Waktu Mustajab Untuk Berdo'a

“Keadaan dimana seorang hamba menjadi paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika dia dalam keadaan sujud, karenanya perbanyaklah doa (ketika sujud).” (HR. Muslim 1/350)


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya serta umatnya hingga akhir zaman.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

“Keadaan dimana seorang hamba menjadi paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika dia dalam keadaan sujud, karenanya perbanyaklah doa (ketika sujud).” (HR. Muslim 1/350)

Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu dia berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

الدُّعَاءُ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ

“Doa di antara azan dan iqamah tidak akan ditolak.” (HR. At-Tirmizi 1/415 dan 5/577, Abu Daud 1/144)

Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

ثِنْتَانِ لَا تُرَدَّانِ أَوْ قَلَّمَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ وَعِنْدَ الْبَأْسِ حِينَ يُلْحِمُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا

“Dua doa yang tidak akan ditolak atau jarang sekali ditolak: Doa ketika azan dan doa ketika terjadi peperangan tatkala mereka sudah saling menyerang.” (HR. Abu Daud 3/21 dan Ad-Darimi 1/217)

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Rabb kita -tabaraka wa ta’ala- turun setiap malam ke langit dunia ketika sudah tersisa sepertiga malam terakhir. Lalu Dia berfirman, “Siapa yang berdoa kepada-Ku maka Aku akan mengabulkannya, siapa yang meminta kepada-Ku maka Aku akan memberinya, dan siapa yang meminta ampun kepada-Ku maka Aku akan mengampuninya.” (HR. Al-Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 758)

Dari Jabir radhiallahu ‘anhu dia berkata Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

“Sesungguhnya di malam hari ada satu waktu, dimana tidak ada seorang muslimpun yang meminta kebaikan kepada Allah ada waktu itu -baik kebaikan dunia maupun akhirat-, kecuali Allah akan memenuhi permintaannya, dan satu waktu itu ada pada setiap malam.” (HR. Muslim: 1/521)

Penjelasan ringkas

Pada dasarnya, kapanpun seorang berdoa kepada Allah -engan memenuhi semua adab dan syaratnya serta tidak ada sesuatu yang menghalanginya, maka pasti doanya akan dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Hanya saja ada beberapa waktu yang ditunjukkan oleh nash-nash syara’ bahwa berdoa pada waktu-waktu tersebut lebih berpotensi untuk dikabulkan dibandingkan selainnya.

Di antara waktu-waktu itu sebagaimana yang tersebut dalam dalil-dalil di atas adalah :

1. Saat sujud, baik di dalam maupun di luar shalat, baik sujud tilawah, sujud sahwi, dan sujud apa saja yang dilakukan untuk Allah Ta’ala.
2. Di antara azan dan iqamah pada semua shalat yang disyariatkan padanya azan dan iqamah. Baik dia azan pada waktunya maupun azannya terundur dari waktu masuknya shalat.
3. Ketika pasukan kaum muslimin sudah berhadapan dengan pasukan musuh dalam jihad fii sabilillah.
4. Setiap malam pada 1/3 malam terakhir.

Beberapa waktu lain yang belum tersebut di atas :

1. Satu waktu di hari jum’at.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah menyebutkan tentang hari jum’at lalu beliau bersabda, “Padanya ada satu waktu dimana tidak ada seorang muslimpun yang sedang berdiri mengerjakan shalat pada waktu itu lalu dia meminta apapun kepada Allah Ta’ala kecuali Allah akan memenuhi permintaannya,” dan beliau berisyarat dengan tangannya untuk menunjukkan sangat sebentarnya waktu itu.” (HR. Al-Bukhari 1/253 no. 935 dan Muslim 2/583 no. 852)

Adapun waktu tepatnya maka dia adalah setelah ashar sampai maghrib. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya pada hari jum’at betul-betul terdapat satu waktu dimana tidaklah seorang muslim meminta kebaikan kepada Allah pada waktu itu kecuali Dia akan memenuhi permintaannya, dan waktu itu setelah ashar.” (HR. Ahmad 2/272)

Dari Jabir radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda, “Hari jum’at itu ada 12 waktu, di antaranya ada waktu dimana tidaklah ada seorang muslim yang meminta kebaikan kepada Allah pada waktu itu kecuali Allah akan memenuhi permintaannya, maka carilah waktu itu di waktu terakhir setelah ashar.” (HR. Abu Daud 1/275 no. 1048 dan An-Nasai 3/99-100)

