Perjalanan Ruh Sesaat Sebelum dan Setelah Kematian

“Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (QS. Al-Hajj [22] : 31)


Dari Al-Barra’ bin ‘Azib, dia berkata, “Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (mengantarkan) jenazah seorang laki-laki Anshar. Kemudian kami sampai di kuburan, tetapi belum dibuatkan lahad (Celah yang ada pada kiblat kubur sebagai tempat mayit). Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk, dan kami duduk di sekitar beliau. Seolah-olah di atas kepala kami (hinggap) burung (Di dalam perkataan ini terdapat isyarat diam di saat penguburan, tidak mengeraskan dzikir-dzikir, dan berteriak dengan tahlil seperti perkataan, Laa ilaha illallah atau Allahu Akbar, maka renungkanlah!!!). Ditangan beliau terdapat kayu yang beliau pukulkan ketanah sampai berbekas.

Lalu beliau mengangkat kepalanya, kemudian bersabda, “Berlindunglah kepada Allah dari siksa kubur!” (dua kali atau tiga kali) kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba yang mukmin, saat akan meninggalkan dunia dan menuju akhirat, turun kepadanya malaikat-malaikat dari langit, wajah-wajah mereka putih, wajah-wajah mereka seolah-olah matahari. Mereka membawa kafan dari kafan-kafan sorga, dan hanuth (Minyak wangi khusus yang dicampur untuk mayit, memiliki aroma yang wangi) dari hanuth surga. Sehingga para malaikat itu duduk dari hamba yang mukmin itu sejauh mata memandang.

Dan datanglah malakul maut ‘alaihis salam (Banyak orang menamakannya Izra’il, namun itu tidak ada dalilnya) sehingga dia duduk dekat kepalanya, lalu berkata, ”Wahai nafs (jiwa, ruh, nyawa) yang baik, keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya!”. Maka nyawa itu pun keluar, ia mengalir sebagaimana tetesan air mengalir dari mulut qirbah (wadah untuk menyimpan air yang terbuat dari kulit), lalu malakul maut itu memegangnya.

Setelah malakul maut itu memegangnya, mereka (para malaikat yang berwajah putih itu) tidak membiarkan nyawa itu sekejap mata di tangannya, mereka mengambilnya, dan meletakkannya pada kafan sorga itu. Dan keluarlah darinya bau misk yang paling wangi yang dia dapati di atas bumi.

Kemudian mereka naik membawa nyawa tersebut. Tidaklah mereka melewati sekelompok para malaikat, kecuali sekelompok malaikat itu bertanya, “Ruh siapakah yang baik ini?”. Mereka menjawab, “Si Fulan anak Si Fulan”, dengan nama terbaik yang dia dahulu diberi nama di dunia.

Sehingga mereka membawa nyawa itu sampai ke langit dunia. Kemudian mereka minta dibukakan untuk nyawa tersebut. Maka langit dunia dibukakan untuknya.

Kemudian para penghuni pada tiap-tiap langit mengiringi nyawa itu sampai ke langit yang selanjutnya. Sehingga membawa nyawa itu berakhirke langit yang ke tujuh. Lalu Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Tulislah kitab (catatan) hambaku di dalam ‘iliyyin (Dari kata Al-’Uluw (tinggi), ada juga yang mengatakan, itu adalah langit ke tujuh, dan disanalah ruh-ruh kaum mukminin, wallahu a’lam), dan kembalikanlah dia ke bumi. Karena sesungguhnya dari bumi Kami telah menciptakan mereka, dan darinya Kami akan mengeluarkan mereka, pada waktu yang lain. Maka ruhnya dikembalikan di dalam jasadnya.

Kemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya,
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah Rabbmu?”
Dia menjawab, “Rabbku adalah Allah.”
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah agamamu?”
Dia menjawab, “Agamaku adalah Al-Islam.”
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?”
Dia menjawab, “Beliau utusan Allah.”
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah ilmumu?”
Dia menjawab, “Aku membaca kitab Allah, aku mengimaninya dan membenarkannya.”

Maka seorang penyeru dari langit berseru, “Hamba-Ku telah berrkata benar, berilah dia hamparan dari surga, (dan berilah dia pakaian dari sorga), bukakanlah sebuah pintu untuknya ke surga.

Maka datanglah kepadanya bau surga dan wanginya sorga. Dan diluaskan baginya di dalam kuburnya sejauh mata memandang.

Dan datanglah seorang laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian bagus, beraroma wangi, lalu mengatakan, “Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan (kebaikan)”. Maka ruh orang mukmin itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang shalih.” Maka ruh itu berkata, “Rabbku tegakkanlah hari kiamat, sehingga aku akan kembali kepada istri dan hartaku.”

