Keutamaan Shalawat

 “Sesungguhnya doa itu terkatung-katung antara langit dan bumi, dan tidak bisa naik, sampai dibacakan shalawat untuk Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam.”  (HR. ad-Dailami no. 4754)


Kembali melanjutkan pembahasan kitab Matan Safinah an-Najah karya asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami rahimahullah, pada kesempatan kali ini penulis akan membahas mengenai keutamaan Shalawat. asy-Syaikh Salim bin Sumair al-Hadhrami rahimahullah dalam Muqadimah Matan Safinah an-Najah menuliskan dalam kitabnya shalawat serta salam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah menuliskan basmalah, hamdalah dan isti’anah sebagai wujud pengaplikasian dari firman Allah subhanahu wa ta’ala:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا .

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”[1]

Dan juga sebuah hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً ، صَلى اللهُ عليه عَشْرَ صَلَوَاتٍ ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطياتٍ ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجَاتٍ .

“Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahannya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat (di surga kelak).”[2]

            Selain itu, shalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri memiliki fadhilah atau keutamaan yang sangat banyak, antara lain:

  • Membaca shalawat merupakan wujud kita dalam mentaati perintah Allah subhanahu wa ta’ala.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا .

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”[3]

  • Shalawat dapat mengangkat derajat serta menghapus dosa seorang hamba.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً ، صَلى اللهُ عليه عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطياتٍ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجَاتٍ .

“Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahannya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat (di surga kelak).”[4]

  • Shalawat dapat memberikan kebaikan kepada seorang hamba.

al-Imam at-Tirmidzi rahimahullah meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا وَكَتَبَ لَهُ بِهَا عَشْرَ حَسَنَاتٍ .

“Barangsiapa yang bershalawat satu kali kepadaku, maka Allah akan memberikan shalawat sepuluh kali kepadanya dan dicatat baginya sepuluh kebaikan.”[5]

  • Seorang yang bershalawat akan mendapatkan syafa’at Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat.

Dari Ruwaifi’ bin Tsabit al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَلَّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَقَالَ اَللَّهُمَّ أَنْزِلْهُ الْمَقْعَدَ الْمُقَرَّبَ عِنْدَكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَجَبَتْ لَهُ شَفَاعَتِيْ .

“Barangsiapa yang bershalawat kepada Muhammad dan berkata “Allahumma anzilhul maq’adal muqarrab ‘indaka yaumal qiyamah (Ya Allah berilah dia kedudukan yang dekat denganmu di hari kiamat)” maka wajib baginya mendapatkan syafa’atku.”[6]

Dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ حِينَ يُصْبِحُ عَشْرًا وَحِينَ يُمْسِي عَشْرًا أَدْرَكَتْهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ .

“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku di pagi hari 10 kali dan di sore hari 10 kali, maka dia akan mendapatkan syafaatku pada hari kiamat.”[7]

  • Seorang yang bershalawat akan dekat dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَوْلَى النَّاسِ بِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً .

“Manusia yang paling utama denganku pada hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku.”[8]

  • Seseorang yang bershalawat akan mendapatkan shalawat dari Allah dan para malaikat-Nya.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَلَّى عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَاةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَمَلَائِكَتُهُ سَبْعِيْنَ صَلَاةً فَلْيُقِلَّ عَبْدٌ مِنْ ذَلِكَ أَوْ لِيُكْثِرْ .

“Barangsiapa yang bershalawat kepada Rasulullahr satu kali, niscaya Allah dan para malaikat-Nya akan bershalawat kepadanya tujuh puluh kali, maka seorang hamba berbuat itu sedikit ataupun banyak.”[9]

  • Shalawat adalah salah satu sebab terkabulnya doa.

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

كُلُّ دُعَاءٍ مَحْجُوبٌ حَتَّى يُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .

“Setiap doa itu tertutup (dari pengabulannya) hingga ia bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”[10]

Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata:

إِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوفٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ ، لا يَصْعَدُ مِنْهُ شَيْءٌ حَتَّى تُصَلِّيَ عَلَى نَبِيِّكَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .

“Sesungguhnya doa itu terkatung-katung antara langit dan bumi, dan tidak bisa naik, sampai dibacakan shalawat untuk Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam.”[11]

Selain fadhilah atau keutamaan yang tertulis diatas, masih banyak lagi fadhilah atau keutamaan bershalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan taufik dan hidayah serta kekuatan kepada kita untuk senantiasa bershalawat kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ



[1] QS. al-Ahzab [33] : 56
[2] HR. an-Nasa’i no. 1297
[3] QS. al-Ahzab [33] : 56
[4] HR. an-Nasa’i no. 1297
[5] HR. at-Tirmidzi no. 484
[6] HR. Ahmad no. 16928
[7] HR. al-Haitsami dalam Majmu’ az-Zawaid no. 17022
[8] HR. at-Tirmidzi no. 484
[9] HR. Ahmad no. 6605
[10] HR. ad-Dailami no. 4754
[11] HR. at-Tirmidzi no. 486


Referensi

  • al-Qur’an al-Kariim
  • al-Hafizh Nur ad-Din Ali bin Abu Bakar bin Sulaiman al-Haitsami al-Mishri. Majmu’ az-Zawaid wa Manba’ al-Fawaid. 1422 H. Dar al-Kutub al-Ilmiyyah Beirut.
  • al-Imam Ahmad bin Syuaib bin Ali an-Nasa’i. al-Mujtaba min as-Sunan (Sunan an-Nasa’i). Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • al-Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal. al-Musnad. 1416 H. Dar al-Hadits Kairo.
  • al-Imam Muhammad bin Isa bin Saurah at-Tirmidzi. Jami’ at-Tirmidzi. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • al-Imam Syirawaih bin Syahradar bin Syirawaih ad-Dailami. al-Firdaus bi Ma’tsur al-Khithab. 1406 H. Dar al-Kutub al-Ilmiyyah Beirut.

0 Comment for "Keutamaan Shalawat"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top