“Sesungguhnya ajal kalian dan ajal umat-umat yang telah lalu
hanyalah seperti masa antara shalat ashar dan tenggelamnya matahari.” (HR.
Al-Bukhari no. 3459)
Hari kiamat adalah suatu hal yang pasti dan haq sebagaimana
kematian, alam semesta dan seluruh isinya adalah makhluk Allah subhanahu wa
ta’ala yang fana sehingga akan terjadi di suatu masa, alam semesta dan
seluruh isinya mengalami kebinasaan. Namun tak ada yang mengetahui kapan
terjadinya hari kiamat ini kecuali hanya Allah subhanahu wa ta’ala saja.
Meskipun dekat, namun hari itu Allah subhanahu wa ta’ala rahasiakan.
Tidak ada seorangpun mengetahuinya. Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman:
يَسْأَلُونَكَ
عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لا
يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلا هُوَ
“Mereka
menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah:
“Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak
seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.” (QS.
Al-A’raf [7] : 187)
Pengetahuan tentang hari kiamat adalah ilmu yang Allah subhanahu
wa ta’ala khususkan untuk diri-Nya. Allah subhanahu
wa ta’ala a berfirman:
إِنَّ
اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي
الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ
بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Sesungguhnya
Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah
Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada
seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya
besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Luqman [31] : 34)
Lima perkara inilah kunci-kunci ghaib yang Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam sabdakan dalam haditsnya:
مَفَاتِحُ الْغَيْبِ خَمْسٌ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا اللَّهُ لَا يَعْلَمُ
مَا فِي غَدٍ إِلَّا اللَّهُ وَلَا يَعْلَمُ مَا تَغِيضُ الْأَرْحَامُ إِلَّا اللَّهُ
وَلَا يَعْلَمُ مَتَى يَأْتِي الْمَطَرُ أَحَدٌ إِلَّا اللَّهُ وَلَا تَدْرِي نَفْسٌ
بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ وَلَا يَعْلَمُ مَتَى تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا اللَّهُ
“Kunci-kunci perkara gaib ada lima, tidak ada yang mengetahuinya
kecuali Allah saja. Tidak ada seorang pun yang terjadi esok hari kecuali Allah.
Tidak ada yang mengetahui apa yang ada di dalam rahim kecuali Allah. Tidak ada
satu jiwa pun yang mengetahui apa yang akan dilakukannya besok. Tidak ada yang
mengetahui di bagian bumi mana dia akan mati kecuali Allah. Tidak ada yang
mengetahui kapan turunnya hujan kecuali Allah. Tidak ada yang mengetahui kapan
terjadinya kiamat kecuali Allah.” (HR. Al-Bukhari no. 4697)
Alhasil, tidak satu makhluk pun mengerti kapan hari kiamat
terjadi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hanya mendapatkan
wahyu dari Allah subhanahu wa ta’ala bahwa kiamat terjadi pada hari
Jumat, sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala juga mewahyukan kepada
beliau tentang tanda-tandanya. Selebihnya beliau tidak tahu kepastian hari
tersebut.
Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad hafizhahullah berkata: “Adalah
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika ditanya tentang hari kiamat,
beliau menjawabnya dengan menyebut sebagian tandanya. Maka tidak ada seorang pun
selain Allah subhanahu wa ta’ala yang mengetahui di tahun berapa kiamat
itu, di bulan apa kiamat itu, dan di tanggal manakah di bulan itu. (Adapun
hari), hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menetapkan
bahwa hari itu adalah hari Jum’at. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ
فِيْهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةُ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلَا
تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا يَوْمُ الْجُمُعَةِ
“Sebaik-baik
hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat. Di hari itu Adam
diciptakan, di hari itu ia dimasukkan jannah, dan di hari itu pulalah ia
dikeluarkan dari jannah. Dan tidaklah kiamat itu ditegakkan kecuali pada hari
Jumat.” (HR. Muslim no. 854)
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam –rasul paling
mulia dari kalangan manusia–, demikian pula Jibril 'alaihis salam –rasul
(utusan) paling mulia dari kalangan malaikat– keduanya tidak mengetahui kapan
hari itu akan terjadi. Ketika Jibril ‘alaihis salam datang dalam bentuk
manusia yang tidak dikenal, ia bertanya kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam kapankah hari kiamat? Jawaban Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam ketika itu tidak melebihi ucapan beliau:
مَا الْمَسْؤُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ
“Tidaklah yang ditanya lebih tahu dari yang bertanya.” (Yakni
keduanya sama-sama tidak mengetahui). (HR. Muslim no. 8)
Jika keduanya tidak mengerti kapan hari kiamat, masuk akalkah jika
kemudian ada seseorang yang mengaku tahu kapan hari itu? Subhanallah, ini
adalah kedustaan dan kebodohan yang nyata!!
