Kemaksiatan Harut dan Marut

"Kami tidak menurunkan malaikat melainkan dengan benar dan tiadalah mereka ketika itu diberi tangguh.” (QS. Al-Hijr : 8)


Alkisah, Ketika Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan Adam ke bumi maka para malaikat berkata: “Wahai Rabb Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. Para malaikat berkata: “Wahai Rabb kami kami lebih taat kepadaMu dibandingkan dengan anak Adam”. Allah berfirman kepada para malaikat: “Pilihlah dua malaikat yang akan Aku turunkan ke muka bumi dan kita lihat apa yang diperbuat keduanya”. Para malaikat berkata: “Harut dan Marut”. Maka Harut dan Marut diturunkan ke bumi dan dinampakkan bagi keduanya Zuhroh sebagai wanita yang cantik, maka datanglah keduanya kepada Zuhroh dan meminta Zuhroh (agar berzina dengan keduanya), maka Zuhroh berkata: “ Tidak, demi Allah sampai kalian berdua mengucapkan kalimat kesyirikan”, maka keduanya mengatakan: “Tidak, demi Allah kami tidak akan berbuat kesyirikan terhadap Allah selama-lamanya”, maka pergilah Zuhroh dari keduanya, kemudian dia kembali sambil membawa seorang bayi, maka kembalilah keduanya minta kepada Zuhrah agar menyerahkan dirinya kepada keduanya, maka Zuhroh berkata: “Tidak, demi Allah sampai kalian berdua membunuh bayi ini”, maka keduanya berkata:“Tidak, kami tidak akan membunuhnya selama-lamanya”, maka pergilah Zuhroh dan kembali lagi sambil membawa segelas khomr, maka kembalilah keduanya minta diri Zuhroh yang dijawab dengan perkataannya: “Tidak, demi Allah sampai kalian berdua meminum khomr ini”, maka keduanya meminum khomr tersebut sampai mabuk dan berzina dengan Zuhroh serta membunuh bayi tersebut, ketika keduanya siuman maka berkata Zuhroh: “Demi Allah tidak ada satupun dari perbuatan yang sebelumnya kalian enggan melakukan padaku melainkan telah kalian lakukan ketika kalian berdua dalam keadaan mabuk”. Maka keduanya disuruh memilih antara adzab dunia dan akhirat, maka keduanya memilih adzab dunia.

Benarkah kisah ini, padahal di dalamnya mengandung cerita yang menunjukkan kedurhakaan dua malaikat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Berikut akan kita bahas kedudukan kisah ini dari segi riwayat dan dirayah :

Derajat Kisah

BATHIL. Ada tiga riwayat yang marfu’ (sampai kepada Nabi) tentang kisah ini, kesimpulannya seperti dikatakan oleh Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah : “Kisah Harut dan Marut ini diriwayatkan dari beberapa tabi’in seperti Mujahid, Suddi, Hasan Al-Bashri, Qotadah, Abul Aliyah, Zuhri, Rabi’ bin Anas, Muqotil bin Hayyan dan lain-lain, dan dibawakan oleh banyak penulis tafsir dari kalangan terdahulu dan belakangan. Kesimpulannya, perincian mendetail dari kisah ini kembali kepada berita Israiliyat (bani Israil), karena riwayat ini tidak ada sama sekali dalam hadits marfu’ yang bersambung sanadnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Ash-Shodiqul Mashduq yang tidak pernah berucap dari hawa nafsunya. Dan dhahir konteks Al-Qur’an adalah menyebutkan kisah ini dengan global dan tanpa berpanjang lebar, maka kita beriman kepada apa yang datang dalam Al-Qur’an sesuai yang dikehendaki Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala yang lebih tahu tentang hakekatnya.”

Syaikh Abdurrahman bin Yahya Al-Mu’alllimy rahimahullah berkata: “Asal kisah ini -Wallahu a’lam- dari berita Israiliyat yang dibawakan sebagian sahabat dari Ahli Kitab, tetapi sebagian perawi berbuat kesalahan dengan menjadikannya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka riwayat-riwayat yang kuat dari kisah ini tidak keluar dari dua kemungkinan: Bisa jadi dari perkataan sahabat atau tabi’in, dan bisa jadi dari kesalahan perawinya.”

Tinjauan Dari Segi Matan

Matan kisah inipun munkar sebagaimana ditegaskan oleh para ulama’. Abu Hatim rahimahullah berkata: “Hadits ini munkar”. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah juga berkata: “Kisah ini munkar, hanya diriwayatkan dari Ka’ab.”

Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata: “Ini semua lemah dan jauh sekali kalau muncul dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma dan yang lainnya dan tidak ada yang shahih satupun. Hal ini juga bertentangan dengan pokok-pokok syari’at tentang keadaan para malaikat yang merupakan kepercayaan Allah subhanahu wa ta’ala atas wahyu-Nya dan duta-duta-Nya kepada para rasul, yang malaikat ini tidak pernah durhaka atas perintah Allah subhanahu wa ta’ala kepada mereka dan selalu mengerjakan apa saja yang diperintahkan kepada mereka sebagaimana dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala :

لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim : 6)

Al-Hafizh Ibnu Hazm rahimahullah berkata: “Di antara bukti-bukti yang menunjukkan kebathilan kisah Harut dan Marut ini adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala :

مَا نُنَزِّلُ الْمَلاَئِكَةَ إِلاَّ بِالْحَقِّ وَمَا كَانُوا إِذًا مُنْظَرِينَ

“Kami tidak menurunkan malaikat melainkan dengan benar dan tiadalah mereka ketika itu diberi tangguh.” (QS. Al-Hijr : 8)

Dalam ayat ini Allah subhanahu wa ta’ala memastikan bahwa tidak pernah menurunkan malaikat melainkan dengan Al-Haqq (kebenaran), sedangkan minum khomr, berzina, membunuh jiwa yang diharamkan, dan mengajarkan sihir (yang dilakukan oleh dua malaikat dalam kisah ini) semuanya itu bukanlah termasuk Al-Haqq, bahkan merupakan kebatilan. Dan kita bersaksi bahwa para malaikat tidak pernah turun sama sekali dengan semua perkara yang keji dan kebatilan ini.”

Kesimpulan, kisah Harut dan Marut ini adalah kisah yang bathil dari segi riwayat dan dirayah, sehingga tidak boleh memakai kisah ini sebagai tafsir ayat, sabab nuzul, ataupun i’tiqad dan kisah ini merupakan salah satu hal yang harus dibersihkan dari kitab-kitab tafsir sesuai dengan tugas setiap muslim untuk membersihkan syari’at Islam dari hal-hal yang mengotorinya. Wallahu a’lam.

0 Comment for "Kemaksiatan Harut dan Marut"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top