Keutamaan Syahadat

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka menyatakan bahwa tidak ada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah.” (HR. al-Bukhari no. 25 dan Muslim no. 22)


Melanjutkan pembahasan mengenai syahadat. Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas mengenai keutamaan syahadat. Syahadat adalah kalimat yang sangat agung. Kalimat inilah yang menjadi landasan paling dasar dalam dakwah Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka menyatakan bahwa tidak ada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah.”[1]

al-Imam Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah berkata:

كلمة التوحيد لها فضائل عظيمة ، لا يمكن ها هنا استقصاؤها

“Kalimat tauhid (yaitu syahadat) memiliki keutamaan yang sangat agung serta tidak mungkin bisa dihitung.”[2]

Kalimat Tauhid atau Syahadat memiliki banyak sekali fadhilah atau keutamaan. Beberapa keutamaan atau fadhilah dari syahadat antara lain:

  • Kalimat Tauhid Merupakan kunci surga

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ

“Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah ‘laa ilaha illallah’, maka dia akan masuk surga.”[3]

مَنْ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ

Barangsiapa mengucapkan saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, dan (bersaksi) bahwa Isa adalah hamba Allah dan anak dari hamba-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta Ruh dari-Nya, dan (bersaksi pula) bahwa surga adalah benar adanya dan neraka pun benar adanya, maka Allah pasti akan memasukkannya ke dalam surga dari delapan pintu surga yang mana saja yang dia kehendaki.”[4]

  • Kalimat Tauhid merupakan pembebas dari api neraka

Diriwayatkan, suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar muadzin mengucapkan ‘Asyhadu an laa ilaha illallah’. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan pada muadzin tadi:

خَرَجْتَ مِنَ النَّارِ

“Engkau terbebas dari neraka.”[5]

  • Kalimat Tauhid adalah kalimat paling utama yang dapat menghapuskan dosa-dosa

Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu berkata:

قُلْتُ ياَ رَسُوْلَ اللهِ كَلِّمْنِي بِعَمَلٍ يُقَرِّبُنِي مِنَ الجَنَّةِ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ، قَالَ إِذاَ عَمَلْتَ سَيِّئَةً فَاعْمَلْ حَسَنَةً فَإِنَّهَا عَشْرَ أَمْثَالِهَا، قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مِنَ الْحَسَنَاتِ ، قَالَ هِيَ أَحْسَنُ الحَسَنَاتِ وَهِيَ تَمْحُوْ الذُّنُوْبَ وَالْخَطَايَا

“Katakanlah padaku wahai Rasulullah, ajarilah aku amalan yang dapat mendekatkanku pada surga dan menjauhkanku dari neraka.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila engkau melakukan kejelekan (dosa), maka lakukanlah kebaikan karena dengan melakukan kebaikan itu engkau akan mendapatkan sepuluh yang semisal.” Lalu Abu Dzar berkata lagi: “Wahai Rasulullah, apakah ‘laa ilaha illallah’ merupakan kebaikan?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalimat itu merupakan kebaikan yang paling utama. Kalimat itu dapat menghapuskan berbagai dosa dan kesalahan.”[6]

  • Kalimat Tauhid adalah dzikir yang paling utama

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

“Dzikir yang paling utama adalah ‘laa ilaha illallah’.”[7]

  • Kalimat Tauhid adalah amal yang paling banyak ganjarannya, menyamai pahala memerdekakan budak dan merupakan pelindung dari gangguan setan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ . فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ ، وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِىَ ، وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ ، إِلاَّ أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ

Barangsiapa mengucapkan laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syai-in qadir’ (tidak ada tuhan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu) dalam sehari sebanyak 100 kali, maka baginya sama dengan sepuluh budak (yang dimerdekakan), dicatat baginya 100 kebaikan, dihapus darinya 100 kejelekan, dan dia akan terlindung dari setan pada siang hingga sore harinya, serta tidak ada yang lebih utama darinya kecuali orang yang membacanya lebih banyak dari itu.”[8]

Selain lima hal di atas, masih sangat banyak fadhilah dari syahadat yang tidak bisa penulis cantumkan disini. Demikianlah penjelasan mengenai rukun Islam yang pertama yaitu dua kalimat syahadat. Semoga Allah memudahkan kita dalam memahaminya. Nasyhadu an laa ilaha illallahu wa anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh, wa shallallahu ‘alaa sayyidina Muhammad, wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ


[1] HR. al-Bukhari no. 25 dan Muslim no. 22
[2] Kalimah al-Ikhlash, hal. 52
[3] HR. Abu Dawud no. 3116
[4] HR. al-Bukhari no. 3252 dan Muslim no. 28
[5] HR. Muslim no. 382
[6] Kalimah al- Ikhlas, hal. 55
[7] HR. at-Tirmidzi no. 3383
[8] HR. al-Bukhari no. 3293 dan Muslim no. 2691



Referensi

  • al-Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin Ism’ail al-Ju’fi al-Bukhari. Shahih al-Bukhari. 1419 H. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • al-Imam Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah at-Tirmidzi. Jami’ at-Tirmidzi. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • al-Imam Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi. Shahih Muslim. 1419 H. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • al-Imam Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Azdi as-Sijistani. Sunan Abu Dawud. Bait al-Afkar ad-Dauliyyah Riyadh.
  • al-Imam al-Hafizh Abu al-Faraj Zainuddin ‘Abdurrahman bin Rajab al-Baghdadi al-Hanbali. Kalimah al-Ikhlash wa Tahqiq Ma’naha. 1399 H. al-Maktab al-Islami Damaskus.

0 Comment for "Keutamaan Syahadat"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top