“Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami.”
(HR. At-Tirmidzi no. 2695)
Kenapa
yang dihadiahi biasanya adalah coklat di hari valentine? Bolehkah memberi
hadiah tersebut pada rekan, teman atau kekasih di hari tersebut? Bagaimana jika
kita diberi coklat, apakah boleh kita terima?
Ini
Alasannya Kenapa Perayaan Valentine Identik dengan Coklat
Ternyata,
coklat mengandung phenylethylamine yang berfungsi membantu penyerapan
dalam otak dan menghasilkan dopamine yang akan menyebabkan perasaan gembira,
meningkatkan rasa tertarik dan dapat menimbulkan perasaan jatuh cinta. Tidak
heranlah coklat menjadi pilihan hadiah tanda cinta. Disebabkan oleh teksturnya
yang lembut dan mudah larut secara perlahan memberikan kesan sensual bagi orang
yang menikmatinya. Selain itu,coklat dapat memberikan kesan nyaman, rileks dan
dapat meningkatkan gairah seksual.
Berarti
ada tujuan tidak baik di balik coklat, apalagi jika dilihat pasangan yang
diberi masih belum halal karena belum ada akad nikah? Lihat saja, meningkatkan
gairah seksual. Apa maksudnya? Apa ingin menghalalkan zina dengan hadiah coklat
tersebut? Wallahul musta’an.
Masalah
Merayakan Valentine
Intinya,
merayakan valentine atau hari kasih sayang, ada beberapa sisi kerusakan:
1 -
Merayakan perayaan non muslim
Jelas
banget, hari valentine bukanlah perayaan muslim. Perayaan atau hari besar kaum
muslimin hanyalah dua, tidak ada yang lainnya. Anas radhiyallahu ‘anhu
berkata:
قَدِمَ
رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْمَدِينَةَ وَلأَهْلِ الْمَدِينَةِ
يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ « قَدِمْتُ عَلَيْكُمْ وَلَكُمْ يَوْمَانِ
تَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ يَوْمَيْنِ خَيْراً
مِنْهُمَا يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ النَّحْرِ
“Ketika Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua
hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka
beliau berkata, “Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di
masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti
keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan
Idul Adha (hari Nahr)” (HR. An-Nasai no. 1556)
Kita
pun dilarang tasyabbuh dengan non muslim, yaitu dilarang meniru non muslim
dalam perayaan mereka. Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
مَنْ
تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang
menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Abu Dawud
no. 4031)
Dari
‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
لَيْسَ
مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا
“Bukan termasuk
golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami” (HR. At-Tirmidzi no. 2695)
Kenapa
sampai kita dilarang meniru-niru orang kafir secara lahiriyah? Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah rahimahullah berkata:
أَنَّ
الْمُشَابَهَةَ فِي الْأُمُورِ الظَّاهِرَةِ تُورِثُ تَنَاسُبًا وَتَشَابُهًا فِي
الْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ وَلِهَذَا نُهِينَا عَنْ مُشَابَهَةِ الْكُفَّارِ
“Keserupaan dalam
perkara lahiriyah bisa berpengaruh pada keserupaan dalam akhlak dan amalan.
Oleh karena itu, kita dilarang tasyabbuh dengan orang kafir.” (Majmu’ Al-Fatawa,
Jilid 22 hal. 154)
Imam
Adz-Dzahabi rahimahullah juga berkata:
فإذا
كان للنصارى عيد ، ولليهود عيد ، كانوا مختصين به ، فلا يشركهم فيه مسلم ، كما لا
يشاركهم في شرعتهم ولا قبلتهم
“Orang Nashrani punya
perayaan, demikian pula orang Yahudi, di mana mereka mengistimewakan hari
tersebut. Maka janganlah seorang muslim meniru mereka dalam perayaan tersebut.
Sebagaimana kita dilarang meniru syari’at dan tidak mengikuti kiblat mereka.”
(Tasyabbuh Al-Khasis bi Ahlil Khamis, Jilid 4 hal. 193)
Jelas
sekali, merayakan valentine termasuk dalam meniru orang kafir. Karena perayaan
tersebut sama sekali bukanlah perayaan muslim, namun diimpor dari barat.
Sejarah valentine bermula dari:
–
Valentine’s Day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh dengan
paganisme dan kesyirikan.
–
Upacara Romawi Kuno di atas akhirnya dirubah menjadi hari perayaan gereja
dengan nama Saint Valentine’s Day atas inisiatif Paus Gelasius I. Jadi acara
valentine menjadi ritual agama Nashrani yang dirubah peringatannya menjadi
tanggal 14 Februari, bertepatan dengan matinya St. Valentine.
– Hari
valentine juga adalah hari penghormatan kepada tokoh nashrani yang dianggap
sebagai pejuang dan pembela cinta.
–
Pada perkembangannya di zaman modern saat ini, perayaan valentine disamarkan
dengan dihiasi nama “hari kasih sayang”.
