“Barangsiapa yang ingin mengetahui Ahlul Bait beliau, sesungguhnya ayat ini turun tentang istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”[6]

4.      Para budak-budak yang dimerdekakan dari keluarga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Mengenai hal ini, dalil yang melandasinya adalah hadits yang diriwayatkan dari Mahran radhiyallahu ‘anhu, beliau adalah salah satu budak yang dimerdekakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّا آلُ مُحَمَّدٍ لَا تَحِلُّ لَنَا الصَّدَقَةُ وَمَوْلَى الْقَوْمِ مِنْهُمْ .

“Sesungguhnya kami keluarga Muhammad tidak halal bagi kami menerima Shadaqah, demikian juga para budak-budak yang dimerdekakan dari mereka (keluarga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).”[7]

Demikianlah pembahasan mengenai siapa saja yang termasuk Ahl al-Bait atau keluarga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga Allah memudahkan kita dalam memahaminya. Wa shallallahu ‘alaa sayyidina Muhammad, wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

[1] HR. Ahmad no. 19162
[2] HR. al-Bukhari no. 3140
[3] HR. al-Bukhari no. 3369 dan  Muslim no. 407
[4] QS. al-Ahzab [33] : 32-33
[5] Tafsir al-Qur’an al-‘Azhiim, Juz 6 hal. 410
[6] Tafsir al-Qur’an al-‘Azhiim, Juz 6 hal. 411
[7] HR. Ahmad no. 15648


Referensi

  • al-Qur’an al-Kariim
  • al-Hafizh Ismail bin Umar bin Katsir al-Qurasyi ad-Dimsyaqi. Tafsir al-Qur’an al-Azhim (Tafsir Ibnu Katsir). 1420 H. Dar Thayyibah Riyadh.
  • al-Imam Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal. al-Musnad. 1416 H. Dar al-Hadits Kairo.
  • al-Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhari. Shahih al-Bukhari. 1419 H. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • al-Imam Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi. Shahih Muslim. 1419 H. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.

0 Comment for "Siapakah yang Termasuk Ahl al-Bait Nabi?"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top