“Kesejahteran
dilimpahkan atas Ilyas. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan hepada
orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang
beriman.” (QS. ash-Shaffat [37] : 130-132)
Nabi Ilyas ‘alaihis salam adalah
seorang nabi dan rasul yang diututs oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada orang-orang Finisia dan Bani Israil yang
menyembah berhala bernama Ba’al di sebuah kota bernama Ba’albak, sebuah daerah
di Lebanon. Pada masa Nabi Ilyas ‘alaihis
salam, kota ini didiami oleh bangsa Finisia yang merupakan bangsa pelaut
terkenal. Bangsa ini menyembah berhala Ba’al. Sampai sekarang masih ada sebuah
bangunan altar bernama Heliopolis yang diyakini sebagai tempat penyembahan
bangsa Finisia kepada Dewa Ba’al. Nama kota Ba’albak sendiri diambil dari nama
Ba’al, dewa bangsa Finisia.
Nabi Ilyas ‘alaihis salam sendiri
merupakan keturunan dari Nabi Harun ‘alaihis
salam kakak dari Nabi Musa ‘alaihis
salam. Nasab beliau adalah Ilyas bin Yasin bin Fanhas. Beliau hidup sekitar
tahun 910 SM hingga 850 SM dan diangkat menjadi nabi dan rasul pada tahun 870
SM pada usia 40 tahun. Nama beliau disebutkan sebanyak 2 kali di dalam al-Qur’an.
Menurut beberapa riwayat Islam beliau belum wafat tetapi diangkat ke sisi Allah
subhanahu wa ta’ala sebagaimana Nabi
‘Isa ‘alaihis salam.
Nabi Ilyas ‘alaihis salam
berdakwah kepada kaum Finisia dan Bani Israil agar kaumnya mau meninggalkan
kebiasaan buruk mereka menyembah berhala Ba’al. Berkali-kali Nabi Ilyas ‘alaihis salam mengingatkan, namun
mereka tidak pernah menghiraukan. Menyadari kaumnya tidak mematuhi seruannya,
Nabi Ilyas ‘alaihis salam meminta
agar Allah subhanahu wa ta’ala
menurunkan adzab-Nya. Maka datanglah bencana kekeringan melanda negeri Ba’albak.
Setelah Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan adzab-Nya
berupa kekeringan selama bertahun-tahun, maka tersadarlah kaumnya bahwa seruan
Nabi Ilyas ‘alaihis salam itu benar.
Setelah kaumnya tersadar, Nabi Ilyas ‘alaihis
salam berdo’a kepada Allah subhanahu
wa ta’ala agar musibah kekeringan itu dihentikan. Namun setelah musibah itu
berhenti dan perekonomian mereka memulih, mereka kembali durhaka kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan kembali
menyembah berhala Ba’al. Akhirnya kaum Nabi Ilyas ‘alaihis salam kembali ditimpa musibah yang lebih berat daripada
sebelumnya, yaitu gempa bumi yang dahsyat sehingga mereka mati bergelimpangan.
Maka selesailah kisah kehidupan mereka kaum yang durhaka kepada Allah subhanahu wa ta’ala di muka bumi ini.
Allah subhanahu wa ta’ala mengkisahkan
hal tersebut dalam firman-Nya:
وَإِنَّ إِلْيَاسَ
لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَلا تَتَّقُونَ أَتَدْعُونَ بَعْلا
وَتَذَرُونَ أَحْسَنَ الْخَالِقِينَ اللَّهَ رَبَّكُمْ وَرَبَّ آبَائِكُمُ
الأوَّلِينَ فَكَذَّبُوهُ فَإِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ إِلا عِبَادَ اللَّهِ
الْمُخْلَصِينَ وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الآخِرِينَ سَلامٌ عَلَى إِلْ يَاسِينَ
إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ
“Dan sesungguhnya Ilyas termasuk salah seorang dari rasul-rasul. (Ingatlah)
ketika ia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu tidak bertakwa? Pantaskah kamu
menyembah Ba’al dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, yaitu Allah Tuhanmu
dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?” Maka mereka mendustakannya, karena itu
mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan
(dari dosa), dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di halangan
orang-orang yang datang kemudian. (Yaitu) kesejahteran dilimpahkan atas Ilyas.
Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan hepada orang-orang yang berbuat
baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (QS.
ash-Shaffat [37] : 123-132)
0 Comment for "Kisah Nabi Ilyas 'alaihis salam dan Kedurhakaan Kaum Finisia"