Jadi
pemuda yang merayakannya saat ini hanyalah latah mengikuti budaya barat.
2 -
Cinta kasih yang tidak halal
Yang
ada di hari kasih sayang atau valentine day adalah cinta kasih yang tidak
halal. Karena yang merayakannya adalah muda-mudi dengan saling memberi hadiah,
kencan berdua, bergandengan tangan, bahkan mejeng di kegelapan demi menyatakan
cinta di hari tersebut. Ini tentu saja cinta kasih yang tidak halal. Cinta
kasih yang halal dalam Islam hanyalah dinyatakan lewat nikah. Cinta kasih bukan
dinyatakan lewat pesan singkat, telepon, jalan berdua, berdua-duaan, kencan
dinner, dinyatakan dengan pemberian coklat, bahkan ada yang membuktikannya
dengan zina. Cinta sejati dibuktikan dengan menikah karena itulah yang halal
bahkan berpahala di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
Inilah
manfaat nikah. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا
تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نِصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي
النِّصْفِ البَاقِي
“Jika seseorang menikah,
maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada
Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al-Baihaqi)
Imam
Al-Ghozali rahimahullah sebagaimana dinukil dalam kitab Mirqotul Mafatih
berkata, “Umumnya yang merusak agama seseorang ada dua hal yaitu kemaluan dan
perutnya. Menikah berarti telah menjaga diri dari salah satunya. Dengan nikah
berarti seseorang membentengi diri dari godaan syaithon, membentengi diri dari
syahwat (yang menggejolak) dan lebih menundukkan pandangan.”
Jadi
dengan menikah berarti menjaga agama. Sebaliknya, menyalurkan cinta lewat
pacaran malah merusak agama seseorang.
3 -
Berzina atau melakukan hal-hal yang merupakan perantara menuju zina
Inilah
yang nyata saat merayakan valentine, setiap pasangan akan menyatakan cinta pada
yang lain. Bahkan ada yang membuktikan dengan cara yang parah sampai berzina.
Padahal mendekati zina saja tidak boleh apalagi sampai berzina:
وَلَا
تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu
mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu
jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’ [17] : 32)
Imam
Al-Qurthubi rahimahullah berkata, ayat ini sangat bagus dan lebih
menunjukkan larangan daripada perkataan “Janganlah melakukan zina”. Maksudnya,
larangan tersebut untuk mendekati, tentu saja jika sampai terjerumus, jelas
terlarangnya.
Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ
لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي
حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ
أَثَامًا
“Dan orang-orang yang
tidak menyembah Rabb yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak
berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat
(pembalasan) dosa(nya).” (QS. Al-Furqan [25] : 68)
Artinya,
orang yang melakukan salah satu dosa yang disebutkan dalam ayat ini akan
mendapatkan siksa dari perbuatan dosa yang ia lakukan.
4 - Menghambur-hamburkan
uang
Memberi
coklat dan hadiah pada pasangan pada hari valentine juga termasuk tabdzir atau
menghambur-hamburkan uang. Karena yang disebut tabdzir adalah menyalurkan harta
pada suatu yang haram dan sia-sia.
Qotadah
mengatakan, “Yang namanya tabdzir (pemborosan) adalah mengeluarkan nafkah dalam
berbuat maksiat pada Allah, pada jalan yang keliru dan pada jalan untuk berbuat
kerusakan.” (Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 5 hal. 68)
Menghambur-hamburkan
harta dalam hal yang sia-sia ini termasuk temannya setan sebagaimana disebutkan
dalam ayat:
وَلا
تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu
adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al-Isra’ [17] : 26-27)
Bolehkah
Menerima Coklat yang Diberi di Hari Valentine?
Sama
halnya dengan acara perayaan yang tidak ada tuntunan lainnya -seperti ulang
tahun-, maka menerima hadiah dari coklat di hari valentine mesti menimbang maslahat
dan mudhorot.
Syaikh
Shalih Al-Munajjid hafizhahullah berkata mengenai hukum menerima kado
ulang tahun, “Menerima hadiah dari acara yang tidak ada tuntunan tidak
dibolehkan karena hal itu termasuk menyokong acara tersebut tetap laris manis.
Maka hendaklah menolak hadiah tersebut dengan cara yang halus. Namun jika
khawatir merusak hubungan dengan rekan kita, maka jelaskan padanya bahwa kita
menerima hadiah karena itu hadiah saja bukan maksud mendukung acara yang tidak
ada tuntunan tersebut. Dengan menambahkan keterangan bahwa kita tidak lagi akan
menerima kado seperti itu di masa akan datang. Juga tidak perlu membalas
memberikan hadiah di hari ulang tahunnya.” (Fatwa Al-Islam Sual wal Jawab no.
146449). Menerima hadiah di hari valentine seperti itu pula, timbang-timbanglah
maslahat dan bahayanya.
Wallahu a’lam. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah.
سُبْحَانَكَ
اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ
وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
0 Comment for "Coklat Di Hari Valentine"