Bahkan Israfil ‘alaihis salam, malaikat peniup sangkakala
yang dengan tiupannya kiamat akan ditegakkan pun tidak mengetahui kapan Allah subhanahu
wa ta’ala perintahkan dia untuk meniupkan sangkakala. Yang ia lakukan
hanyalah terus menatapkan pandangannya ke arah ‘Arsy, tidak berkedip sedikit
pun menanti perintah Allah subhanahu wa ta’ala untuk meniupkannya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ طَرْفَ صَاحِبِ الصُّورِ مُنْذُ وُكِّلَ بِهَ مُسْتَعِدٌ
نَحْوَ الْعَرْشِ مَخَافَةَ أَنْ يُؤْمَرَ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْهِ
طَرْفُهُ كَأَنَّ عَيْنَيْهِ كَوْكَبَان دُرِّيَّانِ
“Sesungguhnya pandangan malaikat peniup sangkakala selalu tertuju
ke arah Arsy semenjak Allah tugaskan. Khawatir andai ia diperintah meniupkannya
sebelum mengedipkan keduanya, seolah-olah matanya dua bintang yang memancar.”
(HR. Al-Hakim)
Lalu berapakah umur umat islam sejak di utusnya Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam hingga menjelang hari kiamat? wallahu a’lam hanya
Allah subhanahu wa ta’ala sajalah yang mengetahui kepastiannya, hanya
saja Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memberikan
tanda-tandanya dan bernubuwat akan hal itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
مَثَلُكُمْ وَمَثَلُ أَهْلِ الْكِتَابَيْنِ كَمَثَلِ رَجُلٍ
اسْتَأْجَرَ أُجَرَاءَ فَقَالَ: مَنْ يَعْمَلُ لِي مِنْ غَدْوَةٍ إِلَى نِصْفِ
النَّهَارِ عَلَى قِيرَاطٍ؟ فَعَمِلَتِ الْيَهُودُ. ثُمَّ قَالَ: مَنْ يَعْمَلُ
لِي مِنْ نِصْفِ النَّهَارِ إِلَى صَلَاةِ الْعَصْرِ عَلَى قِيْرَاطٍ؟ فَعَمِلَتِ
النَّصَارَى. ثُمَّ قَالَ: مَنْ يَعْمَلُ لِي مِنَ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغِيبَ
الشَّمْسُ عَلَى قِيرَاطَيْنِ؟ فَأَنْتُمْ هُمْ. فَغَضِبَتِ الْيَهُودُ
وَالنَّصَارَى فَقَالُوا: مَا لَنَا أَكْثَرُ عَمَلًا وَأَقَلُّ عَطَاءً؟ قَالَ:
هَلْ نَقَصْتُكُمْ مِنْ حَقِّكُمْ؟ قَالُوا: لاَ. قَالَ: فَذَلِكَ فَضْلِي أُتِيهِ
مِنْ أَشَاءُ
“Perumpamaan kalian dan dua ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani)
adalah seperti seorang yang menyewa pekerja-pekerja. Ia berkata: “Siapakah yang
mau bekerja untukku dari pagi hingga tengah siang dengan upah satu qirath?”
Maka bekerjalah Yahudi. Lalu ia berkata: “Siapakah yang mau bekerja untukku
dari tengah siang hingga shalat ashar dengan upah satu qirath?” Maka bekerjalah
Nasrani. Kemudian ia berkata: “Siapa yang mau bekerja untukku dari ashar hingga
tenggelam matahari dengan upah dua qirath?” Maka (bekerjalah suatu kaum, dan
kalianlah mereka.Marahlah Yahudi dan Nasrani. Mereka berkata: “Kenapa kami yang
lebih banyak pekerjaannya tetapi pemberiannya lebih sedikit?” Allah berfirman:
“Apakah Aku mengurangi sesuatu dari hak kalian? Mereka berkata: “Tidak.” Allah
berfirman: “Itulah keutamaan-Ku, Aku berikan kepada siapapun yang Aku
kehendaki.” (HR. Al-Bukhari no. 2268)
Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda :
إِنَّمَا أَجَلُكُم فِي أَجَلِ مَنْ خَلَا مِنَ الْأُمَمِ مَا بَيْنَ
صَلَاةِ الْعَصْرِ وَمَغْرِبِ الشَّمْسِ
“Sesungguhnya ajal kalian dan ajal umat-umat yang telah lalu
hanyalah seperti masa antara shalat ashar dan tenggelamnya matahari.” (HR.