Ibnu Al-Qayyim rahimahullahu Ta’ala dan ulama lainnya menguatkan bahwa waktu yang dimaksudkan pada hari jum’at adalah setelah ashar. (Lihat Zaad Al-Ma’ad Juz 2, Hal 388-397)

2. Ketika meminum air zam-zam jika disertai dengan niat yang baik.

Dari Jabir radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda, “Air zam-zam itu untuk apa dia diminum.” (HR. Ibnu Majah 2/1018 dan Ahmad 3/357, 372)

3. Setelah membaca shalawat untuk Nabi shallallahu alaihi wasallam pada tasyahud terakhir.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu dia berkata, “Aku sedang shalat sementara Nabi shallallahu alaihi wasallam sedang bersama Abu Bakar dan Umar. Tatkala aku sedang duduk (di dalam shalat), aku mulai memuji Allah kemudian bershalawatt kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, kemudian aku berdoa untuk diriku. Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Mintalah maka permintaanmu akan dipenuhi, mintalah maka permintaanmu akan dipenuhi.” (HR. At-Tirmizi 2/488, An-Nasai, dan Ahmad: 1/26,38)

Dari Fudhalah radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam mendengar seorang lelaki shalat lalu dia mengangungkan Allah dan memuji-Nya serta bershalawat kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam. Maka Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Berdoalah kamu maka doamu akan dikabulkan, dan mintalah kamu maka permintaanmu akan dipenuhi.” (HR. An-Nasai 33/44,45 dan At-Tirmizi 5/516)

4. Ketika berdoa pada hari Arafah di padang Arafah bagi jamaah haji.

Dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Doa terbaik adalah yang diucapkan pada hari Arafah, dan ucapan terbaik yang saya dan para nabi sebelumku pernah ucapkan adalah, “Tidak ada sembahan yang hak selain Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nya semua kekuasaan, hanya milik-Nya semua pujian, dan Dia Maha Mampu atas segala sesuatu.” (HR. At-Tirmizi dan Malik dalam Al-Muwaththa 1/422)

5. Ketika ayam berkokok.

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Jika kalian mendengar ayam berkokok maka mintalah keutamaan dari Allah karena sesungguhnya dia (ayam itu) melihat malaikat, dan jika kalian mendengar suara keledai maka berlindunglah kepada Allah dari setan karena sesungguhnya dia melihat setan.” (HR. Al-Bukhari 4/89 dan Muslim 4/2092)

Pelajaran tambahan dari hadits-hadits di atas :

1. Disunnahkannya memperbanyak sujud, dan memperbanyak doa di dalamnya.
2. Penetapan sifat an-nuzul (turun ke langit dunia) bagi Allah Ta’ala, dengan sifat an-nuzul yang sesuai dengan keagungan-Nya, tidak serupa dengan sifat ‘turun’ makhluk dan tidak boleh membagaimanakannya. Dan sifat turun di sini tidak bertentangan dengan sifat istiwa` (tinggi) di atas arsy, karena pendapat yang paling kuat di kalangan ulama dan ini yang dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah bahwa ketika Allah turun ke langit dunia maka arsy-Nya tidaklah kosong. Jadi, sifat an-nuzul di sini adalah haqiqi, yakin Allah Ta’ala turun dengan Zat-Nya. Berbeda halnya dengan mazhab Al-Mu’tazilah, Asy’ariyah, dan semacamnya yang menyatakan bahwa yang turun bukanlah Allah, akan tetapi yang turun adalah perintah atau rahmat-Nya. Ini jelas merupakan mazhab yang batil karena tahrif (memalingkan makna) kalam Allah dari maknanya yang haqiqi kepada makna yang tidak ditunjukkan oleh lafazh hadits.

Kami katakan: Bantahan kepada tahrif ini dari dua sisi :

1. Lanjutan haditsnya, “Siapa yang berdoa kepada-Ku maka Aku akan mengabulkannya, siapa yang meminta kepada-Ku maka Aku akan memberinya, dan siapa yang meminta ampun kepada-Ku maka Aku akan mengampuninya.” Dan yang bisa mengucapkan ucapan seperti ini hanyalah Allah Ta’ala.
2. Kalau memang yang turun adalah rahmat/perintah Allah, lantas apa manfaatnya buat manusia kalau rahmat dan perintah Allah hanya turun sampai di langit pertama, dan tidak turun ke bumi?!

Sesungguhnya kebenaran hanya milik Allah dan kekurangan hanyalah berasal dari penulis dan juga dari bisikan setan yang terkutuk. Allahumma shali ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin. Wallahu a’lam, Semoga bermanfaat.

0 Comment for "Waktu Mustajab Untuk Berdo'a"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top