Hiasilah Hidupmu dengan Ilmu Agama

“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Abdil Barr)


Menuntut ilmu agama atau ilmu syar’i merupakan suatu hal yang sangat mulia. Setiap muslim diwajibkan untuk mempelajarinya sesuai dengan kemampuannya. Dalam sebuah hadits mutawatir yang masyhur, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ على كل مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Abdil Barr dalam Jami’ Bayanil Ilmi, Juz 1 hal 7-8. Shahih Al-Jami’ no. 3913)

Selain itu, Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun banyak sekali menjelaskan mengenai fadhilah atau keutamaan menuntut ilmu agama, dimana kita semua selaku umat muslim seharusnya menjadikan dalil-dalil tersebut sebagai penyemangat sehingga kita dapat senantiasa berusaha untuk mengisi waktu kita dengan mempelajari Al-Quran dan As-Sunnah. Sebab dengan Al-Quran dan As-Sunnah inilah yang akan menjadi pedoman kita dalam meniti shiratal mustaqim, sehingga kita akan selamat dan senantiasa mendapatkan hidayah dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim An-Naisaburi rahimahullah, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّتِي

“Sesungguhnya aku telah meninggalkan untuk kalian dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selamanya: Kitabullah dan Sunnahku.” (HR. Al-Hakim 1/172)

Pada kesempatan kali ini, penulis akan memaparkan beberapa fadhilah atau keutamaan dari menuntut ilmu syar’i yang semoga dengan risalah ini, kita semua dapat lebih semangat dalam mempelajari agama ini.

1.       Ilmu adalah Cahaya

Ilmu itu laksana cahaya yang menyinari kegelapan kita. Seperti sebuah lilin yang dapat menyinari langkah kita di dalam kegelapan. Ilmu adalah cahaya yang akan membimbing kita menuju keridhaan-Nya, menyelamatkan kita dari kesesatan, mengeluarkan kita dari kegelapan dan kejahilan menuju cahaya tauhid, hidayah, ketaatan dan seluruh kebaikan.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ  يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan  Allah mengeluarkan mereka dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS. Al-Maidah [5] : 5-6)

Coba kita perhatikan ayat Al-Quran yang mulia di atas. Jika kita tadaburi, dengan mempelajari ilmu agama, dengan mempelajari Al-Quran dan As-Sunnah maka kita akan selamat. Kita akan diberikan petunjuk atau hidayah oleh Allah subhanahu wa ta’ala sehingga kita dapat meraih keridhaan-Nya.

Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ خَلَقَ خَلْقَهُ فِي ظُلْمَةٍ ، ثُمَّ أَلْقَى عَلَيْهِمْ مِنْ نُورِهِ يَوْمَئِذٍ ، فَمَنْ أَصَابَهُ مِنْ نُورِهِ يَوْمَئِذٍ اهْتَدَى ، وَمَنْ أَخْطَأَهُ ضَلَّ

“Sesungguhnya Allah azza wajalla menciptakan makhluk-Nya dalam kegelapan. Lalu Allah memberikan kepada mereka dari cahaya-Nya, maka siapa saja yang mendapatkan cahaya tersebut, maka dia mendapatkan hidayah dan siapa yang tidak mendapatkannya maka dia tersesat.” (HR. At-Tirmidzi no. 2642, Ahmad 2/176, Ibnu Hibban no. 6169 dan Al-Hakim 1/84)

Ada seseorang bertanya, “Bro… lu kapan mau mulai ngaji lagi?” lalu yang ditanya menjawab, “Aduh bro ntar aja… saya belum dapat hidayah nih.. masih malas..” Mungkin sebagian dari kita pernah bertanya ke teman atau mungkin kita sendiri pernah menyatakan hal ini. Ya, hidayah tidak akan mungkin datang kepada kita dengan sendirinya, akan tetapi hidayah akan datang kepada kita ketika kita mau berusaha untuk mencarinya. Lihat saja sahabat Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu yang mengembara ke negeri-negeri untuk mencari hidayah, beliau mempelajari semua agama besar di jazirah Arab saat itu. Beliau mempelajari agama Majusi namun beliau menyatakan ini agama yang tidak benar, beliau mempelajari agama Nasrani dan beliau pun menyatakan ini agama yang tidak benar, kemudian beliau mempelajari agama Yahudi dan beliau pun kembali menyatakan ini agama yang tidak benar. Hingga akhirnya dengan usaha beliau dalam mencari kebenaran, maka Allah subhanahu wa ta’ala memberikan hidayah kepada beliau dengan Islam dan beliau pun menyatakan bahwa ini adalah agama yang haq yang akan menyelamatkan kita dari kebinasaan. Masyaa Allah, coba kita perhatikan kisah tersebut, hidayah tak akan datang jika kita tidak mencarinya. Lalu darimana hidayah itu akan datang? Salah satunya adalah dengan berusaha mempelajari ilmu agama, karena ilmu agama ini adalah cahaya kehidupan.

