Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiallahu 'Anhu Tersengat Kalajengking



“Kisahnya persis seperti buatan orang-orang thariqat.” (Imam Adz-Dzahabi rahimahullah)



Syaikh Shafiyurr Rahman Al-Mubarakfury rahimahullah berkata dalam kitabnya “Ar-Rahiqul Mahtum” (hal.168). “Sesampai di mulut gua, Abu Bakar radhiallahu ‘anhu berkata: “Demi Allah, janganlah engkau masuk ke dalamnya sebelum aku masuk terlebih dahulu. Jika di dalam ada sesuatu yang tidak beres, biarlah aku yang terkena, asal tidak mengenai engkau” Lalu Abu Bakar radhiallahu ‘anhu memasuki gua dengan menyisihkan kotoran yang menghalangi. Di sebelahnya dia mendapatkan lubang. Dia merobek mantelnya menjadi dua bagian dan mengikatnya ke lubang itu. Robekan satunya lagi dia balutkan ke kakinya. Setelah itu Abu Bakar radhiallahu ‘anhu berkata kepada beliau: “Masuklah!” Maka beliaupun masuk ke dalam gua. Setelah mengambil tempat di dalam gua, beliau merebahkan kepala di atas pangkuan Abu Bakar radhiallahu ‘anhu dan tertidur. Tiba-tiba Abu Bakar radhiallahu ‘anhu disengat hewan dari lubangnya. Namun dia tidak berani bergerak, karena takut mengganggu tidur Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan menahan rasa sakit, air matanya menetes ke wajah beliau.”Apa yang terjadi denganmu wahai Abu Bakar radhiallahu ‘anhu? “tanya beliau. Abu Bakar radhiallahu ‘anhu menjawab, “Demi ayah dan ibuku menjadi jaminanmu, aku digigit binatang.”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meludahi bagian yang digigit sehingga hilang rasa sakitnya”

Takhrij Kisah

Kisah ini sangat masyhur sekali dalam buku-buku sirah. Diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi rahimahullah dalam Dalail Nubuwwah (2/476-477) dari jalan Abu Husain Ali bin Muhammad bin Abdullah bin Bisyran dari Ahmad bin Salman An-Najjar dari Yahya bin Ja’far dari Abdur Rahman bin Ibrahim Ar-Rasiby dari Furat bin Saib dari Maimun bin Mihran dari Dhabbah bin Mihshan Al-‘Anazy dari Umar bin Khaththab radhiallahu ‘anhu. Kisah ini juga dicantumkan oleh At-Tibrizy dalam Misykah Mashabih (3/1700) tahqiq Syaikh Al-Albani rahimahullah.

Derajat Kisah

MAUDHU’ atau PALSU. Disebabkan oleh :

Abdur Raman bin Ibrahim Ar-Rasib. Imam Adz-Dzahabi rahimahullah berkata: “Abdur Rahman bin Ibrahim Ar-Rasiby dari Malik. Dia tertuduh dalam kasus meriwayatkan khabar batil yang panjang. Dia juga meriwayatkan dari Furat bin Saib dari Maimun bin Mihran dari Dhabbah bin Mihshan dari Abu Musa tentang kisah di gua. Kisahnya persis seperti buatan orang-orang thariqat.” Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menyetujui perkataan Imam Adz-Dzahabi rahimahullah tentang kisah gua di atas yaitu persis seperti buatan orang-orang thariqat.

Furat bin Saib. Imam Adz-Dzahabi rahimahullah berkata: “Furat bin Saib dari Maimun bin Mihran: Imam Al-Bukhari rahimahullah berkata: Munkarul hadits. Ibnu Ma’in rahimahullah berkata: Lemah. Imam Ad-Daruqutni rahimahullah berkata: Matruk (ditinggalkan)”. Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menyetujui perkataan Dzahabi rahimahullah di atas lalu menambahkan: Abu Hatim rahimahullah berkata: Lemah haditsnya, munkarul hadits. As-Saji rahimahullah berkata: Para ulama meninggalkannya. An-Nasa’i rahimahullah berkata: Matrukul Hadits”.

Setelah kita mengetahui keadaan Furat bin Saib di atas maka semakin gamblang bagi kita perkataan Imam Ibnu Hibban rahimahullah : “Furat bin Saib Al-Jazary meriwayatkan dari Maimun bin Mihran, dia meriwayatkan hadits-hadits maudhu’ (palsu) dari orang-orang tsiqah (terpercaya), tidak boleh berhujjah dengannya, meriwayatkan darinya dan menulis haditsnya melainkan hanya untuk mengetes saja.”

Setelah mengetahui kepalsuan kisah ini maka wajiblah kita untuk meninggalkan kisah ini dan juga tidak menyeritakan kisah ini ke kalangan awam, sungguh perwujudan cinta Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih besar dari hanya sekedar kisah ini dan berdusta atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabat adalah tindakan yang tercela. Wallahu a’lam.

0 Comment for "Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiallahu 'Anhu Tersengat Kalajengking"

Rasulullah ï·º bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top