Obat Tatkala Cinta Menyapa

“Jatuh cinta adalah penyakit dan obatnya adalah menikahi orang yang dicintainya.” (Ibnu Qayyim Al-Jauziah)


Upaya preventif di masa sehat tidak sepatutnya ditinggalkan. Dan ketika sebab-sebab penyakit itu telah diketahui, maka wajib dijauhi. Ketika suatu penyakit sudah menimpa, maka kita harus segera pergi ke Dokter sebelum penyakitnya menjadi kronis.

Nah.... Bagaimankah cara mengobati diri, tatkala si cinta menyapa di dalam dada agar si cinta tidak menjadi petaka bagi yang merasakannya. Adapun cara-cara mengobatinya adalah sebagai berikut:

1. Nikah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Kami tidak pernah mendapatkan suatu ikatakan bagi orang yang saling mencintai yang serupa dengan ikatan pernikahan.” (HR. Abdurrazzaq, Ibnu Majah, Ath-Thabrani, Al-Hakim, Al-Baihaqi dan dishahihkan oleh Al-Albani)

Ibnu Qayyim Al-Jauziah rahimahullah pernah berkata : “Jatuh cinta adalah penyakit dan obatnya adalah menikahi orang yang dicintainya.”

Inilah obat yang paling jitu bagi orang yang sedang di mabuk cinta, karena menikah dapat mengobati cinta yang menggelora. Tapi kalau belum mampu menikah, maka perbanyaklah berpuasa.

2. Jangan berdua-duaan

Tatkala seseorang tidak mampu merealisasikan cintanya dalam ikatan yang suci, maka dia harus berusaha mencari obat dari mabuk cinta tersebut agar dia tidak larut dalam kesengsaraan dan merana. Adapun salah satu caranya adalah tidak berdua-duaan atau berkhalwat dengan orang yang di cintai, karena apabila hal tersebut terjadi maka setan akan semakin memperkeruh masalah.

Sahabat Jabir radhiyallahu ’anhu menuturkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah seseorang berduaan dengan seorang wanita tanpa disertai tanpa disertai mahramnya. Sebab, ketiganya adalah setan.” (HR. Ahmad dalam Al-Musnad 3/33 dan hadits ini Hasan dengan pendukung-pendukungnya. Lihat, Shahih Al-Jami’, no.6506)

3. Jaga pandangan

Ketahuilah bahwa permulaan cinta itu pada umumnya terjadi ketika memandang kepada rupa yang menawan. Diprolehnya cinta dengan pandangan ini ada tandanya. Yaitu ketika pandangan tertuju kepada sesuatu yang indah, maka hatinya berdebar-debar nyaris terbang kepadanya. Jika dia menarik pandangannya, maka hatinya gelisah sehingga kembali melihatnya. Ini adalah tanda cinta, betul tidak saudara-saudara? hahaha....

Diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

"Pandangan itu adalah panah beracun dari panah-panah iblis. Maka barangsiapa yang memalingkan pandangannya dari kecantikan seorang wanita, ikhlas karena Allah, maka Allah akan memberikan di hatinya kelezatan sampai pada hari Kiamat." (HR. Ahmad)

4. Jaga ucapan

Pikirkan tentang perbincanganmu dengan kekasihmu. Sebab kamu akan dimintai pertanggung jawaban tentang apa yang kamu katakan. Karena pembicaraan dapat menyalakan api cinta.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu, bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Seorang hamba berkata-kata dengan suatu perkataan yang dapat menggelincirkannya dalam api neraka, yang jaraknya sejauh antara timur dan barat.” (HR. Al-Bukhari no. 6477 dan Muslim no. 49)

5. Kembalilah kepada Allah

Wahai orang-orang yang lagi mabuk cinta, mari kita renungkan firman Allah subhanahu wa ta’ala berikut ini:

“Sesunguhnya orang-orang yang beriman yaitu adalah orang-orang yang ketika disebut nama Allah maka bergetarlah hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayatnya maka bertambahlah iman mereka karenanya. Dan kepada Rabbnya mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal : 2)

Bertanyalah pada diri kita masing-masing, hatimu bergetar saat disebut nama-Nya ataukah namanya? “Mintalah fatwa pada dirimu sendiri” begitulah kata Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.

Bukankah cinta ini yang menjadikan Handhalah radhiyallahu ’anhu meninggalkan malam pertamanya untuk pergi perang lalu meninggal dalam keadaan masih junub? Bukankah cinta ini yang menjadikan Bilal bin Rabah radhiallahu ’anhu mampu menahan derita yang tak terkira? begitu pulalah Ammar bin Yasir, Khalid bin Walid dan lainnya radhiyallahu ’anhum.

6. Sibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat

Karena cinta adalah pekerjaan orang yang menganggur. Ia membayangkan wajah orang yang dicintainya dalam sepi karena kerinduannya kepadanya. Tatkala seseorang menyibukkan hatinya dengan sesuatu hal yang bermanfaat baik dalam perkara agama maupun dunia, maka pelan-pelan dia akan bisa melupakan sang kekasih pujaan, dan cinta yang menggelora tersebut menjadi surut sehingga terlupakan.

7. Ingatlah aib-aib (kekurangan) orang yang di cintai

Di antara yang dapat meyembuhkan batin ialah kamu memikirkan sehingga kamu mengetahui orang yang kamu cintai tidak seperti yang terdapat dalam hatimu. Renungkanlah aib-aibnya, maka kamu akan terhibur.

8. Perbanyaklah berdo’a, berdzikir dan bersabarlah

Ya... Berdo’alah kepada Allah agar perasaan yang menggelora tersebut bisa hilang dan perbanyaklah dzikir kepada-Nya, karena dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang.

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram karena mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d : 28)

Iniliah urain singkat mengenai cinta dan cara mengaturnya, agar kita bisa merasakan cinta itu sebagai suatu anugerah dari Allah yang mendatangkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat kelak. Dan agar kita terjaga, dari gelora cinta yang bisa menjerumuskan ke dalam lembah kesengsaraan.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan para sahabatnya beserta orang yang mengikuti beliau dengan baik sampai hari kiamat Wa akhiru da’wana ‘anil hamdulillahi Rabbil ‘alamiin.

0 Comment for "Obat Tatkala Cinta Menyapa"

Rasulullah ï·º bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top