“Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu
tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta
bencana kehidupan dan kematian.” (HR. Al-Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706)
Malas
adalah suatu sikap yang buruk. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) malas bermakna
tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu. Rasa malas sendiri merupakan
kekuatan dahsyat, yang dimiliki oleh orang lemah untuk mengerdilkan hidupnya
sendiri, hampir dengan tanpa rasa malu. Biasanya rasa malas ini muncul karena
hilangnya motivasi dalam hidup seseorang.
Islam
sendiri membenci sikap malas ini, namun bukan berarti Islam tidak memberikan
solusi akan sikap buruk ini, karena sifat malas ini merupakan naluriah manusia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri telah mengajarkan
kepada kita untuk dapat berlindung dari rasa malas ini, salah satunya dengan
berdo’a kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Diriwayatkan
oleh Imam Muhammad bin Isma’il Al-Bukhari rahimahullah dan Imam Muslim
bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi rahimahullah dalam Kitab Shahih mereka. Anas
bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ
الْعَجْزِ وَ الْكَسَلِ وَ الْجُبْنِ وَ الْهَرَمِ وَ الْبُخْلِ وَ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَ الْمَمَاتِ
“Allahumma innii a’uudzubika minal ‘ajzi wal kasali
wal jubni wal harami wal bukhl. Wa a’uudzubika min ‘adzabil qabri wa min
fitnatil mahyaa wal mamaat. (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan,
rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga
berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).”
(HR. Al-Bukhari no. 6367 dan Muslim no. 2706)
Faedah dari hadits di atas:
- Dianjurkan untuk membiasakan do’a tersebut.
- Do’a tersebut berisi permintaan agar kita diberi keselamatan terhindar dari sifat-sifat jelek yang disebutkan di dalamnya.
- Do’a tersebut berisi permintaan agar kita tidak terjerumus dalam sifat-sifat jelek tersebut.
- Meminta perlindungan dari sifat Al-‘Ajz (العجز) atau kelemahan, yaitu tidak adanya kemampuan untuk melakukan kebaikan.
- Meminta perlindungan dari sifat Al-Kasal (الكسل) atau rasa malas, yaitu tidak ada atau kurangnya dorongan (motivasi) untuk melakukan kebaikan padahal dalam keadaan mampu untuk melakukannya.
- Meminta perlindungan dari sifat Al-Jubn (الجبن) atau rasa takut, artinya berlindung dari rasa takut (lawan dari berani), yaitu berlindung dari sifat takut untuk berperang atau tidak berani untuk beramar ma’ruf nahi mungkar.
- Meminta perlindungan dari Al-Haram (الهرم) atau kejelekan di waktu tua, artinya berlindung dari kembali pada kejelekan umur (di masa tua). Ada apa dengan masa tua? Karena pada masa tua, pikiran sudah mulai kacau, kecerdasan dan pemahaman semakin berkurang, dan tidak mampu melakukan banyak ketaatan.
- Meminta perlindungan dari sifat Al-Bukhl (البخل) atau sifat kikir, artinya berlindung dari sifat pelit (kikir). Yaitu do’a ini berisi permintaan agar seseorang bisa menunaikan hak pada harta dengan benar, sehingga memotivasinya untuk rajin berinfak (yang wajib atau yang sunnah), bersikap dermawan dan berakhlak mulia. Juga do’a ini memaksudkan agar seseorang tidak tamak dengan harta yang tidak ada padanya.
- Meminta perlindungan dari siksa kubur.
- Menunjukkan adanya siksa dan fitnah kubur, karena bagaimana mungkin sesuatu yang dimintai perlindungan, namun hal itu tidak ada. Sungguh mustahil!!! Ibnu Hajar Al-Makki rahimahullah berkata: “Dalam doa perlindungan terhadap siksa kubur ini terdapat bantahan telak terhadap Mu’tzilah yang mengingkari adanya siksa kubur.” (Aunul Ma’bud, Jilid 3 hal. 94)
- Meminta perlindungan dari fitnah (cobaan) ketika hidup dan mati. Ibnu Daqi Al-‘Ied rahimahullah berkata: “Fitnah kehidupan adalah fitnah yang dihadapi manusia semasa ia hidup yaitu berupa fitnah-fitnah dunia (harta), fitnah syahwat, kebodohan dan yang paling besar dari itu semua –semoga Allah melindungi kita darinya- yaitu cobaan di ujung akhir menjelang kematian. Sedangkan fitnah kematian yang dimaksud adalah fitnah ketika mati. Fitnah kehidupan bisa kita maksudkan pada segala fitnah yang ada sebelum kematian. Boleh jadi fitnah kematian juga bermakna fitnah (cobaan) di kubur.” (Aunul Ma’bud, Jilid 3 hal. 95)
Demikianlah penjelasan
ringkas mengenai Do’a Agar dijauhi dari Sifat Malas serta faedah-faedah dalam
hadits Do’a tersebut. Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
0 Comment for "Do'a Agar Dijauhi Dari Sifat Malas"