Hening

“Keheningan malam yang memberikan ruang bagi ruhani bergerak mengalahkan syahwat, untuk terbang ke langit meninggalkan hinanya tarikan dunia.”


Dalam sebuah keheningan malam, seekor anak kelinci tampak gelisah dalam lubang nyaman keluarganya. Entah kenapa, matanya sulit untuk dipejamkan. Pikirannya selalu menerawang ke arah gelap yang membuat suasana kian hening.

“Ayah, kenapa di sebagian hidup kita selalu ada malam yang membuat hening?” tanya sang anak kelinci kepada ayahnya yang tiba-tiba terbangun.

Setelah berpikir sebentar, sang ayah kelinci menjawab, “Begitulah Yang Maha Kuasa menciptakan keseimbangan dalam hidup kita. Ada saatnya kita bergerak, berlari, mencari makan, dan ada saatnya kita beristirahat.”

“Ayah, bukankah kita bisa istirahat dalam suasana terang?” sergah sang anak kelinci di luar dugaan ayahnya.

“Anakku, dalam diri kita ada ego, nafsu yang selalu memaksa kita untuk memenuhi kemanjaan-kemanjaannya. Kepuasannya tidak akan pernah berakhir hingga kita mati. Karena itulah, Yang Maha Bijaksana menciptakan malam untuk memaksa kita tidak lagi menuruti ego atau nafsu,” ucap sang ayah kelinci panjang.

“Tapi ayah, aku tidak bisa terlalu lama mengisi malam hanya dengan istirahat. Seperti yang kualami malam ini,” ungkap si anak kelinci lagi.

“Anakku, malam hanya bentuk dari sebuah keadaan. Isi yang utamanya adalah keheningan. Saat itulah, makhluk hidup seperti kita terpenjara alam ketidakberdayaannya. Dan saat itulah, kita tersadarkan dengan kesalahan, kekhilafan, kelengahan atas apa yang telah kita lakukan di siang tadi agar tidak lagi terulang esoknya. Itulah istirahat yang sebenarnya,” jelas sang ayah kelinci.

Hiruk pikuk kehidupan selama sebelas bulan dalam putaran satu tahun, seperti memenjara kita dalam ruang sempit yang dikuasai nafsu dan syahwat. Seluruh raga terus ingin bergerak memenuhi perintah syahwat untuk mendapatkan kepuasan sesuatu: harta, seks, kekuasaan, kepemilikan, dan sejenisnya.

Allah subhanahu wa ta’ala memaksa hamba-hambaNya yang Ia cintai untuk sejenak berada dalam keheningan. Keheningan malam yang memberikan ruang bagi ruhani bergerak mengalahkan syahwat, untuk terbang ke langit meninggalkan hinanya tarikan dunia.

Dan, keheningan beberapa hari terakhir di bulan suci ini untuk melihat wajah dunia sebelas bulan kita apa adanya. Untuk sesaat, memenjarakan syahwat yang selama ini telah menjadi tuan dalam diri kita.

0 Comment for "Hening"

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top