“Jika seseorang menunaikan haji dengan harta yang haram, maka dia berdosa
sedangkan hajinya sah dan dianggap. Demikian dikatakan oleh kebanyakan ahli
fiqih.” (Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab, Jilid
7 hal. 62)
Seringkali dibenak kita muncul suatu pertanyaan
atau bahkan ada seseorang yang bertanya apakah orang yang menunaikan haji
dengan harta yang haram itu sah atau tidak? Harta haram tersebut bisa
berasal dari riba’, korupsi ataupun mencuri.
Secara syari’at seseorang yang menunaikan ibadah
haji dengan uang haram maka hajinya sah, dia dihitung telah menunaikan haji
yang wajib baginya. Akan tetapi hajinya tidak mabrur, pahalanya sangat kurang.
Imam Abu Zakariyya An-Nawawi rahimahullah
berkata:
إذا
حج بمال حرام أثم وصح حجه وأجزأه ، وبه قال أكثر الفقهاء اهـ . بتصرف.
“Jika
seseorang menunaikan haji dengan harta yang haram, maka dia berdosa sedangkan
hajinya sah dan dianggap. Demikian dikatakan oleh kebanyakan ahli fiqih.”
(Al-Majmu' Syarah
Al-Muhadzdzab, Jilid 7 hal. 62)
Dalam Al-Mausu'ah Al-Fiqhiah, Jilid 17 hal. 131
dinyatakan:
فَإِنْ
حَجَّ بِمَالٍ فِيهِ شُبْهَةٌ أَوْ بِمَالٍ مَغْصُوبٍ صَحَّ حَجُّهُ فِي ظَاهِرِ
الْحُكْمِ , لَكِنَّهُ عَاصٍ وَلَيْسَ حَجًّا مَبْرُورًا , وَهَذَا مَذْهَبُ
الشَّافِعِيِّ وَمَالِكٍ , وَأَبِي حَنِيفَةَ رحمهم الله وَجَمَاهِيرِ
الْعُلَمَاءِ مِنْ السَّلَفِ وَالْخَلْفِ , وَقَالَ أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ : لا
يُجْزِيهِ الْحَجُّ بِمَالٍ حَرَامٍ . وَفِي رِوَايَةٍ أُخْرَى يَصِحُّ مَعَ
الْحُرْمَةِ . وَفِي الْحَدِيثِ الصَّحِيحِ : أَنَّهُ صلى الله عليه وسلم : ذَكَرَ
الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ , أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إلَى
السَّمَاءِ : يَا رَبِّ , يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ , وَمُشْرَبُهُ حَرَامٌ
, وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ , وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ , فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ
اهـ .
“Jika
seseorang melaksanakan haji dengan harta yang terdapat syubhat di dalamnya,
atau dengan harta hasil merampas, maka secara zahir hajinya sah. Akan tetapi
dia telah bermaksiat dan tidak mendapatkan haji mabrur. Ini adalah madzhab
Asy-Syafi'i,
Malik dan Abu Hanifah, rahimahumullah serta mayoritas ulama dahulu dan
sekarang. Sedangkan Ahmad bin Hanbal berkata, hajinya tidak sah jika dilakukan
dengan harta haram. Dalam riwayat lain (dari Ahmad) beliau berkata, hajinya sah
namun dia melakukan perkara haram. Dalam hadits shahih, dinyatakan bahwa Nabi
shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan seorang laki-laki yang menempuh
perjalanan jauh, kumal dan dekil, menjulurkan kedua tangannya ke langit, Ya
Rabbi, Ya Rabbi, sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya
haram, dan dia tumbuh dengan sesuatu yang haram, bagaimana doanya akan
dikabulkan.” (Al-Mausu'ah Al-Fiqhiah, Jilid 17 hal. 131)
Sedangkan Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah bin
Baz rahimahullah berkata:
الحج
صحيح إذا أداه كما شرعه الله ، ولكنه يأثم لتعاطيه الكسب الحرام ، وعليه التوبة
إلى الله من ذلك ويعتبر حجه ناقصاً بسبب تعاطيه الكسب الحرام ، لكنه يسقط عنه الفرض
اهـ . فتاوى ابن باز
“Hajinya
sah jika dilaksanakan sesuai ajaran Allah, akan tetapi dia berdosa karena
mempergunakan hasil usaha yang haram. Maka dia wajib bertaubat kepada Allah
dari perkara tersebut dan menganggap hajinya memiliki cacat sebab dia
memanfaatkan dari perkara haram, akan tetapi telah gugur kewajiban haji
baginya.” (Fatawa Ibn Baz, Jilid
16 hal. 387)
Dalam Komisi Fatwa Ulama Arab Saudi yaitu Fatawa
Al-Lajnah Ad-Da'imah, dinyatakan bahwa: “Seseorang menunaikan haji dengan harta yang haram
tidak menghalanginya untuk mendapatkan haji yang sah, disertai dosa karena
hasil harta yang haram, dan bahwa hajinya terdapat cacat, namun tidak sampai
membatalkannya.” (Fatawa Al-Lajnah Ad-Da'imah, Jilid 11 hal. 43)
0 Comment for "Berhaji Dengan Harta Haram"