2.       Ilmu Merupakan Tanda Kebaikan Seorang Hamba

Jika kita diberi kemudahan dalam memahami dan mempelajari agama, maka hal ini menunjukan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala menghendaki kebaikan untuk kita. Ketika Allah subhanahu wa ta’ala telah menghendaki kebaikan untuk kita, maka kehidupan kita akan menjadi sangat berarti, masa depan kita akan cemerlang, akan mendapatkan suatu kenikmatan yang luar biasa di dunia dan yang terutama adalah kita akan meraih keridhaan-Nya dan akan mendapatkan surga yang luasnya lebih luas daripada langit dan bumi.

Dari Mu’awiyah bin Abu Sufyan radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki padanya kebaikan, maka Dia akan menjadikannya seorang Faqih dalam agama.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad dan Ad-Darimi)

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah dalam kitabnya Fathul Bari menjelaskan mengenai hadits di atas, beliau berkata:

لأن من لم يعرف أمور دينه لا يكون فقيها ولا طالب فقه فيصح أن يوصف بأنه ما أريد به الخير وفي ذلك بيان ظاهر لفضل العلماء على سائر الناس ولفضل التفقه في الدين على سائر العلوم

“Sebab orang yang tidak memahami perkara agamanya, dia bukanlah seorang yang faqih dan bukan pula seorang yang menuntut ilmu, sehingga tepat jika ia disifati sebagai orang yang tidak dikehendaki kebaikan untuknya. Ini merupakan penjelasan yang terang yang menunjukkan keutamaan para ulama dibanding seluruh manusia, dan menunjukkan keutamaan mendalami agama dibanding ilmu-ilmu lainnya.” (Fathul Bari, Jilid 1 hal. 165)

Wahai saudaraku, marilah kita menjadi orang-orang yang terbaik yang dimuliakan Allah subhanahu wa ta’ala dengan berusaha untuk senantiasa mendalami ilmu agama, mempelajarinya serta mengajarkannya, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

خَيْرُكُمْ من تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 4739)

3.        Menuntut Ilmu adalah Jalan Menuju Surga

Anda ingin masuk surga? Ya iyalah siapa kali yang mau di cemplungin ke neraka walau cuma sedetik. Jadi ngawur dah orang yang bilang “gak apa-apa saya masuk neraka dulu yang penting nanti di syafa’atin oleh Rasulullah dan masuk surga.” Bayangkan saja, siksa teringan di neraka itu adalah dipakaikan sandal dari api neraka dimana dengan panasnya otak seseorang akan mendidih. Dan ingat lho, 1 hari akhirat itu 1000 tahun dunia. Na’udzubillahi min dzalik. Bagaimana masih ada seseorang yang mau masuk neraka dulu? Mungkin ada yang tidak beres dengannya. Jangan dah, berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan mintalah surga Firdaus, jangan tanggung-tanggung!

Baiklah kembali ke tema. Menuntut ilmu adalah jalan menuju surga. Diriwayatkan oleh Imam Muslim rahimahullah dalam kitabnya yaitu Shahih Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فيه عِلْمًا سَهَّلَ الله له بِهِ طَرِيقًا إلى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk mendapatkan ilmu, maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim no. 2699)

Hadits di atas menjelaskan bahwasanya dengan menuntut ilmu secara ikhlas dengan mengharapkan ridha Allah subhanahu wa ta’ala, seseorang akan dimudahkan untuk memahami mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang haq dan mana yang bathil, mana yang halal dan mana yang haram. Setelah dia tahu hukum suatu perkara, kemudian dia mengamalkan ilmunya tersebut dan menggabungkan antara ilmu, amal dan keikhlasan, maka niscaya Allah subhanahu wa ta’ala akan meridhainya dan tak ada balasan yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada hamba-Nya yang taat dan mengikuti Sunnah-sunnah Rasul-Nya selain surga yang terdiri dari 100 tingkat, dimana setiap tingkatnya seluas langit dan bumi. Masyaa Allah.

Ada opini salah yang beredar di masyarakat muslim. Sebagian kaum muslimin beranggapan bahwa menuntut ilmu agama hanyalah kewajiban bagi para santri di pondok pesantren saja. Sehingga jika ada seseorang yang senantiasa istiqomah mengikuti kajian keislaman maka akan muncul kata-kata sinis seperti, “eh lu tong, rajin amat ngaji… mau jadi ustadz?” atau perkataan “ah lu ngaji mulu… sok suci lu.” Padahal kita semua seluruh umat muslim baik laki-laki maupun perempuan di wajibkan untuk menuntut ilmu sebagaimana hadits yang masyhur yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Abdil Barr rahimahullah dalam Kitabnya Jami’ Bayanil Ilmi, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ على كل مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Abdil Barr dalam Jami’ Bayanil Ilmi, Juz 1 hal 7-8. Shahih Al-Jami’ no. 3913)