Al-Bukhari no. 3459)
Hadits-hadits di atas semuanya menunjukkan bahwasanya apa yang
tersisa dari umur dunia dibandingkan umurnya yang telah lalu adalah waktu yang
sangat sedikit. Umat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah kaum
terakhir yang hidup di muka bumi, sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam adalah rasul terakhir yang Allah subhanahu wa ta’ala utus
kepada manusia.
Dari nubuwat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
berdasarkan hadits di atas maka dapat disimpulkan jika umur umat muslim adalah
sisa dari umur umat Yahudi dan Nasrani. Umur umat Yahudi sejak diutusnya Nabi
Musa ‘alaihis salam hingga diutusnya Nabi Isa ‘alaihis salam
adalah 1500 tahun sedangkan umur umat Nasrani sejak diutusnya Nabi Isa ‘alaihis
salam hingga diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
adalah 600 tahun. Hal ini berdasarkan suatu hadits shahih mauquf dari Ibnu
Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata:
“Antara Adam dengan Nuh adalah 1000 tahun, dan antara Nuh
dengan Ibrahim adalah 1000 tahun, dan antara Ibrahim dengan Musa adalah 700
tahun, dan antara Musa dengan Isa adalah 1500 tahun, sedangkan antara Isa
dengan Nabi kita adalah 600 tahun.” (HR. Al-Hakim)
Selain itu Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu dalam sebuah
hadits shahih mauquf pun menegaskan hal demikian, dia berkata:
“Masa-masa antara Isa dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
adalah selama 600 tahun”. (HR. Al-Bukhari)
Mengenai hal ini Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah
menafsirkan bahwa umur umat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
adalah umur umat Yahudi dikurangi umur umat Nasrani yaitu 1500 tahun - 600
tahun = 900 tahun.
Kemudian Ibnu Hajar rahimahullah dalam Kitabnya Fathul Bari
mengatakan adanya tambahan 500 tahun bagi umat Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam sesuai hadits shahih yaitu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam telah bersabda:
إِنِّي لَأَرْجُو أَنْ لَا تَعْجِز أُمَّتِي عِنْد رَبّهَا أَنْ يُؤَخِّرهُمْ
نِصْف يَوْم قِيلَ لِسَعْدٍ وَكَمْ نِصْف يَوْم قَالَ خَمْسمِائَةِ عَام
“Sesungguhnya
saya berharap agar umatku tidak akan lemah di depan Tuhan mereka dengan
mengundurkan (mengulurkan) umur mereka selama setengah hari”. Kemudian Sa’ad
ditanyai orang : Berapakah lamanya setengah hari itu? Ia (Sa’ad) menjawab :
“Lima ratus tahun.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Al Hakim)
Jadi total umur umat Islam menurut Al-Hafizh Ibnu Hajar
Al-Asqalani rahimahullah adalah 900 tahun + 500 tahun = 1400 tahun,
belum termasuk tambahan (karena tidak mungkin umur itu bernilai genap)
Sekarang kita berada di tahun 1436
Hijriah, berarti sudah melewati lebih dari 1400 tahun umur umat islam menurut
perhitungan Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah. Sedangkan
tambahan yang dimaksud itu mungkin adalah umur Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam, karena Islam adalah agama yang dibawa oleh beliau. Juga ditambah
dengan 13 tahun karena awal penulisan tahun Hijriah dimulai pada saat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah. Dan 13 tahun
adalah ketika beliau di Makkah. Wallahu a’lam.
Jika tambahan yang dimaksud adalah demikian maka umur umat islam
adalah 1400 tahun + 63 tahun + 13 tahun = 1476 tahun.... Wallahu a’lam jika
memang demikian maka umur umat islam hanya tersisa 40 tahun lagi.
Hanya Allah subhanahu wa ta’ala sajalah yang mengetahui
kapan kepastian hari kiamat itu akan datang. Maka sebagai manusia yang berakal
dan beriman, sudah sepantasnya kita bersiap dan berbenah diri dengan
mempersiapkan dan memperbaiki segala amal ibadah kita terlebih lagi bisa jadi
kita adalah generasi umat islam terakhir sebelum terjadinya hari kiamat yang
haq itu.
Segala puji hanya bagi Allah subhanahu
wa ta’ala Tuhan semesta alam, penjelasan di atas hanyalah sebuah
perhitungan matematis berlandaskan hadits-hadits shahih sebagai rujukan
mengenai umur umat islam yang diuraikan oleh salah seorang ulama kita yakni
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah. Sedangkan yang tahu
kepastiannya kapan hari kiamat terjadi hanyalah Allah subhanahu wa ta’ala
semata saja yang Maha Mengetahui.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
0 Comment for "Akhir Zaman Hanya Tinggal Hitungan Tahun?"