Dan sesungguhnya seorang hamba yang kafir, pada saat akan meninggalkan dunia dan menuju akhirat, turun kepadanya malaikat-malaikat yang memiliki wajah-wajah hitam.

Mereka membawa pakaian-pakaian dari rambu, sehingga duduk darinya sejauh mata memandang.

Kemudian datanglah malakul maut, sehingga dia duduk di dekat kepalanya, lalu berkata, “Wahai nafs (jiwa, ruh, nyawa) yang jahat, keluarlah menuju kemurkaan Allah dan kemarahannya!” Maka nyawa itupun bercerai-berai di dalam jasadnya. Maka malakul maut mencabutnya, sebagaimana dicabutnya saffud (Gancu, besi-besi bercabang yang dibengkokkan ujungnya) dari wol yang basah. Lalu malakul maut itu memegangnya.

Setelah malakul maut memegangnya, mereka (para malaikat yang berwajah hitam itu) tidak membiarkan nyawa itu sekejap mata di tangannya, sehingga mereka mengambilnya, dan meletakkannya pada pakaian dari rambut itu. Dan keluarlah darinya seperti bangkai yang paling busuk yang didapati di atas bumi.

Kemudian mereka naik membawa nyawa tersebut. Tidaklah mereka melewati sekelompok para malaikat kecuali sekelompok para malaikat itu bertanya, “Ruh siapakah yang jahat ini?”. Mereka menjawab, “Si Fulan anak si Fulan”, dengan nama terburuk yang dia dahulu diberi nama di dunia. Kemudian minta dibukakan, tetapi langit di dunia tidak dibukakan untuknya. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca:

لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ

“Sekali-kali tidak dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lobang jarum.” (QS. Al-A’raf [7] : 40)

Lalu Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Tulislah kitab (catatan) hambaku di dalam sijjin”, (Yakni, penjara dan tempat yang sempit) di bumi yang bawah, kemudian nyawanya dilempar dengan keras.” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca:

وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ

“Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (QS. Al-Hajj [22] : 31)

Kemudian ruhnya dikembalikan di dalam jasadnya. Dan dua malaikat mendatanginya dan mendudukkannya.
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah Rabbmu?”
Dia menjawab, “Hah, hah, aku tidak tahu.”
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah agamamu?”
Dia menjawab, “Hah, hah, aku tidak tahu.”
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?”
Dia menjawab, “Hah, hah, aku tidak tahu.”
Maka seorang penyeru dari langit berseru, “Hambaku telah (berkata) dusta, berilah dia hamparan dari neraka, dan bukakanlah sebuah pintu untuknya ke neraka.”

Maka datanglah kepadanya panasnya neraka dan asapnya. Dan kuburnya disempitkan atasnya, sehingga tulang-tulang rusuknya berhimpitan. Dan datanglah seorang laki-laki berwajah buruk kepadanya berpakaian buruk, beraroma busuk, lalu mengatakan, “Terimalah kabar dengan apa yang menyusahkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan (keburukan)”. Maka ruh orang kafir itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang buruk”. Maka ruh itu berkata, ”Rabbku, janganlah engkau tegakkan hari kiamat.”


Hadits ini ditakhrij oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullahu dalam Musnadnya dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullahu di dalam Ahkamul Janaiz dan Shahih Al-Jami’ no. 1672

2 Comment for "Perjalanan Ruh Sesaat Sebelum dan Setelah Kematian"

termasuk sbgai bantahan adanya ruh ,,

Mungkin maksud antum adalah bantahan adanya ruh gentayangan.... ya tidak ada namanya ruh gentayangan... karena ruh seorang manusia itu setelah meninggal sedang diberikan fitnah kubur, yaitu ditanya oleh malaikat munkar dan nakir... jadi mana sempat dia gentayangan...

Rasulullah bersabda: “al-Quran akan datang pada hari kiamat seperti orang yang wajahnya cerah. Lalu bertanya kepada penghafalnya, “Kamu kenal saya? Sayalah membuat kamu bergadangan tidak tidur di malam hari, yang membuat kamu kehausan di siang harimu.” Kemudian diletakkan mahkota kehormatan di kepalanya dan kedua orangtuanya diberi pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia seisinya. Lalu orang tuanya menanyakan, “Ya Allah, dari mana kami bisa diberi pakaian seperti ini?” kemudian dijawab, “Karena anakmu belajar al-Qur’an.” (HR. ath-Thabrani)

Back To Top