Periode Pendidikan Islam: Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi

“Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung.” (HR. al-Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466)


Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan karakter manusia. Sebagai suatu proses, pendidikan tidak hanya berlangsung pada suatu saat saja. Tetapi proses pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sini lah kemudian muncul istilah pendidikan sepanjang hayat (long life education), dan ada juga yang menyebut pendidikan terus menerus (continuing education).

Dalam hal ini, Islam sendiri telah menggariskan tentang proses pendidikan sepanjang hayat (long life education). Dalam suatu riwayat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

طَلَبُ العِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَىْ كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.”[1]

Bahkan bila diteliti labih jauh lagi, ternyata ditemukan beberapa ayat al-qur’an dan al-hadist yang tampak memberikan isyarat adanya proses pendidikan. Sebagai contoh, hadist pemilihan jodoh (suami/istri) merupakan hadits yang menjelaskan mengenai awal proses pendidikan, atau setidak-tidaknya dianggap sebagai masa persiapan proses pendidikan. Begitu pula akhir dari proses pendidikan pada saat berpisahnya nyawa dengan badan.

Karena perjalanan manusia melalui tahapan-tahapan tertentu, maka pembahasan tentang pendidikannya harus difokuskan pada tahapan-tahapan tersebut, yang biasanya disebut dengan priodesasi pendidikan islam. Adapun periode pendidikan islam yang dimaksud adalah: (1) Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi, (2) Pendidikan Islam masa Pra Kelahiran (Tarbiyah Qabl al-Wiladah) dan (3) Pendidikan Islam masa Pasca Kelahiran (Tarbiyah Ba’da al-Wiladah).

Pendidikan Masa Pra Konsepsi

Pendidikan pra konsepsi merupakan pendidikan yang dilakukan oleh seseorang ketika dia mulai memilih pasangan hidupnya sampai pada saat setelah terjadinya pembuahan (fertilisasi) dalam rahim ibu. Dalam hal ini, Islam mengajarkan beberapa hal yang bisa di upayakan dalam fase ini, diantaranya adalah:

1. Dalam memilih pasangan hidup, Islam mengajarkan agar mengutamakan mengenai agamanya karena jika seseorang memiliki agama yang baik, maka hal tersebut akan mempengaruhi akhlaknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ : لِمَـالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

“Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung.”[2]

Memilih calon pasangan hidup haruslah mempertimbangan bibit, bebet serta bobotnya. Agama dan akhlak merupakan dua hal yang paling utama. Setelah kedua hal ini barulah faktor-faktor lain dipertimbangkan. ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu berkata: “Jangan menikahi wanita karena kecantikannya, karena bisa jadi kecantikannya itu akan memburukkannya; dan jangan menikahi wanita karena hartanya, bisa jadi hartanya membuatnya melampui batas. Tetapi, nikahilah wanita atas perkara agamanya. Sungguh hamba sahaya wanita yang sebagian hidungnya terpotong lagi berkulit hitam tapi taat beragama adalah lebih baik.”[3]

2. Mencari rezeki yang halal. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”[4]

Setiap yang kita konsumsi sehari-hari sangatlah memiliki pengaruh terhadap keturunan baik secara fisik maupun mental. Makanan yang baik dari rezeki yang halal tentu saja memiliki pengaruh terhadap sel sperma (spermatozoa) dan sel telur (ovum). Sel sperma (spermatozoa) dan sel telur (ovum) yang baik dan sehat merupakan cikal bakal janin yang sehat dan kuat.

Periode Pendidikan Islam:
Pendidikan Islam masa Pasca Kelahiran (Tarbiyah Ba’da al-Wiladah)


[1] HR. Ibnu Majah no. 224
[2] HR. al-Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466
[3] HR. Ibnu Majah no. 1859
[4] QS. an-Nahl [16] : 114


Referensi

  • al-Qur’an al-Karim
  • al-Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin Isma’il al-Bukhari. Shahih al-Bukhari. 1419 H. Riyadh: Bait al-Afkar ad-Dauliyyah.
  • al-Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin Yazid bin ‘Abdullah bin Majah al-Quzwaini. Sunan Ibnu Majah. 1419 H. Riyadh: Bait al-Afkar ad-Dauliyyah.
  • al-Imam Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi. Shahih Muslim. 1419 H. Riyadh: Bait al-Afkars ad-Dauliyyah.

0 Comment for "Periode Pendidikan Islam: Pendidikan Islam masa Pra Konsepsi"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top