“Setiap
perkataan yang tidak dimulai dengan pujian kepada Allah maka dia akan terputus
(berkahnya).” (HR. Ibnu Majah no. 1894 dan Abu Dawud no. 4840)
Melanjutkan pembahasan kitab Matan Safinah an-Najah karya asy-Syaikh Salim
bin Sumair al-Hadhrami rahimahullah, pada kesempatan kali ini penulis
akan menjelaskan mengenai keutamaan Hamdalah. Setelah memulai kitabnya dengan kalimat بسم الله
الرحمن الرحيم, asy-Syaikh
Salim bin Sumair al-Hadhrami rahimahullah melanjutkan kitabnya dengan
pujian kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan lafazh الحمد لله
ربّ العالمين. Hal ini
sebagai bentuk pengamalan beliau terhadap sunnah. Dalil yang menjadi landasan
akan hal ini sangat banyak namun salah satunya adalah sebuah hadits dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ كَلاَمٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ بِالْحَمْدُ لله
فَهُوَ أَجْذَمُ أَوْ أَقْطَعُ .
“Setiap perkara (baik) yang tidak
dimulai dengan pujian (kepada Allah) maka dia akan terputus (maksudnya terputus
berkahnya).”[1]
Selain bentuk pengamalan sunnah, kalimat ini sendiri memiliki banyak fadhilah
atau keutamaan karena kalimat hamdalah merupakan bentuk pujian kepada Allah subhanahu
wa ta’ala yang sering kita ucapkan sebagai wujud aplikasi dari rasa syukur
kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Adapun fadhilah atau keutamaan
dari mengucapkan memuji Allah salah satunya dengan lafazh al-Hamdulillah (الحمد لله) adalah sebagai berikut:
1.
Orang yang
memuji Allah akan dibangunkan rumah di surga.
Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا مَاتَ وَلَدُ الْعَبْدِ قَالَ اللَّهُ
لِمَلائِكَتِهِ قَبَضْتُمْ وَلَدَ عَبْدِي فَيَقُولُونَ نَعَمْ فَيَقُولُ
قَبَضْتُمْ ثَمَرَةَ فُؤَادِهِ فَيَقُولُونَ نَعَمْ فَيَقُولُ مَاذَا قَالَ
عَبْدِي فَيَقُولُونَ حَمِدَكَ وَاسْتَرْجَعَ فَيَقُولُ اللَّهُ : ابْنُوا
لِعَبْدِي بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَسَمُّوهُ بَيْتَ الْحَمْدِ .
“Apabila anak hamba meninggal dunia,
maka Allah akan berfirman kepada para malaikat-Nya, ‘Apakah kalian telah
mewafatkan anak hamba-Ku?’ Malaikat menjawab, ‘Benar ya Allah’, Allah berfirman
kembali, ‘Apakah kalian telah mewafatkan buah hati hamba-Ku?’ Maka Malaikat
menjawab, ‘Benar ya Allah. Allah bertanya, ‘Apa yang di katakan oleh hamba-Ku (Ketika
anaknya meninggal)?’ Malaikat menjawab, ‘Mereka memuji engkau dan mengucapkan
“innalillahi wa innaa ilaihi raji’un”. Allah berfirman, ‘Bangunkan untuk
hamba-Ku rumah di surga dan berilah nama dengan nama Bait al-Hamd.”[2]
2.
Orang yang
pertama dibangkitkan dari kubur adalah orang yang banyak memuji Allah.
Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
أنا سَيِّدُ وَلَدِ آدمَ يومَ القيامةِ ولا فَخْرَ ،
وبِيَدِي لِوَاءُ الحَمْدِ ولا فَخْرَ ، وما من نبيٍّ يَوْمَئِذٍ ، آدمُ فَمَن
سِوَاهُ إلا تَحْتَ لِوَائِي ، وأنا أَوَّلُ مَن يَنْشَقُّ عنه الأرضُ وَلَا
فَخْرَ .
“Saya adalah penghulu bani Adam pada
hari kiamat, bukannya untuk membanggakan diri. Di tanganku terdapat bendera
al-Hamd (pujian), bukannya untuk membanggakan diri, dan tidak ada seorang Nabi
pun pada hari itu, baik Adam maupun yang lain kecuali berada dibawah benderaku.
Akulah orang yang pertama kali di bangkitkan (dari kubur) bukannya untuk
membanggakan diri.”[3]
3.