4.       Ilmu Agama Akan Menyelamatkan dari Laknat Allah

Diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi rahimahullah dan Imam Ibnu Majah rahimahullah, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ ما فيها إلا ذِكْرُ اللَّهِ وما وَالَاهُ وَعَالِمٌ أو مُتَعَلِّمٌ

“Sesungguhnya dunia itu terlaknat, terlaknat segala isinya, kecuali zikir kepada Allah dan amalan- amalan ketaatan, demikian pula seorang yang alim atau yang belajar.” (HR. At-Tirmidzi no. 2322 dan Ibnu Majah no. 4112)

Al-Munawi rahimahullah menjelaskan mengenai hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu di atas, beliau berkata: “Dunia terlaknat, disebabkan karena ia memperdaya jiwa-jiwa manusia dengan keindahan dan kenikmatannya, yang memalingkannya dari beribadah kepada Allah lalu mengikuti hawa nafsunya.” (Tuhfatul Ahwadzi, Jilid 6 hal. 504)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah dalam Kitabnya Majmu’ Fatawa berkata:

فكل عمل يعمله العبد ولا يكون طاعة لله وعبادة وعملا صالحا فهو باطل فإن الدنيا ملعونة ملعون ما فيها إلا ما كان لله وإن نال بذلك العمل رئاسة ومالا فغاية المترئس أن يكون كفرعون وغاية المتمول أن يكون كقارون

“Setiap amalan yang dilakukan seorang hamba yang tidak berbentuk ketaatan, ibadah dan amalan saleh maka amalan tersebut merupakan amalan yang batil, sebab dunia ini terlaknat dan terlaknat segala isinya kecuali sesuatu yang dilakukan karena Allah, meskipun amalan batil itu menyebabkan seorang meraih kepemimpinan dan harta, maka seorang pemimpin bisa menjadi Firaun, dan seorang yang gila harta bisa menjadi Qarun.” (Majmu’ Fatawa, Jilid 8 hal. 76)

Dari hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas dan juga penjelasan para ulama dapat kita tarik kesimpulan bahwasanya dengan menuntut ilmu niscaya kita akan selamat dari laknat Allah subhanahu wa ta’ala baik di dunia dan juga kelak di akhirat. Maka ayo kita semangat… Marilah kita cari ilmu agama sebanyak-banyaknya agar kita dapat meraih ridha-Nya dan selamat dari kemurkaan dan siksa-Nya.

5.        Ilmu Lebih Utama dari Ibadah

Dalam sebuah hadits shahih, dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ على الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ على سَائِرِ الْكَوَاكِبِ

“Sesungguhnya keutaman seorang yang berilmu dibanding dengan ahli ibadah itu laksana bulan di malam purnama dibanding seluruh bintang-bintang.” (HR. Abu Dawud no. 3641 dan Ibnu Majah no. 223)

Juga dalam riwayat lain dari jalur Hudzaifah bin Yaman radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَضْلُ الْعِلْمِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ فَضْلِ الْعِبَادَةِ ، وَخَيْرُ دِينِكُمُ الْوَرَعُ

“Keutamaan ilmu lebih aku sukai dari keutamaan ibadah, dan sebaik-baik agama kalian adalah bersikap wara’.” (HR. Al-Hakim, Al-Bazzar dan Ath-Thayalisi)

Maksud dari hadits di atas, bukan menafikan ilmu dan menganggap menuntut ilmu bukanlah bagian dari ibadah. Akan tetapi menuntut ilmu dan mengajarkannya adalah bagian dari ibadah itu sendiri. Bahkan menuntut ilmu dan juga mengajarkannya kepada orang lain, merupakan suatu amalan ibadah yang lebih utama daripada amalan ibadah lainnya seperti shalat Sunnah, puasa Sunnah dan juga lainnya. Bahkan menuntut ilmu dan mengajarkannya termasuk kedalam bentuk jihad fii sabilillah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبُ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ

“Barangsiapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah sampai ia kembali.” (HR. At-Tirmidzi no. 2647)

Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata, “Aku tidak mengetahui ada satu ibadah yang lebih utama dari engkau mengajarkan ilmu kepada manusia.” (Jami’ Bayanil ‘Ilmi no. 227)

Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu berkata, “Barangsiapa yang menyangka bahwa berangkat menuntut ilmu bukanlah suatu amalan jihad, maka sungguh dia telah kurang pandangan dan akalnya.” (Miftahu Daris Sa’adah, Jilid 1 hal. 122)

Sesungguhnya masih sangat banyak fadhilah atau keutamaan dari mempelajari agama yang telah dijelaskan didalam Al-Quran dan As-Sunnah, akan tetapi semoga dengan risalah singkat ini dapat menjadi penyemangat kepada kita semua untuk terus mendalami dan menyelami samudera ilmu Allah yang sangat luas dan terus menggali harta karun warisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini. Hiasilah hidupmu dengan ilmu agama. Hanya Allah yang memberikan hidayah taufiq, Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

0 Comment for "Hiasilah Hidupmu dengan Ilmu Agama"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top