Makna Thaghut

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut.” (QS. an-Nahl [16] : 36)


Allah subhanahu wa ta’ala mengutus para Rasul sejak masa Nabi Nuh ‘alaihis salam hingga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan satu tugas yang sama yaitu perintah untuk mentauhidkan Allah subhanahu wa ta’ala dan mengingkari Thaghut. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut.”[1]

            Ingkar dan kufur kepada Thaghut merupakan syarat sah iman, sehingga tidak sah iman seseorang hingga dia mengingkari Thaghut. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا

“Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.”[2]

Secara bahasa, Thaghut berasal dari kata (طَغَى) yang bermakna melampui batas, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:

إِنَّا لَمـَّا طَغَى الْمَاءُ حَمَلْنَاكُمْ فِي الْجَارِيَةِ

“Sesungguhnya ketika air melampaui batas, Kami bawa kalian di perahu.”[3]

Sedangkan secara istilah, beberapa ulama menjelaskan maksud dari Thaghut. al-Imam Ibnu al-Manzhur rahimahullah berkata:

الطاغوتُ ما عُبِدَ من دون الله عز وجل وكلُّ رأْسٍ في الضلالِ طاغوتٌ وقيل الطاغوتُ الأَصْنامُ وقيل الشيطانُ وقيل الكَهَنةُ وقيل مَرَدةُ أَهل الكتاب

“Thaghut adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah ‘azza wa jalla.  Dan segala pemimpin kesesatan adalah thaghut. Dikatakan, thaghut adalah berhala-berhala. Dikatakan pula setan dan dukun.”[4]

al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata:

من عدل عن الكتاب والسنة، وتحاكموا إلى ما سواهما من الباطل، وهو المراد بالطاغوت

“Barangsiapa yang menyimpang dari al-Qur’am dan as-Sunnah dan mereka berhukum kepada selain keduanya, yaitu kepada kebathilan, dialah yang dimaksud dengan thaghut.”[5]

al-Imam ath-Thabari rahimahullah berkata:

الطاغوت أنه كل ذي طغيان على الله فعبد من دونه إما بقهر منه لمن عبده وإما بطاعة ممن عبده له وإنسانا كان ذلك المعبود أو شيطانا أو وثنا أو صنما أو كائنا ما كان من شيء

“Thaghut adalah segala sesuatu yang melampaui batas terhadap Allah, lalu diibadahi selain dari-Nya, baik dengan adanya paksaan kepada orang yang beribadah kepadanya, atau dengan ketaatan orang yang beribadah kepadanya. Sesuatu yang diibadahi itu bisa berupa manusia, setan, berhala, patung, atau yang lainnya.”[6]

al-Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata:

وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ أي اتركوا كل معبود دون الله كالشيطان والكاهن والصنم، وكل من دعا إلى الضلال

“Dan jauhilah thaghut, maknanya adalah tinggalkanlah segala sesuatu yang diibadahi selain Allah, seperti setan, dukun, berhala, dan semua yang menyeru kepada kesesatan.”[7]
­

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:

وهو اسمُ جنسٍ يدخل فيه الشيطان والوثن والكهان والدرهم والدينار وغير ذلك

“Thaghut merupakan isim jenis yang masuk padanya: setan, berhala, dukun, dirham, dinar dan yang lainnya.”[8]

al-Imam Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata:

والطاغوت كل ما تجاوز به العبد حده من معبود و متبوع أو مطاع

“Thaghut adalah segala sesuatu yang menyebabkan seorang hamba melampaui batas, baik sesuatu itu dari hal yang diibadahi, diikuti, atau ditaati.”[9]

Jika kita perhatikan penjelasan beberapa ulama di atas, maka Thaghut itu adalah segala sesuatu yang menyebabkan seorang hamba melampaui batas sehingga hamba tersebut beribadah, mengikuti atau mentaati selain kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dan yang termasuk ke dalam kategori thaghut sangatlah banyak seperti setan, berhala, dukun, harta bahkan seorang manusia yang menyeru ke dalam kesesatan. Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ


[1] QS. an-Nahl [16] : 36
[2] QS. al-Baqarah [2] : 256
[3] QS. al-Haqqah [69] : 11
[4] Lisan al-‘Arab, hal. 2722
[5] Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, Juz 2 hal. 346
[6] Tafsir ath-Thabari, Juz 5 hal. 419
[7] Tafsir al-Qurthubi, Juz 12 hal. 322
[8] Majmu’ Fatawa, Juz 16 hal. 565-566
[9] I’lam al-Muwaqqi’in, Juz 2 hal. 92


Referensi

  • al-Qur’an al-Kariim
  • al-Hafizh Abu al-Fida’ Isma’il bin ‘Umar bin Katsir al-Qurasyi ad-Dimsyaqi. Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim (Tafsir Ibnu Katsir). 1420 H. Dar Thayyibah Riyadh.
  • al-Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin Abu Bakr bin Ayyub al-Ma’ruf bin Qayyim al-Jauziyyah. I’lam al-Muwaqqi'in ‘an Rabb al-‘Alamiin. 1423 H. Dar Ibn al-Jauzi Riyadh.
  • al-Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar al-Qurthubi. al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an (Tafsir al-Qurthubi). 1427 H. Mu’asasah ar-Risalah Beirut.
  • al-Imam Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-Thabari. Tafsir ath-Thabari Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil al-Qur’an. 1422 H. Markaz Hijr li al-Buhuts wa ad-Dirasah al-‘Arabiyyah wa al-Islamiyyah Kairo
  • al-Imam Muhammad bin Mukrim bin Ali Abu al-Fadhl Jamaluddin Ibnu Manzhur al-Anshari ar-Ruwaifi'i al-Afriqi. Lisan al-‘Arab. Dar al-Ma’arij.
  • asy-Syaikh al-Islam Abu al-‘Abbas Taqiyuddin Ahmad bin ‘Abdul Halim bin Taimiyyah al-Harrani. Majmu’ Fatawa. 1425 H. Wizarah asy-Syu’un al-Islamiyyah wa al-Da’wah wa al-Irsyad as-Sa’udiyyah – Mujamma’ al-Malik Fahd li Thaba’ah al-Mushhaf asy-Syarif.

0 Comment for "Makna Thaghut"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top