Orang yang
pertama diseru kedalam surga adalah orang yang banyak memuji Allah.
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
أَوَّلُ مَنْ يُدْعَى إِلَى الْجَنَّةِ ، الْحَمَّادُونَ
الَّذِينَ يَحْمَدُونَ اللَّهَ عَلَى السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ .
“Orang yang pertama kali diseru
kedalam surga adalah orang-orang yang banyak memuji Allah di waktu senang dan
susah.”[4]
4.
Kalimat
al-Hamdulillah memenuhi langit dan bumi.
Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
تَمْلَأُ الْمِيزَانَ ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَآَنِ أَوْ
تَمْلَأُ مَا بَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ .
“Kebersihan itu sebagian dari iman, Alhamdulillah
memenuhi timbangan. Subhanallah dan Alhamdulillah keduanya memenuhi antara
langit dan bumi.”[5]
5.
Orang yang
memuji Allah akan ditambahkan nikmatnya dengan pahala.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَى عَبْدٍ نِعْمَةً فَقَالَ
الْحَمْدُ لِلَّهِ ، إِلَّا كَانَ الَّذِي أَعْطَى أَفْضَلَ مِمَّا أَخَذَ
“Tidaklah sekali-kali Allah
memberikan suatu nikmat kepada seorang hamba, lalu si hamba mengucapkan,
‘Alhamdulillah’ melainkan apa yang diberikan oleh Allah (yaitu pahala) lebih
utama daripada apa yang diterimanya.”[6]
6.
al-Hamdulillah
merupakan ucapan yang paling dicintai Allah.
Dari Samurah bin Jundub radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
أَحَبُّ الْكَلاَمِ إِلَى اللَّهِ أَرْبَعٌ سُبْحَانَ
اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
“Ada empat ucapan yang paling
disukai oleh Allah, ‘subhanallah walhamdulillah wa laailaahaillallah wallahu akbar’.” [7]
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
لأَنْ أَقُولَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ
وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا طَلَعَتْ
عَلَيْهِ الشَّمْسُ
“Sesungguhnya ucapan ‘subhanallah
walhamdulillah wa laailahaillallah wallahu akbar’ itu lebih aku cintai daripada
segala sesuatu yang terkena sinar matahari.”[8]
7.
Allah meridhai
orang yang memuji-Nya
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ
الْأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ
عَلَيْهَا
“Sesungguhnya Allah sungguh ridha
kepada seorang hamba yang makan suatu makanan kemudian memuji Allah atasnya,
atau meminum suatu minuman kemudian memuji Allah atasnya.”[9]
8.
Orang yang
memuji Allah akan diberikan 30 kebaikan dan digugurkan 30 dosanya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ مِنْ
قِبَلِ نَفْسِهِ كُتِبَتْ لَهُ ثَلاَثُونَ حَسَنَةً وَحُطَّ عَنْهُ ثَلاَثُونَ
سَيِّئَةً
“Barangsiapa mengucapkan
‘alhamdulillahi rabbil ‘alamin’ dari relung hatinya maka Allah akan menulis
tiga puluh kebaikan untuknya dan digugurkan tiga puluh dosa darinya.”[10]
Selain keutamaan-keutamaan yang tertulis di atas, masih banyak lagi keutamaan membaca al-Hamdulillah atau memuji Allah dalam
riwayat-riwayat yang shahih dari hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Demikianlah penjelasan mengenai keutamaan hamdalah.
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memudahkan kita dalam memahaminya. Wa shallallahu
‘alaa sayyidina Muhammad, wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Referensi
- al-Imam Abu Abdillah Muhammad bin Abdullah al-Hakim an-Naisaburi. al-Mustadrak ‘ala ash-Shahihain. Dar al-Kutub al-Ilmiyyah Beirut.
- al-Imam Abu Dawud Sulaiman bin al-Asyats as-Sijistani. Sunan Abu Dawud. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
- al-Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal. al-Musnad. 1416 H. Dar al-Hadits Kairo.
- al-Imam Muhammad bin Isa bin Saurah at-Tirmidzi. Jami’ at-Tirmidzi. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
- al-Imam Muhammad bin Yazid bin Abdullah bin Majah al-Quzwaini. Sunan Ibnu Majah. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
- al-Imam Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi. Shahih Muslim. 1419 H. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
0 Comment for "Keutamaan Hamdalah"